Indonesia Dorong Kerja Sama Global dalam Tata Kelola AI


Tata Kelola Data Bisnis

Tata Kelola Data Bisnis

Dalam sebuah diskusi regional di Brdo Congress Centre, Slovenia, pada Senin (5/2/2024), Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dengan tata kelola yang inklusif. Menurutnya, hal ini merupakan langkah penting dalam mengurangi kesenjangan digital di berbagai negara. 

“Kami mengusulkan agar bagaimana digital divide bisa dihilangkan dengan mengedepankan inklusivitas dari semua negara yang mengembangkan AI,” kata Nezar Patria dalam Ministerial Session Regional Approach to Advance Ethical Governance of Artificial Intelligence, di Brdo Congress Centre, Slovenia, dikutip dari antaranews. Pendekatan inklusif ini didukung oleh hampir semua negara yang hadir dalam diskusi tersebut, termasuk representasi dari Amerika Latin, Afrika, Eropa, dan ASEAN.

Nezar Patria menyoroti peran strategis Indonesia di ASEAN, dimana Indonesia berperan dalam memperkuat komunikasi dan pertukaran wawasan antar anggota terkait dengan implementasi AI, hal ini menandai komitmen bersama untuk mengurangi kesenjangan digital yang merajalela. Keberadaan ASEAN dianggap memperkuat interaksi antar negara anggota terkait tren pemanfaatan AI dan penciptaan tata kelola yang lebih baik. Salah satu hasil dari diskusi intensif di kawasan ASEAN adalah pengesahan Panduan ASEAN tentang Tata Kelola dan Etika AI. 

“Panduan ASEAN tentang Tata Kelola dan Etika AI itu sendiri menyoroti beberapa prinsip utama seperti transparansi, keadilan, keamanan, keandalan, kemanusiaan, perlindungan data, akuntabilitas, dan integritas yang sejalan dengan komitmen Indonesia, mendorong inklusivitas, dan menutup kesenjangan digital,” ujar Nezar. Panduan tersebut disetujui dalam Pertemuan Menteri Digital ASEAN pada Januari-Februari 2024.

Di sisi lain, dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI, Nezar Patria didampingi oleh sejumlah pejabat penting Kementerian Kominfo, termasuk Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong dan Staf Ahli Menteri Bidang Media Massa Widodo Muktiyo. Ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan tata kelola AI yang beretika dan inklusif di panggung global.

Kerja Sama Pengembangan AI antara Indonesia dan Amerika Serikat

Dalam upaya memperluas kerja sama dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), Indonesia dan Amerika Serikat menjajaki potensi kerja sama yang lebih erat. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, bersama perwakilan Amerika Serikat, Dr. Seth Center selaku US Acting Special Envoy for Critical and Emerging Technology, melakukan pertemuan bilateral dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Brdo Congress Centre, Slovenia.

"Kita bicara bagaimana Tata Kelola AI yang sedang berlangsung di Amerika dan sejumlah persoalan Tata Kelola kecerdasan buatan secara global," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam keterangan persnya yang diterima, Selasa.

Nezar Patria menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam pengembangan AI adalah langkah yang penting. Indonesia mengakui perlunya dukungan dan kerja sama dengan negara besar seperti Amerika Serikat dalam mengembangkan teknologi AI. Melalui pertemuan bilateral ini, Indonesia berharap dapat mempertajam transfer pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan AI.

Salah satu bentuk konkret kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat adalah Program Digital Talent Scholarship (DTS) Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Kominfo dengan sejumlah universitas ternama di Amerika Serikat, seperti Stanford University, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), dan Harvard University. DTS bertujuan untuk meningkatkan kompetensi talenta digital Indonesia melalui berbagai akademi yang disediakan, termasuk Fresh Graduate Academy, Vocational School Graduate Academy, Thematic Academy, Professional Academy, Government Transformation Academy, Digital Entrepreneurship Academy, dan Talent Scouting Academy.

Pembahasan Tata Kelola AI dengan Belanda

Selain menjajaki kerja sama dengan Amerika Serikat, Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Digitalisasi Belanda, Alexandra van Huffelen, untuk membahas tata kelola kecerdasan buatan (AI), khususnya terkait dengan Generative AI (Gen AI). Pertemuan ini merupakan bagian dari Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Brdo Congress Centre, Slovenia.

“Kita mengadakan bilateral meeting dengan Belanda dan ada dialog yang cukup akrab terutama dalam soal Generative AI dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” kata Nezar dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa.

Pertemuan bilateral tersebut menjadi platform untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Belanda dalam pengaturan Generative AI dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang AI. 

“Kita mendapat sejumlah insight bagaimana Belanda mengatur Generative AI. Kerja sama akan kita follow-up dengan mencoba mempererat kerja sama pendidikan, dalam hal ini untuk membangun talenta digital yang ada di Indonesia,” jelasnya.

“Misalnya untuk workshop dan juga dengan focus group discussion terutama untuk penyusunan Generative AI governance nantinya,” tutupnya.

Indonesia dan Belanda telah menjalin hubungan yang baik di sektor digital, terutama dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Melalui pertemuan ini, kedua negara berkomitmen untuk saling bertukar pengalaman dan meningkatkan kerja sama dalam program pemerintahan, termasuk penyusunan tata kelola Generative AI.

Langkah Indonesia dalam Tata Kelola AI

Indonesia telah mengambil langkah-langkah konkret dalam menyiapkan tata kelola AI yang inklusif dan beretika. Salah satu langkah tersebut adalah dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait Etika Kecerdasan Buatan pada akhir 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memastikan pemanfaatan AI yang bertanggung jawab dan berprinsip.

Dalam persiapan tata kelola AI, Indonesia juga fokus pada pemberdayaan sumber daya manusia untuk pemanfaatan AI. Program Digital Talent Scholarship (DTS) menjadi salah satu inisiatif yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melatih kemampuan dan pengembangan kompetensi talenta digital di Indonesia.

Melalui berbagai kerja sama dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Belanda, Indonesia berupaya untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan dan tata kelola AI. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat kemajuan Indonesia dalam mengadopsi dan mengelola teknologi kecerdasan buatan secara berkelanjutan dan beretika.


Bagikan artikel ini