AI Disebut Bisa Perkuat Kehadiran Puskesmas Cerdas di Masa Depan


Layanan Kesehatan Digital

Layanan Kesehatan Digital

Peneliti Senior dari Health Informatics Research Cluster (HIRC) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Kemal N. Siregar menyebut teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mampu menguatkan terciptanya puskesmas cerdas bagi masyarakat di masa depan.

“Memanfaatkan teknologi digital bisa memungkinkan kita untuk lebih maju, yaitu salah satunya dengan memanfaatkan AI,” kata Kemal dalam webinar Smart Puskesmas: Menuju Digitalisasi Layanan Kesehatan Primer yang digelar secara daring di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Kemal kemudian menuturkan, bahwa dengan memanfaatkan platform teknologi digital yang semakin berkembang, setiap puskesmas di Indonesia dapat mengoperasikan layanan kesehatan dengan dukungan teknologi AI.

AI sendiri disebut dapat menunjang serta mempercepat deteksi dini dari sebuah penyakit, sebelum memasuki fase parah. Hal ini kemudian dapat mencegah fatalitas dari penyakit serta menekan biaya pengobatan bagi pasien karena diobati sejak dini.

Kemal kemudian mengatakan, bahwa penggunaan AI pada layanan kesehatan primer memang sedang mengemuka, khususnya selama pandemi COVID-19. Kemal pun menyampaikan, beberapa literatur terbaru dari tiga hingga lima tahun terakhir juga menyebut AI sanggup memperkuat layanan kesehatan primer di puskesmas.

“HIRC atau FKM UI sudah melakukan penelitian sejauh mana penggunaan AI dalam layanan kesehatan primer. Misalnya, mendeteksi kecemasan pada ibu hamil dengan menggunakan expert system,” jelas Kemal.

Menurut Kemal, AI dapat menghadirkan solusi inovatif bagi layanan kesehatan primer. AI tidak hanya dapat mendeteksi kecemasan atau depresi pada ibu hamil, tetapi juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelahiran prematur berbasis machine learning (ML) secara dini.

Tidak hanya itu, AI juga disebut dapat meningkatkan kinerja para bidan di puskesmas dengan menggunakan mHealth. Teknologi AI juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penolakan vaksin pada ibu dengan social sensing, sehingga penanganan dapat segera dilakukan.

Kemal kemudian menekankan, bahwa pencarian solusi dari segala masalah yang dihadapi dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas hingga mewujudkan layanan kesehatan primer terbaik tidak boleh lepas dari mencermati siklus hidup manusia.

“Tadi juga sudah disampaikan Kementerian Kesehatan bahwa penting bagi kita untuk melihat segala sesuatu dalam siklus hidup,” ujar Kemal.


Bagikan artikel ini