Hitung Kasus Hepatitis Akut, Kemenkes Manfaatkan Big Data NAR


Big Data New

Big Data

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa Kemenkes akan menggunakan sistem big data new all record (NAR) yang terafiliasi dengan jaringan laboratorium di Indonesia untuk menjaga akurasi penghitungan jumlah kasus hepatitis akut misterius pada anak.

“Apakah jumlah kasus ‘under counting’ seperti COVID-19 pada awal dulu, kita sudah siasati dengan pemeriksaan NAR,” kata Dante saat sesi tanya jawab dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (23/5/2022).

Dante kemudian menyampaikan bahwa big data NAR sendiri selama pandemi COVID-19 telah digunakan oleh pemerintah untuk menampung hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang terkonfirmasi tertular COVID-19.

Menurut Dante, sistem big data ini telah terafiliasi dengan 742 laboratorium kesehatan, di mana setiap data tes COVID-19 ataupun vaksinasi COVID-19 di laboratorium terafiliasi akan langsung terdata di dalam sistem big data NAR.

Berkaitan dengan kasus hepatitis akut pada anak, Wamenkes melaporkan hingga saat ini terdapat 14 kasus yang terduga hepatitis akut misterius hingga 20 Mei 2022 di Indonesia. Sebanyak empat kasus diantaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya masih dalam perawatan dan observasi.

Dante menyampaikan bahwa penyebab dari kasus hepatitis akut ini belum diketahui. Namun ciri-ciri yang umumnya ditemukan pada penderita di Indonesia umumnya adalah kulit berwarna kuning, urine berwarna seperti teh, demam, dan lemas.

Jumlah kasus yang terdata dalam big data NAR sendiri kemudian akan berlanjut pada proses penyelidikan epidemiologi Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendeteksi pola spesifik pada hepatitis akut misterius ini,

“Saat ini Kemenkes memiliki total ada 38 alat WGS, terdiri atas 14 unit alat bantuan dan 24 unit alat hasil pengadaan barang Kemenkes RI. Sebanyak 24 unit alat WGS dari dana global fund 22 juta USD, sepenuhnya digunakan untuk pembelian alat WGS,” ujar Dante.

Sementara untuk definisi kasus terkonfirmasi sendiri, Dante menyatakan bahwa para pakar kesehatan hingga kini masih menelitinya. World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia pun telah memberikan panduan mengenai definisi kasus tersebut, diantaranya adalah discarted di mana virus hepatitis A, B, C, D, dan E terdeteksi atau muncul etiologi lain yang terdeteksi.

“Kita bisa menunjukkan bahwa ada 19 kasus yang akhirnya jadi discarted. Mereka laporkan kasus kuning pada anak, tetapi karena diketahui penyebabnya akhirnya discarted karena hepatitis biasa, ada leukimia, karena obat dan sebagainya,” imbuh Dante.


Bagikan artikel ini