Era Industri 5.0: Ketahanan Digital dan Adaptasi Teknologi Cerdas


Webminar Ancaman dan Potensi IT di Era Industri 5.0

Webminar Ancaman dan Potensi IT di Era Industri 5.0

Era Industri 5.0 bukan lagi sekadar konsep masa depan. Transformasi ini telah hadir dan mulai memengaruhi berbagai aspek kehidupan serta dunia usaha. Dalam upaya menggali lebih dalam mengenai tantangan sekaligus potensi di era ini, NashTa Group bekerja sama dengan Cloud Computing Indonesia menggelar sebuah webinar bertajuk “Ancaman dan Potensi IT di Era Industri 5.0”. Webinar ini menghadirkan Elan Suherlan, selaku Technical Director NashTa, sebagai narasumber utama yang membedah secara komprehensif bagaimana dunia bisnis harus bersiap menyambut era kolaborasi antara kecerdasan buatan dan manusia.

 

Dari Mesin Uap ke Kolaborasi AI dan Manusia

Perjalanan revolusi industri telah melampaui empat fase besar. Dari mesin uap di era 1.0, listrik di 2.0, komputerisasi di 3.0, hingga otomasi dan konektivitas berbasis Internet of Things (IoT), cloud computing, dan AI di era 4.0. Kini, kita memasuki Industri 5.0, di mana kolaborasi antara manusia dan kecerdasan buatan (AI) menjadi poros utama inovasi.

Menurut Elan Suherlan, Industri 5.0 bukan hanya tentang teknologi yang lebih canggih, melainkan tentang kecepatan dan kelincahan (agility) dalam beradaptasi. “Kalau tidak agile, kita bisa tertinggal. Tapi bukan berarti manusia harus dikalahkan oleh teknologi,” ujarnya. Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa teknologi hanyalah alat, dan keberhasilan akan ditentukan oleh cara manusia memanfaatkannya.

Contoh nyata dari disrupsi teknologi bisa dilihat pada lenyapnya lebih dari 50% perusahaan Fortune 500 dari tahun 2000 yang tidak lagi eksis pada 2023, seperti Kodak, Yahoo, Nokia, dan Blackberry. Penyebab utamanya: kegagalan beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat.

 

AI Bukan Pengganti, Tapi Partner Kolaboratif

Salah satu hal mendasar dalam Industri 5.0 adalah pemahaman bahwa AI tidak bertujuan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk memperkuat dan mempercepat pekerjaan manusia. Dalam pemaparannya, Elan menekankan pentingnya sinergi antara efisiensi mesin dan empati manusia.

Contoh kolaborasi ini bisa dilihat dalam berbagai bidang:

  • Desain produk yang otomatis dirancang berdasarkan umpan balik pengguna,
  • Dokter yang dibantu AI dalam mendeteksi penyakit lebih dini dan akurat,
  • Penulisan konten oleh AI yang kemudian disempurnakan oleh editor manusia untuk hasil yang lebih kreatif dan emosional.
  • Perusahaan yang unggul di era ini bukanlah yang memiliki teknologi paling mutakhir, melainkan yang paling cerdas menggabungkan kecanggihan AI dengan keunikan sumber daya manusia.

Hyper-Personalized Services: Layanan yang Dibentuk oleh Data
Satu ciri khas Industri 5.0 adalah meningkatnya ekspektasi terhadap layanan yang lebih personal dan relevan. Di era ini, setiap pengguna dianggap unik, sehingga pendekatan layanan pun harus berbasis data dan kebutuhan spesifik, bukan lagi menggunakan satu model layanan untuk semua.

Dengan dukungan AI dan data historis, sistem mampu mengenali preferensi, pola perilaku, bahkan niat pengguna. Beberapa contoh nyata personalisasi berbasis data meliputi:

  • Retail: Rekomendasi produk yang sesuai riwayat pembelian dan minat konsumen,
  • Kesehatan: Perencanaan medis berdasarkan data genetika dan riwayat penyakit,
  • Pendidikan: Kurikulum adaptif sesuai gaya belajar siswa,
  • Media hiburan: Algoritma konten seperti yang digunakan Netflix dan Spotify.

Layanan masa depan akan terasa dirancang khusus untuk tiap individu, meskipun sesungguhnya ditujukan untuk jutaan pengguna.

 

Ancaman Siber dan Privasi: Semakin Canggih, Semakin Rentan

Namun, seiring dengan meningkatnya kecanggihan teknologi, ancaman terhadap keamanan data dan privasi juga semakin kompleks. Serangan siber seperti malware, phishing, ransomware, dan bahkan deepfake, kini menjadi tantangan nyata di dunia digital.

Implikasi serangan siber terhadap bisnis sangat serius:

  • Kebocoran data pelanggan bisa menghancurkan reputasi perusahaan,
  • Downtime akibat serangan berdampak langsung pada kerugian finansial,
  • Pelanggaran regulasi bisa berujung pada sanksi hukum dan hilangnya kepercayaan publik.

