Kemenperin Apresiasi Dunia Usaha yang Kontribusi di Industri 4.0


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Kementerian Perindustrian memberikan pengharaan kepada PT Tirta Investama Pabrik Pandaan dan Pabrik Banyuwangi atas kontribusinya mengembangkan Teknologi Industri dan National Lighthouse Industry 4.0. Penghargaan ini bentuk apresiasi pemerintah atas pencapaian transformasi industri 4.0 dunia usaha guna meningkatkan daya saing industri nasional.

Sekjen Kemenperin Dody Widodo yang mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang berharap implementasi Making Indonesia 4.0 akan mempercepat Indonesia menjadi Top 10 Ekonomi Global pada tahun 2030. “Hal tersebut bisa dicapai dengan mendorong efisiensi pada Energy Consumption, Productivity dan Cost Production, Kita optimis bisa mencapai hal tersebut”, ujar Dody dalam keterangannya, Sabtu (10/12).

Industri adalah penggerak utama perekonomian nasional. Sebesar 17,9% berkontribusi pada PDB 2022, selain itu industry juga menjadi lapangan pekerjaan bagi 19,2 juta tenaga kerja nasional. Indeks Kepercayaan Industri pada 2022 lalu sebesar 50,09, artinya pasca pandemi, industri tetap stabil bergerak mendapatkan kepercayaan dari publik dan investor.

PT Tirta Investama Pabrik Pandaan dan Pabrik Banyuwangi masing-masing meraih INDI Award untuk kategori Sustainable Technology dan untuk kategori Aggressive Digitalization.

Kedua perusaahaan tersebut sebelumnya telah mengikuti Bimbingan Teknis dari Kementerian Perundustrian untuk memastikan operasional perusahaan sesuai dengan indikator dan kriteria yang INDI tetapkan.

Koordinasi dan konsultasi berkelanjutan diimbangi semangat transformasi dari pihak perusahaan menjadi proses yang penting dalam pencapaian Making Indonesia 4.0.

Kategori Aggressive Digitalization yang diraih oleh PT Tirta Investama Banyuwangi diantaranya adalah penerapan input data digital dari sejak material masuk hingga produk akhir siap dikirimkan ke konsumen.

Logistik material mentah, operasional mesin, perawatan mesin, stok spare part hingga logistik pergudangan produk akhir semua cukup dikontrol secara digital yang bisa diakses oleh manager terkait dari monitor dashboard di kantor maupun dari gadget.

Dalam kesempatan terpisah Joshua Prajoga, Regional Director Danone AQUA untuk Regional 4 mengungkapkan pihaknya telah memulai peralihan dari pelaporan kertas dengan digital report pada 2013. Kemudian pada 2018 mulai memngembangkan Digital Operation Platform (ADOP) yang merubah data menjadi nilai tambah untuk mendukung Smart Factory.

“Semua penerapan teknologi digital tersebut yang nanti akan mempercepat pengambilan langkah-langkah bisnis yang tepat dalam operasional perusahaan yang terintegrasi,” tutup Joshua.


Bagikan artikel ini