ITSEC dan POLRI: Cybersecurity Berperan Penting di Industri 4.0


Ilustrasi Cyber Security

Ilustrasi Cyber Security

Indonesia saat ini tengah menyambut era revolusi industri 4.0 yang mengkolaborasikan berbagai teknologi jaringan dengan sistem otomatisasi untuk diadopsi secara luas di berbagai sektor industri. Bentuk nyata dari revolusi industri 4.0 yang bisa kita lihat saat ini antara lain adalah teknologi cloud computing, internet of things (IoT), artificial intelligence (AI) hingga big data.

Penggunaan teknologi-teknologi tersebut kemudian membuat cyber security atau keamanan siber memiliki peran sangat penting di era revolusi industri 4.0, yaitu sebagai bentuk perlindungan dari serangan siber yang bisa mengancam sistem jaringan untuk mengganggu sistem operasi, mengakses data secara ilegal, pemerasan, bahkan perusakan jaringan dan data.

Perang penting cyber security ini diungkapkan oleh ITSEC Asia, yang merupakan salah satu perusahaan di bidang cyber security dan terbesar di Asia Pasifik dalam sebuah webinar bertajuk Cybersecurity in Industry 4.0: Must Have Skills and Career Opportunities yang diselenggarakan pada Jumat (29/10/2021).

Cyber security berperan besar di era industri 4.0 karena menjadi instrumen pelindung infrastruktur jaringan dari beragam serangan siber yang dilakukan peretas untuk mengganggu sistem dan perangkat operasional. Serangan siber menargetkan berbagai bidang, dan potensi kerusakan yang terjadi bisa semakin besar dan berdampak serius bagi kinerja operasional organisasi maupun publik,” kata Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra, melansir dari Industry.co.id, Selasa (2/11/2021).

Peran penting dari cyber security ini pun juga sangat disadari oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) yang membentuk Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber). Direktorat ini merupakan satuan kerja yang berada di bawah Bareskrim POLRI dan bertugas untuk melakukan penegakkan hukum terhadap kejahatan siber dari computer crime serta computer-related crime.

Hal ini pun dijelaskan langsung oleh AKBP Dr. Iman Imanuddin, SH., SIK., MH., yang juga merupakan Kapolres Tangerang Selatan. Iman menyebut bahwa perkembangan teknologi di era industri 4.0 membuat POLRi sangat memperhatikan aspek cyber security sehingga membentuk Dittipidsiber dengan komputer sebagai alat utama.

“Bentuk kejahatan dari hal ini seperti peretasan sistem, intersepsi ilegal, pengubahan tampilan situs web, gangguan sistem, hingga manipulasi data,” sebut Iman.

Lebih lanjut, Iman menjelaskan pula bahwa POLRI juga menangani kejahatan siber yang menggunakan komputer sebagai alat bantu, seperti pornografi online, perjudian online, pencemaran nama baik, pemerasan dalam jaringan, penipuan, ujaran kebencian, pengancaman, akses ilegal, serta pencurian data.

Maka penanganan potensi kejahatan siber yang meningkat karena industri 4.0 membuat POLRI pun membutuhkan banyak talenta digital dengan kemampuan yang mumpuni untuk mendukung penanganan serangan siber.

Chief Technology Officer ITSEC Asia Marek Bialoglowy kemudian menyampaikan bahwa kondisi digitalisasi akibat revolusi industri 4.0 dan potensi serangan siber yang menyertai kemudian berimbas pada peningkatan permintaan akan tenaga ahli cyber security yang kemudian sangat dibutuhkan di berbagai elemen industri.

“Sektor cyber security menghadirkan peluang karir yang sangat baik bagi para generasi muda. Tenaga kerja di bidang ini harus memiliki kemampuan teknis serta pengetahuan dalam penerapan teknologi terbaru,” ungkap Marek.

Marek mengungkap bahwa kemampuan yang dibutuhkan antara lain adalah programming, analisis mitigasi dan risiko, intrusion detection, cloud security, hingga enkripsi. Ia juga menuturkan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi digital yang berhubungan dengan peningkatan serangan siber di seluruh dunia, maka jenjang karir yang dihadirkan oleh sektor ini pun terbuka lebar.

Marek pun menjelaskan pula bahwa agar individu dapat berkembang menjadi tenaga profesional di bidang IT, kemampuan yang harus dikembangkan adalah pembelajaran berkelanjutan, pengetahuan mendalam mengenai teknis, kemampuan menyelesaikan masalah kompleks, serta mampu untuk mengatasi stres dan menguasai penulisan teks komunikasi yang baik.

“Kemampuan teknis terbaik yang dibutuhkan untuk bekerja di dunia cyber security antara lain adalah application security, cloud security, compliance, technical writing, secure programming, Digital Forensic and Incident Response (DFIR), serta analisis data,” tutup Marek.


Bagikan artikel ini