Dalam era keterhubungan digital, resiko ini akan terus meningkat jika tidak diimbangi dengan kesiapan dan sistem keamanan yang kuat.

 

Ketergantungan terhadap Teknologi: Risiko Bisnis Baru

Industri 5.0 menjadikan perusahaan semakin bergantung pada teknologi. Namun, ketergantungan ini juga membawa resiko besar jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa ancaman utama antara lain:

  • Downtime sistem yang menyebabkan terganggunya operasional,
  • Single point of failure pada sistem yang tidak resilien,
  • Ketidaksiapan menghadapi lonjakan beban, misalnya saat flash sale atau peak season.

Untuk itu, solusi jangka panjang perlu diterapkan, termasuk:

  • Arsitektur IT yang resilien dan redundant,
  • Monitoring aktif dan backup otomatis,
  • Modernisasi infrastruktur IT agar mampu menghadapi tantangan baru.

Modernisasi Teknologi: Fondasi Ketahanan Digital
Dalam menghadapi dinamika dan tantangan Industri 5.0, modernisasi teknologi bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Bukan hanya modernisasi secara teknis, tetapi juga perubahan budaya kerja ke arah resiliensi digital dan adaptif.

Elan Suherlan merumuskan empat pilar utama strategi modernisasi teknologi:

  • Data Modernization: Mengubah data yang tersebar menjadi sistem terintegrasi melalui data lake dan platform analytics,
  • Infrastructure Modernization: Mengadopsi arsitektur hybrid dan multi-cloud untuk efisiensi dan skalabilitas,
  • Application Modernization: Mendesain ulang aplikasi lama agar lebih modular, ringan, dan mudah dikembangkan,
  • Open Technology Adoption: Menghindari vendor lock-in dengan teknologi terbuka seperti Kubernetes, PostgreSQL, dan Linux.

Empat pilar ini menjadi landasan penting bagi organisasi yang ingin membangun ketahanan dan keunggulan digital secara berkelanjutan.

 

Langkah Nyata Menuju Transformasi Digital

Agar transformasi digital tidak sekadar wacana, perusahaan perlu memulai dari langkah nyata dan terstruktur. Beberapa pendekatan yang disarankan oleh Elan Suherlan meliputi:

  1. Evaluasi Kesiapan Digital Saat Ini
    Lakukan audit menyeluruh terhadap:
    • Infrastruktur TI,
    • Aplikasi dan data,
    • Proses bisnis internal,
    • Identifikasi titik rawan seperti sistem warisan (legacy systems) atau proses manual yang memperlambat.
  2. Susun Roadmap Transformasi
    Jangan tergesa-gesa mengubah semua. Fokus pada prioritas tertinggi dan gunakan pendekatan bertahap berdasarkan empat pilar modernisasi. Libatkan berbagai pemangku kepentingan internal untuk memperkuat komitmen lintas divisi.
  3. Bangun Budaya Digital dan Kesadaran Keamanan
    Transformasi tidak hanya soal alat, tapi juga soal manusia dan budaya kerja. Penting untuk:
    • Mensosialisasikan pentingnya kolaborasi AI dan manusia,
    • Melatih tim agar berpikir cepat, adaptif, dan aman,
    • Menjadikan pelatihan keamanan sebagai bagian dari pengembangan SDM.
  4. Pilih Solusi yang Adaptif dan Fleksibel
    Hindari sistem yang tertutup dan sulit berkembang. Pilihlah solusi yang:
    • Mendukung integrasi terbuka,
    • Siap digunakan dalam lingkungan hybrid,
    • Cocok untuk pertumbuhan jangka panjang bisnis.

Transformasi digital tidak harus mahal atau besar, tetapi harus dimulai dengan arah yang jelas, langkah yang strategis, dan mitra teknologi yang tepat.

 

Siapkah Kita Menyambut Era Industri 5.0?

Industri 5.0 membuka peluang luar biasa untuk mempercepat inovasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan layanan yang lebih manusiawi. Namun, ia juga menghadirkan tantangan nyata—dari ancaman siber, ketergantungan teknologi, hingga tuntutan akan personalisasi ekstrem.

Kunci untuk bertahan dan unggul di era ini bukanlah pada teknologi itu sendiri, melainkan pada cara kita menggabungkan kekuatan manusia dan mesin secara harmonis, melakukan modernisasi berkelanjutan, serta membangun resiliensi digital sebagai budaya organisasi.

Perusahaan yang mampu beradaptasi, berpikir lincah, dan siap menghadapi ketidakpastian akan menjadi pemimpin di era baru ini.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait

NashTa Group

"},{"Permalink":"transformasi-digital","Title":"Transformasi Digital","Count":0,"Status":0,"Description":null}]; var permalink = 'ketahanan-digital-era-industri-5-0'; $.ajax({ type: "POST", data: { permalink: permalink, tags: arrayTags }, url: "/Videos/AjaxVideosByPost", success: function (data) { $(`#list-videos`).html(data); } }); }); -->