Implementasi Making Indonesia 4.0, Kemenperin Fasilitasi IKM


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Kementerian Perindustrian memfasilitasi industri kecil dan menengah (IKM) dan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) memanfaatkan teknologi industri 4.0.

"Program ini sejalan dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dan pemanfaatan teknologi industri secara inklusif," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi lewat keterangannya di Jakarta yang dikutip melalui Antaranews.com, Jumat.

Target tersebut direalisasikan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Logam dan Mesin (BBSPJILM), yang merupakan satuan kerja di bawah koordinasi BSKJI Kemenperin, membuat terobosan berupa mesin CNC 3 Axis yang telah dilengkapi dengan fitur sistem komunikasi berbasis internet atau yang disebut internet of things (IoT) sesuai standar industri.

"Faktor utama penyebab kurangnya pemanfaatan teknologi CNC 3 Axis pada IKM dan SMK adalah tingginya nilai investasi dan belum ada perusahaan lokal yang memproduksi secara kontinyu CNC 3 Axis. Selain itu terdapat kendala after sales berupa pelatihan dan service mesin CNC tersebut," ujar Doddy.

Mesin tersebut dibuat dengan biaya terjangkau yang diperuntukkan untuk peningkatan daya saing IKM dan kompetensi siswa SMK di Indonesia.

Untuk menjawab tantangan di era Industri 4.0, BBSPJILM melakukan inovasi dengan merancang mesin CNC 3 Axis berstandar industri manufaktur guna peningkatan produktivitas dan daya saing IKM.

Doddy mengemukakan keunggulan mesin CNC 3 Axis karya BBSPJILM memiliki potensi transferability penggunaan yang baik, karena telah dilengkapi dengan prosedur pengoperasian dan perawatannya.

"Sehingga, mudah digunakan serta dapat menekan biaya operasi karena proses perawatan mesin dilakukan secara mandiri oleh SDM IKM," jelasnya.

Mesin CNC 3 Axis karya BBSPJILM juga sudah dilengkapi dengan detail engineering design (DED) berbasis skema manufaktur yang dapat dibuat oleh industri dalam negeri khususnya IKM.

Selain dapat dibuat oleh IKM lokal, mesin CNC 3 Axis ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing sektor industri kreatif seperti industri ukir dan industri kerajinan.

"Saat ini, mesin CNC 3 Axis buatan BBSPJILM telah digunakan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Logam Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dan SMKN 2 Kota Cimahi, dan ke depannya memiliki potensi untuk direplikasi serta digunakan untuk IKM dan SMK di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Ia menegaskan mesin CNC 3 Axis bisa menjadi solusi yang tepat untuk mendukung program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan mengurangi impor mesin CNC 3 Axis atau sejenisnya.

Sementara itu, Kepala BBSPJILM Gunawan mengatakan bahwa inovasi mesin CNC 3 Axis berawal dari hasil survei BBSPJILM terhadap siswa SMK yang kerja praktik di perusahaan industri, yang menunjukkan sebanyak 70 persen dari mereka tidak memiliki kemampuan dalam pengoperasian CNC 3 Axis.

"Setelah rancangan awal dari mesin CNC 3 Axis sukses diimplementasikan di SMK, BBSPJILM melakukan replikasi mesin CNC 3 Axis dengan pengembangan fitur-fitur di dalamnya dan saat ini telah dimanfaatkan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Logam Provinsi Jawa Barat dalam rangka pengembangan industri logam meliputi pengembangan teknologi dan pengembangan usaha IKM," jelas Gunawan.

Dampak pengembangan CNC 3 Axis terhadap industri kecil antara lain meningkatkan kompetensi industri kecil, serta mendorong pelaku industri untuk memproduksi mesin ini dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga tercapai harapan kemandirian produk dalam negeri, yaitu dari kita oleh kita untuk kita.

"Nantinya, proses pengembangan dan implementasi CNC 3 Axis dapat melibatkan pelaku industri dalam negeri untuk memproduksi mesin tersebut secara massal, serta mendapatkan sertifikasi TKDN dan diharapkan mampu mendominasi pasar lokal," tutup Gunawan.


Bagikan artikel ini