BPJPH Jajaki Pemanfaatan AI untuk Layanan Jaminan Produk Halal


Artificial Intelligence Industri

Ilustrasi Industri Artificial Intelligence

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menjajaki penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam penggunaan layanan halal. Hal ini dilakukan melalui kunjungan ke Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) di Gedung Lab Riset Multidisiplin Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok.

“Kunjungan ini kami maksudkan untuk mengenal lebih dekat Artificial Intelligence. Harapannya, kami dapat melakukan diskusi dengan pengelola AiCI dan mengeksplorasi ide-ide baru untuk mendukung peningkatan layanan BPJPH,” kata Plt Kepala BPJPH Mastuki dalam siaran resmi, Selasa (4/5/2021).

Lebih lanjut, diketahui bahwa penyelenggaraan jaminan produk halal memiliki cakupan yang sangat luas karena berkaitan dengan proses bisnis yang melibatkan banyak stakeholder. Jumlah penerima layanan BPJPH pun juga cukup banyak.

Mastuki menuturkan, kondisi ini merupakan tantang yang harus dihadapi. Pihaknya pun bersikap terbuka terhadap sinergi dan diskusi inklusif bersama berbagai pihak untuk dapat menggali ide-ide baru yang bermanfaat.

Adapun penggunaan teknologi seperti AI dinilai memiliki nilai potensial untuk dapat mendukung proses layanan jaminan produk halal. Layanan ini pun diperlukan mulai dari sosialisasi dan pembinaan, sertifikasi halal, pendampingan UMK berorientasi halal, hingga penyiapan sumber daya manusia (SDM) di bidang halal dan layanan berbasis web untuk digitalisasi layanan.

“Kami berharap ada terobosan teknologi yang dapat memudahkan dan mempercepat berbagai aktivitas layanan halal. Misalnya sosialisasi dan edukasi halal mengenai bahan, penggunaan bahan, proses produksi halal, titik kritis kehalalan, dan sebagainya sampai sedetail mungkin. Itu sangat mungkin dilakukan dengan AI,” ungkap Mastuki.

Tidak hanya itu, pelatihan pendamping atau mentor halal bagi UMK juga bisa lebih mudah dilakukan dengan teknologi. Bahkan pemanfaatan Virtual Reality (VR) yang dikembangkan AiCI bersama UMG IdeaLab dianggap memberikan inspirasi bagi BPJPH untuk promosi halal, tur virtual, expo produk halal, hingga rancangan web yang berbasis digital.

Sementara itu, Co-Founder dan Direktur AiCI Baiq Hana Susanti menuturkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu BPJPH sebagai badan pemerintah yang menjalankan tugas untuk menyelenggarakan jaminan produk halal.

AiCI sendiri merupakan lembaga yang didirikan atas kerja sama UMG IdeaLab Indonesia dengan Fakultas MIPA Universitas Indonesia. AiCI bertujuan untuk mengembangkan SDM di bidang AI guna membangun kapabilitas bangsa dalam menyambut revolusi industri 4.0.

Baiq menyebutkan bahwa pihaknya siap untuk melaksanakan kerja sama dengan BPJPH dalam hal layanan jaminan produk halal, bahkan termasuk pula dengan pengembangan aplikasi yang dapat mendukung layanan.

“Kita tahu, untuk UMKM yang ada di Indonesia saja jumlahnya jutaan. Maka dari itu tidak mungkin kalau ini (layanan jaminan produk halal) tidak melibatkan teknologi. Kami siap kolaborasi dengan BPJPH,” tutur Baiq.


Bagikan artikel ini