Ghost Work AI Dapat Gantikan Pekerja Manusia


Teknologi Robot Kecerdasan Buatan

Ilustrasi Teknologi Robot Kecerdasan Buatan

 

Kemajuan dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence di era digital saat ini semakin berkembang dan telah mampu menggantikan berbagai kemampuan dari manusia. Seiring dengan itu muncul istilah Ghost Work (pekerjaan hantu).

Peneliti utama senior di Riset Microsoft dan Indiana University, Mary L Gray menyatakan ghost work kini mengancam pekerja manusia. Secara tidak sadar, manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari bersentuhan dengan ghost work. Hal itu disampaikan Mary dalam acara EmTech Asia 2020, yang diselenggarakan oleh Koelnmesse Pte Ltd dan MIT Technology Review, Selasa (4/8/2020).

Mary mengatakan ghost work yang dimaksud adalah kondisi suatu pekerjaan, bukan mendeskripsikan pekerjaan itu sendiri. Ghost work fokus kepada pekerjaan yang berbasis tugas dan pembuat konten yang disalurkan melalui internet, atau melalui program aplikasi saja. Ghost work yang dimaksud Mary ialah jenis pekerjaan seperti memberi label, mengedit, memfasilitasi atau fasilitator, mengolah atau memilah informasi, serta menyebar luaskan informasi atau konten.

Ghost work bekerja dengan menggunakan algoritma dalam sistem AI, bukan pekerja manusia. Mary mengakui, ghost work oleh AI sebetulnya banyak memberikan manfaat untuk manusia, khususnya di industri. Ghost work memungkinkan pekerjaan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja serta dengan waktu yang fleksibel selama terhubung ke internet.

Mary menjelaskan ghost work AI merupakan salah satu bentuk tenaga kerja yang tidak terlihat dan akan mengurangi pekerja manusia. Artificial Intelligence merupakan kecerdasan buatan yang diciptakan di dalam mesin, di mana pengembangan mesin itu diberikan kecerdasan dalam pembelajaran, berpola pikir dan merespon sesuatu layaknya yang dilakukan oleh manusia. Kecanggihan AI di beberapa kondisi dapat ditemui, seperti menemukan dan menghentikan persoalan seperti berita palsu, pidato kebencian bahkan terorisme.

Perusahaan-perusahaan akan beralih menggunakan ghost work  untuk menggantikan karyawan-karyawannya dikarenakan lebih efektif dan efisien.

"Namun, di sisi lainnya kita harus melihat betapa banyaknya jenis pekerjaan yang hilang karena AI ini," kata Mary.

Dalam penjelasannya, Mary mencontohkan salah satu pekerjaan di bidang marketing yang saat ini telah banyak tergantikan oleh AI melalui platform daring, seperti sales, komunikan penawar barang atau jasa, kasir dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Contoh lain dari ghost work yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah rekomendasi tayangan pada Youtube. Tanpa disadari bahwa hal tersebut menggunakan algoritma yang telah diprogram oleh seorang programmer sehingga dapat merekomendasaikan tayangan yang kita sukai.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya keseimbangan antara inovasi AI yang terus berkembang dengan sumber daya manusia yang ada.

"Yang harus dipikirkan adalah bagaimana menyeimbangkan inovasi AI dengan kehidupan manusia. Market online sekalipun itu tidak cuma butuh AI, tetapi kita manusia butuh sosial," ujarnya.

AI atau kecerdasan buatan tidak hanya menggantikan posisi atau pekerjaan pekerja manusia saja, tetapi juga cenderung menghilangkan identitas manusia sebagai mahluk sosial yang seharusnya terus bersosialisasi secara tatap muka.


Bagikan artikel ini