Startup Chickin Indonesia Hadirkan Chickin Smart Farm App


Ilustrasi Internet of Things

Ilustrasi Internet of Things (IoT)

Angka kematian ayam ternak yang tinggi, pengelolaan kandang tidak sistematis, sistem pendataan tradisional hingga lingkup penjualan dan pemasaran sempit jadi alasan startup Chickin Indonesia merilis teknologi aplikasi dan IoT Chickin Smart Farm App.

”Saat ini peternak menjalankan bisnis budidaya ayam broiler dengan perasaan was-was,” kata CEO Chickin Indonesia Tubagus Syailendra.

Tubagus menganggap inovasi smart farm sangat penting lewat solusi sistem perkandangan berbasis IoT dan AI Support. ”Sebab dapat membantu peternak melakukan budidaya secara efisien dan optimal,” bebernya.

Selain itu, teknologi Chickin Indonesia membuat peternak tidak perlu khawatir dan repot mengenai kondisi cuaca di dalam kandang. Ini dilakukan lewat teknologi Micro Climate Controller (MCC). Fungsinya untuk mengatur suhu dan kelembaban kandang secara otomatis.

”Sebab suhu dan kelembaban bisa diatur secara manual melalui Chickin Smart Farm App yang tersambung ke smartphone peternak,” ungkapnya. Ia melanjutkan, keberadaan IoT dan AI Support di kandang ayam memungkinkan terjadinya budidaya jarak jauh karena proses kontrol yang mudah.

Lebih jauh lagi, aplikasi Chickin Smart Farm App menyediakan fitur seperti kontrol dan pengawasan kandang, data administratif, harga ayam, serta konsultasi online.

”Para peternak bisa menyimpan data-data mengenai kandang selama masa budidaya ayam broiler dan juga semua data administrasi kandang mulai dari data harian, sapronak hingga penjualan akhir sampai ke tangan pembeli. Sehingga mereka tidak kewalahan dan repot karena semua permasalahan dapat diselesaikan dengan transparan dan real time dalam satu aplikasi,” beber Tubagus.

Melansir dari Sindo News, seberapa besar dampak adopsi teknologi Chickin Smart Farm App bagi para peternak ayam? Menurut Tubagus, peternak dapat meningkatkan produktivitas budidaya hingga 200 juta ayam dalam waktu tiga tahun.

Ia mengatakan, fokus Chickin Smart Farm adalah membantu peternak menekan biaya operasionalnya dengan mengefisiensi sistem kandang ternak ayam broiler.

”Teknologi kami berhasil mengurangi angka kematian ayam broiler hingga kurang dari 3% dengan angka keberhasilan panen hampir 100% serta mendapat profit 300%-400% lebih tinggi,” klaimnya. Keunggulan lain adalah aplikasi tersebut diklaim sangat mudah digunakan.

Bahkan, mereka sudah dipercaya untuk bekerjasama dengan beberapa mitra yang sudah memiliki nama besar seperti PT Japfa, PT. Trisula Bintang Utama, PT. Charoen Pokphand Indonesia, dan PT. Cheil Jedang (CJ).

Tubagus yakin bahwa teknologi memberi peluang bagi para peternak lokal melalui perbaikan teknik budidaya perkandangan tradisional ke teknik budidaya berbasis teknologi yang memudahkan peternak dapat menciptakan efek yang meningkatkan produksi sekaligus dapat bersaing di kancah ekonomi global.

”Kami ingin jadi penggagas peternakan teknologi sehingga pemenuhan pasokan daging ayam menjadi lebih baik dan menguntungkan peternak lokal Indonesia,” ujar Tubagus.


Bagikan artikel ini