Jejak.in Gunakan AI untuk Mengidentifikasi Flora dan Fauna


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Jejak.in merupakan salah satu startup yang bekerja di bidang lingkungan, dengan menggunakan salah satu teknologi Artificial Intelligence (AI) dari Microsoft untuk mengumpulkan data flora dan fauna dengan cepat dan mudah di suatu area.

Jejak.in melakukan pengembangan terhadap sistem pengelolaan pohon yang dapat membantu proses pengambilan dan pengolahan data yang terukur, mudah dilaporkan, dan dapat diverifikasi. Sehingga Jejak.in adalah sistem sensus untuk mengelola tanaman dan pohon.

“Kami mulai dengan ide yang sederhana di mana kami ingin membantu bisnis, korporasi, organisasi atau lainnya untuk dapat melakukan monitor terhadap sebuah proses reforestrasi,” ungkap CEO dan Founder Jejak.in, Arfan Arlanda yang dikutip dari Info Komputer, Selasa (2/3).

Seperti yang dapat diketahui, menanam pohon adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk menahan laju perubahan iklim yang terjadi di bumi. Program-program penanaman pohon pun sudah banyak juga dilakukan oleh berbagai pihak, seperti bisnis atau lembaga.

“Kami melakukan monitoring terhadap pohon, penanaman pohon tepatnya dengan menggunakan teknologi seperti IoT sensors, satelit data, drone dan LiDAR untuk kemudian kita proses menggunakan Machine Learning guna mendapatkan wawasan yang lebih detail,” kata Arfan.

Melalui sistem pengelolaan pohon dari Jejak.in, mereka dapat menghitung berbagai dampak lingkungan sebagai hasil dari penanaman pohon. Salah satu dampak penanaman pohon dengan menggunakan sistem Jejak.in adalah prediksi dan penghitungan jumlah karbon yang dapat diserap setiap pohon dan area penanaman.

Selain memastikan suksesnya program penanaman pohon yang dilakukan di suatu area, Jejak.in juga mengukur dampak yang dihasilkan daripada program itu, seperti beberapa karbon yang diserap, dampaknya terhadap kualitas udara air, dan tanah serta keanekaragaman hayati.

Arfan menilai ada satu dampak pengukuran dari keanekaragaman hayati ini yang sangat penting dalam memastikan bahwa satu program reforestrasi berhasil. “Bisa dibayangkan ketika sebelumnya suatu area ini rusak, misalnya hutan terbakar, kemudian kita lakukan penanaman kembali, ada satu measurement yang diukur adalah apakalah setelah ekosistem itu kembali, saat pohon kembali tumbuh, apakah kemudian flora dan fauna juga akan kembali?,” tambahnya.

Dalam menjawab pengukuran tersebut, Jejak.in mengadopsi solusi dari Microsoft berbasis AI yakni Azure Cognitive Service di mana spesifik untuk species classification berbasis Application Programming Interface (API). Solusi ini sangat membantu Jejak,in dalam membangun aplikasi dengan cepat dan langsung digunakan di lapangan dan dapat melakukan collection of data.


Bagikan artikel ini