Stratus Technologies: Edge Computing Penting Bagi Industri 4.0


Ilustrasi Cloud Computing

Ilustrasi Cloud Computing

Pada era modern saat ini, digitalisasi menjadi hal yang fundamental untuk dilakukan agar bisa beradaptasi dengan proses otomasi industri dan siap menjadi bagian dari industri 4.0. Pemerintah bahkan telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 besar negara di kancah ekonomi dunia pada 2030 mendatang.

Pada otomasi proses bisnis ini lah, Stratus Technologies yang merupakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat memiliki peran penting. Peran penting tersebut berupa inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk perkembangan industri 4.0.

Managing Director Stratus Technologies for Asia, Lin Hoe Foong menyampaikan bahwa dari sekian banyaknya upaya untuk dapat melakukan digitalisasi dalam proses bisnis, Stratus Technologies menawarkan solusi teknologi edge computing.

“Inovasi teknologi edge computing dapat membantu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan otomasi dalam industri 4.0,” tutur Lin Hoe Foong, melansir dari IndoTelko, Kamis (30/9/2021).

Teknologi edge computing sendiri merupakan proses komputasi yang difokuskan untuk memproses traffic internet of things (IoT). Komputerisasi ini berfungsi pula sebagai wadah penyimpanan dan pengolahan data yang bertempat sedekat mungkin dengan sumber data. Hal ini agar proses traffic data bisa dilakukan dengan latensi minim dengan tingkat konsumsi bandwidth yang jauh lebih efisien.

Menurut Lin Hoe Foong, sebaik-baiknya koneksi internet yang terhubung dengan cloud computing, tingkat latensi yang mungkin tinggi tidak bisa dihindari. Operasional selama 24 jam perlu dilakukan untuk bisa berdaya saing tinggi.

“Guna bisa berdaya saing tinggi di era 4.0, operasional 24 jam serta sistem peringatan kesalahan yang real time menjadi tuntutan yang harus diatasi. Hal inilah yang membuat Stratus perlu hadir untuk membantu industri agar tetap menjalankan proses bisnis mereka,” jelas Lin Hoe Foong.

Selain itu, perangkat tambahan yang ditempatkan di sekitar fasilitas produksi dapat membuat gangguan teknis tersebut diminimalisir walaupun jauh dari pusat data. Stratus pun dapat pula mengkustomisasi edge computing sesuai dengan kebutuhan bisnis, mulai dari adaptasi IoT, transformasi 4.0, investasi smart city, pengembangan transportasi pintar, hingga utilisasi jaringan 5G.

Meski teknologi edge computing sendiri masih terbilang baru di Indonesia, teknologi ini sudah cukup berkembang secara global. Pangsa pasar edge computing sendiri diprediksi akan mencapai US$ 4 triliun hingga tahun 2030 mendatang.

Selain itu, laju pertumbuhan per tahun pasar edge computing sejak tahun 2021 diproyeksikan mencapai 38,4 persen. Pertumbuhannya di kawasan benua Eropa dan Amerika Utara pun masih bertahan di angka double digit sejak beberapa tahun terakhir.

“Pusat data dan komputasi awan sudah bagus, tapi ternyata masih kurang karena tuntutan digitalisasi yang berkembang pesat terus menerus. Pada tahun 2022 diprediksi 75 persen data akan dibuat dan diproses di luar pusat data dan komputasi awan,” kata Lin Hoe Foong.

Sementara Country Manager Stratus Indonesia Gerry Santoso mengatakan, bagi para pelaku industri dalam negeri untuk tidak perlu khawatir akan kesulitan menggunakan edge computing dari Stratus technologies. Hal ini karena proses utilisasi perangkat edge computing dipermudah sedemikian rupa agar penggunanya tidak kesulitan dalam melakukan utilisasi.

“Hal ini dilakukan untuk mempermudah para industri nasional mempercepat transformasi digitalnya. Tidak perlu orang dengan sertifikat khusus untuk mengoperasikan edge computing kami, dan tidak perlu ada glorifikasi terhadap suatu merk tertentu, semua merk IT bisa diintegrasikan dengan solusi kami,” tutur Gerry.

Gerry melanjutkan bahwa simplifikasi utilisasi edge computing Stratus Technologies ini telah melalui riset berkelanjutan. Selain itu, edge computing sendiri telah dikembangkan oleh Stratus Technologies sejak tahun 2010, bersamaan dengan dengan data center dan cloud computing yang populer pada tahun itu.

Hal yang pasti, Gerry mengatakan, adalah bahwa inovasi ini tidak akan menjadi disrupsi bagi infrastruktur digital yang sudah ada di industri. Kehadiran inovasi edge computing ini justru dapat mempercepat integrasi OT (operational technology) dan IT (information technology).

Sedangkan di Indonesia sendiri, sudah banyak perusahaan dari berbagai bidang industri yang telah menggunakan solusi inovatif dari Stratus. Salah satunya, adalah perusahaan hulu migas milik pemerintah. Namun tidak hanya perusahaan besar, solusi Stratus Technologies juga menyebar ke berbagai sektor seperti transportasi, keuangan, energi, hingga kesehatan.

Edge computing tidak semata untuk industri besar, tapi industri kelas menengah ke bawah juga bisa menggunakannya,” ujar Gerry.

Fitur paling minimal dari edge computing milik Stratus adalah server standar yang sudah dilengkapi dengan integrasi sistem digitalisasi yang memuat berbagai informasi mengenai utilisasi fasilitas produksi secara real time.

Sementara untuk kebutuhan lebih lanjut, edge computing Stratus telah dilengkapi dengan sistem manajemen canggih yang mampu melakukan analisis risiko kegagalan hardware dan mencegah downtime yang dapat mengakibatkan beban produksi dan operasi. Stratus pun menawarkan solusi pula untuk mencegah kegagalan sehingga  menjamin proses produksi berlangsung tanpa hambatan.

“Kalaupun terjadi downtime atau major failure, kami memiliki solusi untuk pemulihan sistem yang bisa menjalan sistem tanpa interupsi dan mengembalikan kondisi seperti sedia kala secara cepat dan otomatis,” jelas Gerry.

Gerry pun mengatakan bahwa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung saat ini telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya otomasi industri. Menurutnya, sudah banyak industri yang akhirnya mengalami kesulitan melakukan produksi karena terhalang kasus COVID-19 di fasilitas produksinya.

Edge computing bisa menjadi solusi tersebut, karena pengguna bisa melakukan remote mapping dan operasi dari rumah. Terlebih untuk daerah terpencil yang mana ketika PPKM berlangsung, transportasi sangat dibatasi,” kata Gerry.

Stratus Technologies dalam rangka mendapatkan kepercayaan dari pelaku industri di Indonesia, kemudian menyatakan bahwa sistem edge computing mereka bisa menekan munculnya permasalahan yang berulang hanya sebesar satu persen. Sedangkan rasio rata-rata untuk kembalinya masalah berulang adalah sebesar 30-35 persen.

Keandalan edge computing dari Stratus kemudian dapat membuat kepuasan penggunanya mencapai 97 persen. Angka tersebut pun jauh diatas rata-rata industri terhadap solusi digital secara keseluruhan yang hanya berkisar 66-72 persen.


Bagikan artikel ini