Hati-Hati! Deepfake Suara Mengincar Lewat WhatsApp
- Rita Puspita Sari
- •
- 20 jam yang lalu

Ilustrasi Deepfake WhatsApp
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), kini muncul ancaman baru yang harus diwaspadai oleh semua pengguna internet, terutama pengguna WhatsApp. Bukan sekadar penipuan konvensional atau phising, kini penipuan bisa terdengar sangat meyakinkan karena menggunakan suara tiruan (deepfake voice) yang menyerupai orang yang kita kenal, termasuk tokoh penting seperti pejabat negara, atasan, hingga anggota keluarga.
Dalam beberapa bulan terakhir, penipuan dengan teknologi deepfake suara makin marak terjadi di Indonesia. Bahkan, lonjakannya disebut mencapai 1.550% dalam setahun terakhir, menurut laporan Dtrust per Juni 2025. Tak heran jika masyarakat semakin khawatir karena penipuan ini benar-benar sulit dibedakan dari percakapan sungguhan.
Lalu, apa itu sebenarnya deepfake suara? Bagaimana cara kerja para penipu? Dan yang paling penting, bagaimana kita bisa mendeteksinya dan mencegah agar tidak menjadi korban? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Deepfake Suara dan Mengapa Berbahaya?
Teknologi deepfake suara (AI voice cloning) merupakan hasil dari pemanfaatan kecerdasan buatan untuk meniru suara seseorang. Proses ini melibatkan pembelajaran mesin (machine learning) yang mempelajari pola suara, intonasi, dan cara berbicara seseorang, lalu menghasilkan audio buatan yang menyerupai suara asli dengan sangat akurat.
Dengan bermodal beberapa menit rekaman suara target yang bisa diambil dari video di YouTube, rekaman podcast, bahkan percakapan WhatsApp penipu bisa menciptakan suara yang terdengar 99% seperti aslinya. Peniruannya sangat halus dan bisa membujuk korban untuk melakukan sesuatu, seperti:
- Mentransfer uang,
- Memberikan data pribadi,
- Mengakses akun tertentu, atau
- Menyetujui transaksi penting.
Dan karena dilakukan lewat WhatsApp penipuan ini semakin sulit terdeteksi.
Kasus Deepfake Suara di Indonesia: Presiden pun Ditiru!
Pada awal tahun 2025, publik dikejutkan oleh beberapa kasus penipuan dengan teknologi deepfake yang meniru suara tokoh penting, seperti:
- Presiden Prabowo Subianto
- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka
- Menteri Keuangan Sri Mulyani
Modusnya? Penipu membuat seolah-olah ada program bantuan pemerintah, lengkap dengan suara para pejabat tersebut yang mempromosikan program palsu. Dalam percakapan atau pesan suara WhatsApp, korban diminta untuk menghubungi nomor tertentu dan diminta mentransfer sejumlah uang demi "mendapat bantuan".
Dengan kombinasi video, suara, dan informasi yang terlihat resmi, banyak masyarakat tertipu dan mengalami kerugian.
Cara Kerja Penipuan Deepfake Suara di WhatsApp
Penipuan ini tidak terjadi secara spontan. Ada tahapan-tahapan strategis yang dilakukan pelaku, antara lain:
- Mengumpulkan Rekaman Suara Target
Pelaku mencari rekaman suara target dari platform publik, seperti media sosial, video wawancara, atau siaran suara. Cukup 1–2 menit rekaman, AI bisa mulai mempelajari suara tersebut. - Menggunakan AI untuk Membuat Clone Suara
Dengan bantuan software AI voice cloning seperti ElevenLabs, Descript, atau iSpeech, pelaku membuat salinan suara target yang bisa digunakan untuk berbicara secara real-time. - Menghubungi Korban Lewat WhatsApp Call atau Voice Note
Pelaku menyamar sebagai pihak yang dikenal korban, seperti keluarga atau atasan, lalu menggunakan suara tiruan tersebut untuk menyampaikan informasi palsu. - Menekan Korban untuk Bertindak Cepat
Korban diminta untuk segera mentransfer uang, membagikan OTP, atau melakukan tindakan lain dengan dalih kondisi darurat atau hadiah terbatas waktu.
