Optimalkan AI untuk Ekonomi Indonesia, BRIN Akan Gelar AIIS 2021


Artificial Intelligence Industri

Ilustrasi Industri Artificial Intelligence

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut Indonesia telah memiliki Strategi Nasional (Stranas) Kecerdasan Artifisial 2020-2045 yang menjadi tonggak untuk penerapan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Laksana menambahkan bahwa Stranas Kecerdasan Artifisial merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk lebih mengoptimalkan penggunaan teknologi terkini, khususnya AI. upaya ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di berbagai sektor. BRIN pun mendukung penguasaan AI untuk dimanfaatkan di berbagai sektor strategis.

“Teknologi AI akan digunakan dalam mendukung sektor-sektor strategis seperti pertanian, efisiensi energi, keamanan siber, dan industri kreatif,” kata Laksana dalam sebuah konferensi pers secara virtual, Senin (25/10/2021).

Maka dalam rangka mengoptimalkan penerapan AI di Indonesia, BRIN melalui Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi (OR PPT) bersama dengan Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) berencana menggelar Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS) 2021 secara virtual pada 10-13 November 2021.

AIIS 2021 sendiri merupakan rangkaian kegiatan konferensi dan pameran yang menampilkan perkembangan terkini serta pemanfaatan teknologi AI di Indonesia. Acara ini juga akan menjadi ajang unjuk kemampuan bagi komponen Indonesia pada masyarakat global mengenai pengembangan teknologi AI serta berbagai produk inovasi di bidang AI di Indonesia.

Hammam Riza, Ketua Umum KORIKA menjelaskan bahwa KORIKA adalah amanat dari Stranas Kecerdasan Artifisial yang diluncurkan pad 10 Agustus 2020. KORIKA menjadi salah satu pilar utama untuk kebangkitan AI di Indonesia.

Menurut Hammam, kehadiran KORIKA dalam acara AIIS 2021 akan semakin menguatkan orkestrasi quadruple helix, yang terdiri dari akademisi/peneliti, kalangan bisnis, pemerintah, serta komunitas masyarakat.

Selain itu dalam AIIS 2021, KORIKA akan mempertemukan seseorang atau sebuah perusahaan yang membutuhkan solusi AI dengan developer yang mengembangkan berbagai aplikasi berbasis kecerdasan artifisial.

“Kami ingin menjadikan KORIKA sebagai organisasi yang gesit, terpercaya dalam mewujudkan ekosistem kolaborasi percepatan penerapan kecerdasan artifisial menuju visi Indonesia 2045,” jelas Hammam.

Sementara Founder KORIKA Bambang Brodjonegoro meyakini, keterlibatan berbagai aktor dalam quadruple helix merupakan salah satu solusi untuk mempercepat terjadinya inovasi, termasuk di bidang AI yang sudah berada di tengah masyarakat. Menurut Bambang, Indonesia tidak bisa hanya berdiam diri lagi sebagai pasar untuk AI.

Bambang berharap penyelenggaraan AIIS 2021 dapat mempercepat transformasi digital serta mempercepat adaptasi Indonesia terhadap revolusi industri 4.0. Ia juga mengajak semua kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa dan pelajar untuk dapat bergabung dalam AIIS 2021 yang digelar secara virtual.

“Pelajari pengalaman menggunakan AI dan pahami bagaimana AI akan mempengaruhi hidup kita di masa depan. Kita ingin Indonesia dengan 270 juta penduduk punya kemampuan untuk mengembangkan kecerdasan artifisial ini sesuai dengan kebutuhan kita sendiri,” pungkas Bambang.


Bagikan artikel ini