UMM Siap Kembangkan Teknologi AI di Bidang Batik


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) siap mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mendukung bidang batik.

Hal ini pun diperkuat dengan kunjungan yang dilakukan ke Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad dan Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian di Yogyakarta.

Ketua Prodi Informatika UMM Ir. Galih Wasis Wicaksono, S.Kom., M.Cs mengungkapkan, bahwa alasan pihaknya memilih batik untuk dikembangkan ke dunia AI adalah karena batik merupakan budaya asli Indonesia. Batik merupakan budaya yang berasal dari perpaduan seni dan teknologi para leluhur bangsa, serta telah menjadi ciri khas Indonesia.

“Jadi tidak ada salahnya kami mengembangkan AI di bidang batik ini. Apalagi UNESCO secara resmi mengakui, batik masuk ke dalam daftar representatif budaya tak-benda warisan manusia,” kata Galih dalam keterangan resminya, melansir dari Sindonews.com, Senin (11/7/2022).

Berkenaan dengan kunjungan Prodi Teknik Informatika UMM ke PPBI, Galih menjelaskan bahwa pihaknya ingin merintis kemitraan yang nantinya akan mengumpulkan data untuk kebutuhan pengembangan AI. Pengumpulan data ini tidak hanya dilakukan untuk pengembangan AI, tetapi juga untuk kegiatan pembelajaran di perkuliahan, serta riset mengenai batik.

PPBI Sekar Jagad pun menyambut baik tawaran kemitraan dari UMM untuk mendukung perkembangan AI. bahkan ada beberapa rencana kerja yang bisa segera dilaksanakan melalui kolaborasi keduanya, seperti proses digitalisasi buku mengenai batik yang melibatkan dosen serta mahasiswa.

Galih kemudian menuturkan, bahwa tujuan yang sama juga diemban dalam kunjungan ke BBKB Kementerian Perindustrian. UMM juga ingin lebih mengenal produk teknologi dari BBKB serta data set batik yang nantinya akan digunakan untuk penyusunan AI yang lebih baik.

Adapun beberapa kolaborasi yang bisa dilakukan adalah berupa penelitian, magang, serta pemgembangan data set AI yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk mendukung riset ataupun proyek yang lebih mumpuni.

Galih juga menyampaikan bahwa BBKB sendiri saat ini telah memiliki aplikasi di bidang batik, yaotu Batik Analyzer dan Nadin. Batik Analyzer digunakan untuk mengklasifikasi jenis batik tulis, cap, print dan sebagainya, sementara Nadin merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencocokkan warna dari bahan pewarna alami untuk memberi warna pada motif batik.

“Berangkat dari hal ini, kunjungan ini membuka peluang para mahasiswa Teknik Informatika UMM untuk ikut serta dalam pengembangan aplikasi-aplikasi BBKB. Harapannya, mereka bisa menambah pengalaman dan kompetensi mahasiswa serta memberikan inovasi solutif dalam pengembangan AI batik,” pungkas Galih.


Bagikan artikel ini