Ciri-Ciri Deepfake Suara yang Perlu Dikenali
Meskipun teknologi deepfake makin canggih, masih ada tanda-tanda yang bisa kita perhatikan untuk mendeteksinya:
- Nada Bicara Datar dan Monoton
Suara manusia normal memiliki fluktuasi emosional—terkadang bersemangat, kadang tegas, kadang bingung. Namun, deepfake cenderung datar, tidak punya variasi emosi, dan terasa janggal. - Pengucapan Kaku dan Tidak Alami
AI belum bisa sepenuhnya memahami konteks percakapan. Maka, kadang kalimat terdengar aneh, tidak nyambung, atau mengulang kata secara tidak wajar. - Suara Latar Tidak Masuk Akal
Deepfake sering kali dihasilkan dari rekaman bersih. Jadi, kalau dalam percakapan Anda mendengar suara latar yang aneh atau tidak sesuai konteks (misalnya suara kantor padahal dia bilang sedang di jalan), perlu dicurigai. - Kesalahan Kecil dalam Bahasa atau Aksen
Jika suara seseorang tiba-tiba terdengar seperti memiliki aksen berbeda, atau menggunakan frasa yang tidak biasa digunakannya, itu bisa jadi tanda bahwa suara tersebut tidak asli.
Tips dan Trik Menghindari Penipuan Deepfake Suara
- Selalu Verifikasi Identitas
Jika Anda menerima panggilan dari seseorang yang mengaku sebagai kolega, keluarga, atau pejabat—jangan langsung percaya, meskipun suaranya terdengar familiar. Cobalah:- Menelpon balik nomor yang benar-benar Anda simpan.
- Meminta verifikasi tambahan (misalnya: "apa nama kucing kita?").
- Jangan Mudah Panik
Penipu sering kali menciptakan situasi darurat palsu untuk membuat Anda panik dan bertindak tanpa berpikir. Misalnya:- “Saya butuh uang sekarang, ini penting!”
- “Kalau tidak ditransfer sekarang, Anda akan rugi besar.”
- Tenangkan diri dan pikirkan logika permintaan itu.
- Waspadai Tawaran yang Terlalu Bagus
Hadiah instan? Bonus dadakan? Undian dari pemerintah? Hati-hati, semua itu bisa jadi hanya pancingan palsu. Jangan langsung percaya jika belum ada pengumuman resmi dari instansi terkait. - Perkuat Literasi Digital
Ajarkan keluarga, terutama orang tua dan anak-anak remaja, tentang penipuan digital termasuk deepfake suara. Semakin banyak yang paham, semakin kecil peluang penipu berhasil. - Gunakan Fitur Keamanan Tambahan
- Aktifkan verifikasi dua langkah (2FA) di WhatsApp.
- Jangan bagikan kode OTP ke siapa pun, bahkan jika diminta oleh “orang terdekat”.
- Gunakan aplikasi anti-spam dan anti-phishing jika tersedia.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terlanjur Tertipu?
- Segera hubungi bank Anda untuk memblokir transfer atau membatalkan transaksi.
- Laporkan ke polisi atau pihak berwenang, bawa bukti percakapan atau voice note.
- Sebarkan informasi kepada kerabat agar tidak ada korban berikutnya.
Teknologi deepfake suara memang inovatif, tapi juga membuka celah besar dalam keamanan digital. Ketika suara bisa dipalsukan, maka kepercayaan personal tidak cukup lagi sebagai pengaman.
Sebagai pengguna aktif WhatsApp dan internet, Anda harus selalu berpikir kritis, waspada, dan tidak mudah percaya. Perkuat literasi digital, edukasi orang terdekat, dan pastikan selalu melakukan verifikasi sebelum bertindak.
Ingat, di dunia digital yang serba cepat ini, satu klik atau satu percakapan bisa berakibat fatal. Bijaklah dalam menyikapi setiap informasi yang Anda terima, terlebih jika datang dalam bentuk suara.