Jejakin Ciptakan Platform untuk Bantu Kurangi Emisi Karbon


Layanan Cloud Computing

Ilustrasi Layanan Cloud Computing

Tahun 2022 merupakan tahun terpanas keenam sepanjang sejarah. Cuaca ekstrem mengakibatkan kekeringan, kebakaran hutan, kelaparan, banjir, dan gelombang panas dengan frekuensi yang mengkhawatirkan.
 
Efek perubahan iklim yang begitu nyata pun akan terus mengakibatkan dampak negatif bagi ekosistem dan masyarakat di seluruh dunia. Guna mengatasi situasi ini, kolaborasi antara pemerintah dan bisnis dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau sangat diperlukan, dengan sektor swasta memegang peranan penting untuk mentransisi pledge menjadi progress. 
 
Menurut United Nations Climate Change, institusi membutuhkan pendekatan terkoordinasi untuk memastikan kesuksesan dari tujuan berkelanjutan yang telah ditetapkan.

Salah satunya yaitu strategi manajemen karbon yang tepat. Inilah yang menginspirasi Jejakin, penerima penghargaan ‘Microsoft Partner of The Year: 2020 - Partner for Social Impact’ dan ‘Penghargaan Presiden Indonesia untuk Inovasi dalam Dampak Sosial 2021’, untuk menghadirkan solusi carbon offset bagi berbagai institusi.
 
Ada tiga solusi utama yang hadir dalam platform Jejakin:
1. CarbonIQ, sebuah accounting tool yang membantu organisasi memahami emisi karbon dan dampak produk.
 
2. CarbonAtlas, platform monitoring, reporting, dan verification yang membantu organisasi meningkatkan efisiensi serta memantau perkembangan program keberlanjutan.
 
3. CarbonSpace, suatu carbon offset marketplace yang memungkinkan organisasi untuk membiayai proyek aksi iklim mereka, seperti reboisasi dan offset emisi yang tak terhindarkan.
 
“Didukung oleh teknologi platform cloud Microsoft Azure, kami mampu menciptakan platform pengumpulan data, analisis, dan pengimbangan karbon yang kokoh bagi para mitra dan pelanggan; memungkinkan mereka untuk memanfaatkan platform Jejakin sesuai kebutuhan dan tujuan carbon-offsetting masing-masing," Arfan Arlanda, CEO & Founder Jejakin seperti dikutip dari Info Komputer, Selasa.
 
"Kami paham bahwa setiap organisasi dan institusi pasti memiliki target keberlanjutan dan kebutuhan berbeda. Itulah sebabnya, kami menghadirkan berbagai solusi yang dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan,” ujar Arfan.
 
Bagi bisnis, misi keberlanjutan tidak hanya berbicara mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan, namun juga menciptakan nilai jangka panjang. Di Asia Tenggara sendiri, ekonomi hijau diperkirakan mampu menghadirkan peluang ekonomi hingga USD1 Triliun pada 2030. Jejakin pun melihat hal ini sebagai potensi bagi semakin banyak organisasi untuk meningkatkan upaya keberlanjutan mereka.

Jejakin juga mendukung Telkomsel, yang melalui aksi CSR “Telkomsel Jaga Bumi”, telah meluncurkan program carbon offset. Melalui program ini, pelanggan Telkomsel dapat menukarkan Telkomsel Poin mereka menjadi kontribusi setara dengan sebatang pohon, untuk mengimbangi jejak karbon yang timbul sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari. 
 
“Sembari membantu organisasi dan konsumen mengimbangi jejak karbon mereka, kami juga berupaya mempertahankan kelangsungan ekonomi mitra lokal, petani, serta masyarakat. Kami berharap keseimbangan ini dapat menciptakan ekosistem yang bermanfaat bagi alam dan manusia, serta mendukung tercapainya visi kami untuk menciptakan ekonomi sirkular,” lanjut Arfan.
 
Selain kolaborasi, menangani perubahan iklim juga memerlukan inovasi teknis. Azure memungkinkan Jejakin menerima data dari banyak titik pengumpulan, seperti mobile phone, drone, sensor IoT, Light Detection and Ranging (LiDAR), dan satelit.
 
Tidak hanya itu, Azure juga membantu Jejakin menganalisis informasi ekologis mitra atau pelanggan organisasi secara cepat; memungkinkan organisasi memantau emisi karbon dan faktor lingkungan mereka lainnya secara real time serta akurat.


Bagikan artikel ini