Kemenperin Persiapkan Akselerasi dalam Mendukung Industri 4.0


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko SA Cahyanto mengungkapkan, Kemenperin melalui Making Indonesia 4.0 telah menetapkan lima sektor prioritas penerapan Industri 4.0.

Kelima sektor tersebut meliputi industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi, industri elektronik, industri otomotif, dan industri kimia. Kemudian, pada masa pandemi ini, Kemenperin menambah dua sektor, yaitu industri farmasi dan industri alat kesehatan.

“Untuk mengakselerasi penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, Pemerintah Indonesia telah menetapkan 10 strategi prioritas Making Indonesia 4.0 yang meliputi perbaikan aliran material, desain ulang kawasan industri, standar akomodasi keberlanjutan, dan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah. Selanjutnya, mendukung peningkatan infrastruktur digital nasional, investasi asing, serta kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pembentukan ekosistem inovasi, penerapan insentif investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan,” kata Eko dalam presentasinya di Business Forum yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian pada Expo 2020 Dubai, Minggu (24/10/2021).

Selain itu, untuk membantu transformasi Indonesia menuju industri 4.0, Kementerian Perindustrian juga memiliki Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 yang merupakan bagian dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian.

Dijelaskan Eko, PIDI 4.0 dibangun dengan visi menjadi one stop solution dalam adopsi industri 4.0 di Indonesia dan menjadi jendela Indonesia 4.0 ke dunia. Sejalan dengan hal tersebut, Kemenperin semakin fokus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung implementasi industri 4.0.

Berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga dan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, Kemenperin menyiapkan SDM yang terampil dan berkualitas, dan menguasai skill baru yang dibutuhkan di era Industri 4.0.

Melansir dari Beritasatu.com, Kemenperin saat ini tengah mengembangkan program terkait smart-eco industrial parks, yang juga sejalan dengan upaya mewujudkan pembangunan industri yang berkelanjutan, menerapkan prinsip industri hijau, serta meningkatkan daya saing. Kawasan industri pintar memanfaatkan teknologi industri 4.0, seperti automation, artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), juga digital ecosystem dalam beroperasi.

"Smart Industrial Parks merupakan model inovatif untuk mengintegrasikan supply and demand energi, air, limbah dan logistik, dan pengamanan," jelas Eko. Selanjutnya, Kemenperin fokus mendukung para pelaku industri dan penyedia teknologi dengan reoptimalisasi regulasi dan kebijakan agar ramah investor.

“Saya berharap melalui forum bisnis dalam Expo 2020 Dubai ini, para investor dapat memanfaatkan peluang dan berkolaborasi dalam mengembangkan sektor industri melalui kapabilitas industri di Indonesai dalam menerapkan teknologi 4.0,” kata Eko.


Bagikan artikel ini