Hanya 3% dari Ribuan Pusat Data Pemerintah yang Gunakan Cloud


Data Center

Ilustrasi Data Center

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat bahwa pemerintah memiliki 2.700 server data. Namun dari jumlah tersebut, baru 3% yang memanfaatkan teknologi komputasi awan atau cloud computing.

Menteri Kominfo Johnny G Plate pun menyampaikan bahwa banyak pusat data pemerintah yang hanya dikelola secara sederhana. Hal ini pun membuat pemerintah kesulitan untuk menerapkan prinsip interoperabilitas data, terutama data yang terkait dengan COVID-19.

“Kominfo dituntut untuk memberikan data akurat untuk penanganan pandemi, tetapi sulit untuk terintegrasi,” kata Johnny dalam acara Retrospeksi Kominfo 2021 dan Outlook 2022, Selasa (28/12/2021).

Selain kebutuhan data terintegrasi, Kominfo juga harus menangani keamanan dari pusat-pusat data ini. Keharusan menjaga keamanan data sendiri menurut Johnny adalah pekerjaan yang sensitif dan cukup sulit dilakukan.

Oleh karena itu, Kominfo pun berencana untuk membuat Government Cloud atau Pusat Data Nasional (PDN) yang akan dibangun mulai tahun 2022 dan ditargetkan selesai pada 2023 mendatang. PDN sendiri rencananya akan dibangun di empat lokasi, yaitu Bekasi, Batam, ibu kota baru, serta Labuan Bajo.

Pembangunan Pusat Data Nasional ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kominfo juga telah melakukan penjajakan minat pasar pada November lalu bagi para tender pendukung pembangunan Pusat Data Nasional.

“Kami akan gencarkan pembangunan pada 2022, dan pada 2023 Pusat Data Nasional sudah bisa beroperasi,” ungkap Johnny.

Sementara di sisi lain, Indonesia dinilai mempunyai pertumbuhan cloud yang besar. Bahkan disebut memiliki peluang besar untuk menjadi hub pusar data di Asia. Kher Tean Chen, Country Managing Director Accenture Indonesia pun mengatakan bahwa pertumbuhan layanan cloud di Indonesia termasuk besar seiring dengan banyaknya jumlah perusahaan unicorn.

“Pasar cloud Indonesia dibandingkan dengan negara lain di wilayah Asia Tenggara itu terhitung besar dengan jumlah unicorn paling banyak. Mereka mengonsumsi data penggunaan dengan sangat banyak,” kata Kher Tean dalam konferensi virtual pada Agustus lalu, (26/8/2021).

Sementara berdasarkan laporan Cisco dan BCG sendiri bertajuk The Future of Cloud in Asia Pacific, pengeluaran infrastruktur informasi dan teknologi (IT) serta public cloud di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan cloud computing yang cukup besar, dan Kominfo pun mendorong hal tersebut dengan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) atau Government Cloud.


Bagikan artikel ini