Dukung Industri 4.0, Kemenperin Dorong Wirausaha Talenta Digital


Mentri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Mentri Perindustrian, Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si

Kementerian Perindustrian gencar mendorong tumbuhnya wirausaha industri bertalenta digital guna memacu roda perekonomian nasional, termasuk di lingkungan pendidikan yakni kampus.

Salah satu wujud nyata yang telah direalisasikan adalah pemberian bantuan dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berupa program pengembangan wirausaha industri yang disebut Penguatan Industri melalui Optimalisasi Teknologi (Pinoti) kepada Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulsel.

"Program Pinoti memberikan memberikan fasilitasi penguatan industri khususnya para wirausaha baru sektor industri melalui penyediaan co-working space, optimalisasi pemanfaatan teknologi, capacity building seperti pelatihan teknis dan manajemen, test pasar, pameran, sertifikasi dan pendaftaran kekayaan intelektual," kata Menperin di Jakarta yang dikutip melalui Republika.co.id, Senin.

Pemberian bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Menperin kepada Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu di sela acara kuliah umum Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Fakultas Hukum Unhas Makassar.

Kuliah umum yang mengusung tema "Akselerasi Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Melalui Dukungan Teknologi Digital" itu turut dihadiri dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali serta civitas akademika Unhas dari jajaran dosen dan mahasiswa.

Menperin menjelaskan Pinoti merupakan program yang diinisiasi oleh Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin.

Selain itu, program Pinoti mendorong pengembangan jejaring yang luas, meliputi pasar, pelaku bisnis, asosiasi industri, perbankan, lembaga penyedia teknologi, perguruan tinggi dan investor. Tujuannya guna menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing global.

"Bantuan ini diharapkan melahirkan wirausaha industri yang memiliki talenta digital untuk siap berkontribusi dan bersaing di era transformasi digital atau industri 4.0. Apalagi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar," papar Agus.

Lebih lanjut, perkembangan ekonomi digital di Indonesia tidak terlepas dari terus tumbuhnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, dan diprediksi mencapai 124 juta pengguna pada 2025.

"Potensi nilai ekonomi internet ini berasal dari e-commerce, ride-hailing, online travel dan media online yang diproyeksi akan mencapai 134 miliar dolar AS pada tahun 2025," ungkap Menperin.

Sementara itu, McKinsey telah menghitung potensi penggunaan teknologi digital di Indonesia hingga tahun 2025 sebesar 120 miliar dolar AS, di mana sektor manufaktur menyumbang 34,4 miliar dolar AS, terbesar di antara sektor lainnya, seperti ritel, transportasi, pertambangan, agro, telekomunikasi dan media. kesehatan, sektor publik. dan utilitas, dan keuangan.

"Seiring hadirnya era transformasi digital, pemerintah juga terus mengakselerasi ekonomi digital Indonesia. Salah satunya dengan pengembangan keterampilan digital pada generasi milenial. Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan sebagian besarnya merupakan generasi milenial," kata Airlangga Hartarto.

Hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Selama masa pandemi ini ada beberapa sektor yang mengalami peningkatan dalam hal digitalisasi, yaitu di bidang pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech).

"Generasi muda yang berkualitas tinggi akan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di era industri 4.0. Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan berkontribusi senilai Rp4.434 triliun kepada PDB Indonesia di 2030 atau setara dengan 16 persen dari PDB," ujar Airlangga.


Bagikan artikel ini