Riset VMWare: Masyarakat Indonesia Paling Antusias Soal AI dan 5G


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Hasil survei yang dilakukan oleh VMWare menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat antusias serta optimis terhadap kehadiran teknologi digital terkini, seperti artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sebanyak 78 persen, 5G sebanyak 85 persen, dan teknologi pengenalan wajah sebanyak 85 persen.

Angka tersebut pun disebut lebih tinggi dibandingkan dengan angka rerata di Asia Tenggara, yang 70 persen untuk teknologi AI, 78 persen 5G, serta sebesar 75 persen untuk teknologi pengenalan wajah.

Cin Cin Go, Country Manager VMWare Indonesia menuturkan, tingginya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap AI ini diikuti pula dengan tren kepercayaan terhadap investasi sebesar 49 persen. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa perilaku digital masyarakat saat ini telah mengalami perubahan.

“Karena adanya kepercayaan terhadap AI sebanyak 78 persen untuk melakukan keputusan saat ingin investasi, ini membuat digital behaviour dari konsumen berubah,” tutur Cin Cin dalam jumpa pers yang digelar Kamis (22/7/2021).

Cin Cin melanjutkan, hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen masyarakat Indonesia sangat penasaran dengan hal-hal yang bersifat digital. Angka ini pun disebut Cin Cin lebih tinggi dibandingkan angka rerata di Asia Tenggara yang berada di 78 persen.

Bahkan, VMWare juga menilai bahwa pelanggan di Indonesia lebih sigap untuk beralih ke lingkungan digital serta menerima suguhan pengalaman digital terbaru dengan baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

Studi tersebut juga menunjukkan, sebanyak 58 persen responden Indonesia antusias dengan pelibatan organisasi-organisasi layanan finansial. Capaian ini pun dirasa tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura (44 persen), Filipina (57 persen), Malaysia (56 persen), dan Thailand (62 persen).

Namun seiring dengan antusiasme tinggi masyarakat Indonesia mengenai teknologi digital, utamanya AI dan 5G, responden Indonesia menyatakan bahwa mereka tetap menjadikan keamanan sebagai faktor paling penting.

Sebanyak 79 persen responden Indonesia menjadikan keamanan sebagai prioritas utama mereka dalam memilih penyedia layanan finansial, lalu 51 persen diantaranya menyatakan paranoid jika ada lembaga yang melacak serta merekam data personal mereka.


Bagikan artikel ini