Google Perkuat AI untuk Hadapi Fenomena ChatGPT yang Makin Besar


Google

Google

Perusahaan teknologi raksasa Google saat ini tengah merancang strategi untuk memperkuat teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mereka untuk menghadapi persaingan dengan platform berbasis AI ChatGPT.

ChatGPT sendiri merupakan platform berbasis teknologi AI yang dapat menjawab pertanyaan atau perintah dari penggunanya. Pengguna hanya perlu mengetikkan sejumlah kalimat, untuk kemudian ChatGPT akan memberikan jawaban yang cukup komprehensif sebagai hasil dari pembelajaran yang dilakukan oleh sistem.

Maka melihat fenomena ChatGPT yang mulai meningkat, perusahaan teknologi raksasa Google kemudian meluncurkan ‘kode merah’, di mana ChatGPT dianggap mengancam mesin pencari atau search engine milik Google.

Mengutip dari Business Insider, menurut memo internal Google, CEO perusahaan induk Google, Alphabet, yaitu Sundar Pichai bahkan disebut ikut berpartisipasi dalam beberapa pertemuan seputar strategi penguatan AI Google. Ia disebut mengarahkan banyak grup di dalam perusahaan untuk memfokuskan upaya mereka dalam mengatasi ancaman dari ChatGPT.

Google juga disebut mengerahkan tim peneliti di divisi Kepercayaan dan Keamanan untuk dapat membantu mengembangkan dan meluncurkan prototipe serta produk baru berbasis AI. beberapa karyawan juga ditugaskan untuk membuat produk AI yang dapat menghasilkan seni dan grafik yang mirip dengan DALL-E OpenAI, yang digunakan oleh jutaan orang.

Langkah Google untuk menguatkan serta memproduksi AI terbaru ini sendiri muncul saat karyawan Google dan para ahli saling memperdebatkan apakah ChatGPT memiliki potensi untuk menggantikan mesin pencari, yang pada akhirnya akan merugikan model bisnis iklan Google.

Sridhar Ramaswamy yang mengawasi tim periklanan Google dari 2013 hingga 2018 pun menyebutkan bahw ChatGPT dapat mencegah pengguna untuk mengklik tautan Google yang memiliki iklan. Iklan di Google sendiri dapat menghasilkan US$ 208 miliar atau 81 persen dari keseluruhan pendapatan Alphabet pada 2021.

ChatGPT pun diketahui telah mengumpulkan lebih dari satu juta pengguna lima hari sejak peluncurannya untuk publik. Platform AI ini pun dapat menghasilkan jawaban atas pertanyaan melalui percakapan yang miri[ dengan manusia, melalui sintesis informasi dari jutaan situs web.

Pengguna bahkan dapat meminta ChatGPT untuk menulis esai akademik, saran pengkodean, bahkan berfungsi sebagai terapis. Namun kemudian ChatGPT juga seringkali melakukan kesalahan karena tidak dapat memeriksa fakta yang dihasilkan, serta tidak dapat membedakan informasi yang telah diverifikasi dan informasi yang salah.


Bagikan artikel ini