BRI Manfaatkan Teknologi Hybrid Cloud untuk Layanan Finansial


Webinar Solusi Hybrid Cloud untuk Fleksibilitas Layanan Finansial di Indonesia

Webinar Solusi Hybrid Cloud untuk Fleksibilitas Layanan Finansial di Indonesia

Industri 4.0 mempengaruhi transformasi bank menjadi Bank 4.0 yang sepenuhnya experience driven dengan  menggunakan otomasi Artificial Intelligence (AI) yang lebih personalize ke penggunanya. 

Selain itu, perkembangan digital membuat Banking model memasuki era open banking dengan teknologi mobile yang dapat melakukan transaksi dimana saja dan bisa melalui e-commerce, merchant, dan sebagainya namun tetap pada saat pembayaran, customer mengakses ke bank.

Selain itu pembukaan rekening juga kini sudah bisa dilakukan melalui mobile banking maupun melalui partnership. Di era open banking ini sangat terbuka kaitannya antara bisnis dan partner. 

"BRI memang menyadari bahwa cloud merupakan suatu teknologi yang harus kami rangkul dan ini juga sudah masuk BRIvolution 2.0: BRI Digital & IT Vision & Mission yang merupakan strategic planning dari BRI yang terdiri dari visi dan misi yang salah satu iniasinya untuk meningkatkan resiliensi IT platform dan salah satu inisiatifnya adalah mendefiniskan strategi publik atau hybrid cloud serta roadmap dan mengimplementasikan cloud foundations," kata Department Head IT Architecture Bank Rakyat Indonesia (BRI) Nugroho Pancayogo dalam acara Hybrid Cloud Weekk 2022 pada Webinar Solusi Hybrid Cloud untuk Fleksibilitas Layanan Finansial di Indonesia.

Dalam memanfaatkan teknologi Cloud ini, BRI mengharapkan kecepatan perubahan produk untuk mengikuti pasar, inovasi pada teknologi cloud tengah berkembang pesat sehingga teknologi tersebut bisa langsung dipakai, BRI juga mengharapkan residensi yang lebih tinggi karena dibangun dengan platform micro services, BRI juga menginginkan aplikasi yang ada di on-premise dan di cloud bisa saling harmonis.

Pancayogo menjelaskan, alasan BRI memilih untuk memanfaatkan teknologi hybrid cloud adalah industri keuangan adalah industri yang sangat diatur membuat adopsi cloud perlu dipersiapkan dengan baik, legacy application yang membuat banyak aplikasi yang masih belum siap dalam penerapan cloud, tools yang sudah dipersiapkan oleh teknologi cloud sehingga BRI hanya tinggal menggunakan teknologi tersebut.  

"BRI juga tengah membentuk Cloud Center of Excellence (CCOE) yang merupakan suatu tim dalam lintas divisi yang memiliki tugas untuk mengawasi dan mengarahkan Site Reguler Engineer (SRE) atau platform engineer yang ada di BRI. Kami menjalankan Cloud ini supaya sesuai dengan arahnya dan mendapatkan impact yang besar bagi BRI," ujar Pancayogo. 

CCOE ditujukan sebagai fungsi tata kelola cloud computing yang terpusat untuk BRI secara keseluruhan. CCOE berfungsi sebagai broker layanan cloud internal. CCOE Berperan konsultif untuk IT pusat, unit bisnis IT, dan konsumen dari layanan cloud dalam bisnis.

CCOE memiliki tiga pilar sebagai domain kerja yakni governance, Brokage, dan Community. Pada pilar Governance, CCOE membuat kebijakan terkait komputasi awan dan memilih tata kelola yang akan dibuat. Kebijakan dibuat dalam kolaborasi dengan tim lintas divisi dan ditegakan oleh perpaduan antara tata kelola dan proses organisasi yang sesuai. Pendekan ini memberikan manajemen finansial dan risiko.

Pilar Brokage, CCOE membantu pengguna dalam memilih penyedia cloud, arsitek solusi cloud, dan berkolaborasi dengan tim sumber untuk negosiasi kontrak dan manajemen vendor.

Pilar yang terakhir yakni Community, pada pilar ini CCOE meningkatkan tingkat pengetahuan Cloud di BRI dan menangkap serta berbagi praktik terbaik bagi konsumen.


Bagikan artikel ini