Presiden Jokowi Dukung Pengembangan Inovasi di Masa Pandemi


Ir. H. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia

Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong lembaga pendidikan tinggi untuk terus mengembangkan inovasi di saat-saat pandemi Covid-19. Dengan begitu dapat membuktikan ketangguhan dunia pendidikan Indonesia.

Demikian disampaikan Jokowi saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) Tahun 2021 secara virtual, Selasa (27/7). Jokowi kembali menegaskan pandemi Covid-19 juga membuka langkah-langkah inovatif yang bisa dilanjutkan nantinya setelah pandemi usai.

“Kita memang harus berjuang membebaskan rakyat Indonesia dari ancaman Covid-19. Tetapi, masih banyak langkah-langkah inovatif yang muncul karena pandemi ini. Kita harus semakin mengembangkannya. Kita teruskan di pascapandemi nanti,” ujar Jokowi.

Dikatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada sejumlah sektor kehidupan, bukan hanya kesehatan dan ekonomi, melainkan juga pada dunia pendidikan. Proses pendidikan harus dijalankan dengan pembatasan interaksi dan pertemuan fisik.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga merupakan sebuah ujian bagi ketangguhan bangsa untuk mengukur sejauh mana bangsa Indonesia mampu menghadapi tekanan di segala bidang, termasuk ketangguhan dunia pendidikan Indonesia.

Dilansir dari Berita satu, menurut Jokowi, pandemi Covid-19 merupakan rangkaian serial disrupsi dan menambah disrupsi yang sebelumnya dipicu revolusi industri 4.0. Perubahan lanskap sosial budaya, ekonomi, politik, mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0. Teknologi cloud computinginternet of thingsartificial intelligencebig data analyticsadvanced robotics, hingga virtual reality telah membawa perubahan di semua bidang.

“Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce. Dunia perbankan telah terdisrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment. Dunia kedokteran dan farmasi semakin terdisrupsi oleh healthtech. Profesional hukum juga mulai diguncang oleh rechtech. Dan dunia pendidikan telah terdisrupsi besar-besaran oleh edutech,” kata Jokowi.

Terkait hal tersebut, Jokowi berpandangan lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institutions. Menurutnya, teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital.

Lebih jauh, pembelajaran digital bukan hanya digunakan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa, tetapi juga memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapa pun, dimana pun, dan tentang apa pun. Pembelajaran dari para praktisi, termasuk pelaku industri, sangat penting untuk difasilitasi.

“Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri, dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi,” ucap Jokowi.

Di samping itu, Jokowi juga memandang lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa, memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan inovasi secara berkelanjutan.

“Perspektif kewirausahaan juga sangat penting agar perguruan tinggi bisa melakukan upaya secara berkelanjutan,” ujar Jokowi.

Selain memperkokoh karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila, para mahasiswa harus dididik dalam ekosistem tersebut, yaitu ekosistem yang mendorong socio-techno innopreneur, memecahkan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi secara inovatif dan berkewirausahaan.

Oleh karena itu, para mahasiswa harus difasilitasi untuk mampu bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka dan terglobalisasi, harus mampu menjadi industriawan yang menciptakan lapangan kerja, mampu meningkatkan status sosial yang membuat dirinya naik kelas, dan menjadikan UMKM Indonesia juga naik kelas bersama-sama. Untuk memudahkan institusi kampus mewujudkan hal-hal tersebut, cara-cara baru harus dilakukan.

“Menurut saya, tugas itu akan jauh lebih ringan jika kita bersedia melakukannya dengan cara-cara baru. Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar adalah salah satu instrumen penting untuk itu. Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja, di mana saja yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Mahasiswa harus di-update dengan perkembangan terkini dan perkembangan ke depan,” tutup Jokowi.


Bagikan artikel ini