Pelatihan Keamanan Siber di Perusahaan Masih Belum Merata
- Muhammad Bachtiar Nur Fa'izi
- •
- 02 Nov 2024 21.57 WIB
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa banyak eksekutif di bidang keamanan siber belum memberikan perhatian yang cukup pada pelatihan keamanan perangkat lunak untuk seluruh karyawan di perusahaan mereka. Laporan yang dirilis oleh CMD+CTRL Security bersama dengan Wakefield Research ini menunjukkan bahwa program pelatihan keamanan seringkali hanya diberikan kepada sebagian kecil staf. Parahnya lagi, distribusi pelatihan ini tidak selalu berdasarkan pertimbangan atau alasan yang jelas.
Perhatian yang Belum Merata terhadap Keamanan Siber
Dalam temuan tersebut, hampir setengah dari para pemimpin keamanan yang memberikan pelatihan keamanan perangkat lunak tidak memandang kesadaran keamanan sebagai prioritas utama. Artinya, ada gap dalam pengembangan kemampuan karyawan untuk mengenali ancaman dan merespons dengan tepat. Kesadaran keamanan yang baik di seluruh level organisasi dianggap sebagai fondasi yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari ancaman siber.
Menurut laporan berjudul “Enhancing Cybersecurity: The Critical Role of Software Training,” hanya 41% dari eksekutif yang menyadari meningkatnya risiko yang dapat muncul dari pihak ketiga, seperti vendor, serta dari rantai pasok yang semakin kompleks. Padahal, ancaman siber melalui pihak ketiga dan rantai pasokan sudah menjadi isu global yang dapat berdampak serius terhadap keamanan perusahaan.
Perwakilan dari penelitian ini menekankan pentingnya pelatihan keamanan yang tidak hanya membekali karyawan dengan kemampuan mengenali ancaman tetapi juga memberikan panduan praktis mengenai cara menerapkan praktik keamanan. Pelatihan yang dirancang dengan baik dapat membantu karyawan mengenali kerentanan, menghindari risiko, serta menjaga ketahanan operasional rantai pasok.
Pelatihan Terfokus pada Faktor Finansial
Banyak eksekutif keamanan yang justru lebih berfokus pada aspek-aspek seperti kepuasan pelanggan, kecepatan waktu ke pasar, dan efisiensi biaya daripada pada pelatihan keamanan bagi seluruh karyawan. Keputusan ini terkadang diambil dengan alasan keterbatasan sumber daya atau karena pemahaman bahwa pelatihan keamanan bukan prioritas utama. Karena itu, sering kali hanya pelatihan dasar yang diberikan kepada beberapa karyawan terpilih, khususnya pengembang atau staf IT, yang dianggap memiliki peran paling relevan dalam menjaga keamanan digital perusahaan.
Namun, pola pikir ini bisa berbahaya. Ketika seluruh organisasi tidak memiliki dasar pengetahuan yang memadai tentang keamanan siber, potensi pelanggaran keamanan dan kerugian finansial bisa lebih besar. Tanpa pelatihan yang terarah untuk seluruh karyawan, celah keamanan yang berasal dari aktivitas sederhana, seperti membuka email mencurigakan atau menggunakan perangkat yang tidak aman bisa menjadi pintu masuk bagi ancaman siber yang merugikan.
Memperkuat Budaya Keamanan Siber di Tempat Kerja
Perwakilan dari CMD+CTRL Security dan Wakefield Research menyatakan bahwa ketika setiap karyawan memiliki pemahaman tentang ancaman siber dan cara menghadapinya, mereka dapat memperkuat budaya keamanan dalam organisasi. Ini bukan hanya tugas tim IT, melainkan tanggung jawab bersama yang memerlukan dukungan dari seluruh departemen.
Karyawan yang memiliki pemahaman dasar tentang keamanan siber dan dilengkapi dengan pelatihan yang sesuai, berpotensi menjadi “garda terdepan” dalam mengidentifikasi potensi ancaman. Pelatihan ini juga bisa mencakup cara menghadapi serangan phishing, menjaga keamanan data, dan langkah-langkah pencegahan ketika menggunakan perangkat atau jaringan yang kurang aman. Dengan pemahaman ini, karyawan dapat membantu mengurangi risiko dan menyebarkan budaya keamanan yang lebih solid dalam perusahaan.
Langkah Penting bagi Eksekutif dalam Memberikan Pelatihan Menyeluruh
Hasil penelitian ini seharusnya menjadi perhatian bagi eksekutif perusahaan untuk menyediakan pelatihan yang merata dan relevan bagi semua karyawan. Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang memadai, karyawan rentan terhadap ancaman siber yang bisa mengancam integritas data dan sistem perusahaan. Pelatihan yang mencakup seluruh lapisan karyawan akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan membantu mengurangi risiko pelanggaran keamanan yang merugikan.
Para eksekutif perlu menyadari bahwa tanggung jawab untuk melindungi perusahaan dari ancaman siber tidak boleh hanya diletakkan di pundak beberapa orang saja. Keamanan yang efektif adalah kolaborasi yang melibatkan semua orang di perusahaan. Menerapkan pelatihan keamanan siber yang terfokus pada kebutuhan setiap peran karyawan juga akan meningkatkan kesadaran mereka terhadap ancaman yang mungkin mereka hadapi, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan untuk mengatasi potensi risiko.
Membangun Ketahanan Organisasi Melalui Pelatihan Siber
Perusahaan yang ingin meningkatkan ketahanan mereka terhadap ancaman siber perlu mempertimbangkan ulang pendekatan mereka terhadap pelatihan keamanan siber. Alih-alih memberikan pelatihan hanya kepada tim IT atau pengembang, semua karyawan perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menghadapi potensi ancaman. Hal ini tidak hanya akan mengurangi risiko pelanggaran keamanan, tetapi juga akan menambah ketahanan organisasi dalam menghadapi serangan yang semakin canggih.
Memastikan bahwa setiap karyawan memahami dasar-dasar keamanan siber tidak hanya akan mengurangi risiko bagi perusahaan, tetapi juga akan meningkatkan kepercayaan dan integritas organisasi di mata pelanggan dan mitra bisnisnya. Ketahanan organisasi di dunia digital modern sangat bergantung pada kemampuan seluruh tim dalam memahami, mencegah, dan merespons ancaman siber yang muncul setiap saat.
Kesimpulannya, pendekatan yang merata dalam memberikan pelatihan keamanan siber adalah investasi penting yang akan membawa dampak besar bagi perusahaan, tidak hanya untuk melindungi data dan sistem mereka tetapi juga untuk memperkuat kepercayaan dan kredibilitas perusahaan di mata publik.