Peneliti Manfaatkan AI untuk Deteksi Berita Palsu COVID-19


Data Hacker

Ilustrasi Data Hacker

Solusi untuk mengatasi hoaks atau informasi salah soal COVID-19 sedang dikembangkan oleh Stevens Institute of Technology, New Jersey, AS. Tak main-main mereka sedang mengembangkan Alat kecerdasan buatan (AI) yang diharapkan mampu mendeteksi “berita palsu” terkait covid-19 sekaligus menandai otomatis laporan berita dan postingan media sosial yang menyesatkan.

Sejak awal pandemi, WHO memperingatkan ada bahaya yang sama dengan penyakit tersebut, yakni informasi palsu atau hoaks. Itu sebabnya Stevens Institute pun bergerak untuk merancang teknologi terbaru AI untuk melawannya. 

"Kami sangat membutuhkan alat baru untuk membantu orang menemukan informasi yang dapat mereka percayai. Namun sejauh ini, kami berfokus pada teks," ujar  K.P. Subbalakshmi, pakar AI di Stevens Institute for Artificial Intelligence dan profesor teknik listrik dan komputer dilansir EurekAlert.

Dirinya menambahkan bahasa yang lebih bombastis atau emosional, misalnya, seringkali berkorelasi dengan klaim palsu. Faktor lain seperti waktu publikasi, panjang artikel, dan bahkan jumlah penulis dapat dideteksi menggunakan algoritma AI, yang memungkinkannya menentukan kebenaran sebuah artikel.

Sejauh ini, rancangan arsitektur dasar AI yang mereka buat mampu mendeteksi berita palsu dengan akurasi sekitar 88 persen jauh lebih baik daripada kebanyakan alat AI sebelumnya.

"Setiap kali kami mengambil langkah maju, aktor jahat dapat belajar dari metode kami dan membangun sesuatu yang lebih canggih lagi," kata Dr. Subbulakshmi menjelaskan kendala yang dihadapi Ia pun berharap AI serupa akan terus dikembangkan untuk memenangkan pertempuran tersebut.


Bagikan artikel ini