Datakrasi Berpotensi Gantikan Demokrasi di Era Politik Digital
- Natalia Putri Ninda Budi
- •
- 30 Sep 2020 09.20 WIB
Politik dunia kini sudah memasuki era datakrasi (politik berbasis data). Penyerapan aspirasi untuk membuat keputusan politik pun diambil berdasarkan data digital.
Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa demokrasi konvensional berpotensi digantikan datakrasi di era Big Data saat ini. Hal ini karena kebijakan politik datakrasi akan menghasilkkan kebijakan politik yang lebih presisi dan akurat.
Kebijakan politik yang lebih akurat dan presisi diperoleh dengan pengumpulan data melalui proses, analisis, dan visualisasi dengan artificial intelligence (kecerdasan buatan).
"Nantinya tak ada lagi manusia politik, yang ada adalah kecerdasan buatan yang memenuhi harapan dan aspirasi rakyat," ujar Budiman di Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Menghadapi era datakrasi, Budiman menawarkan Trisakti ABC yang bisa menjadi alternatif di masa depan negara di tengah perkembangan teknologi. Trisakti ABC ini memiliki tiga ide penting, yaitu 3A, 3B, dan 3C.
Ide 3A (alami, asasi, abadi) berhubungan dengan gerakan yang sejalan dengan alam, pemerataan ekonomi, serta keberlanjutan. Pada ide 3B (berdana, berdata, berdaya) berkaitan dengan penghasilan yang cukup, hak atas data serta pengembangan diri. Pada 3C, (cinta, cita, cipta) ide berkenaan dengan munculnya generasi yang kaya akan ide dan menciptakan inovasi yang baru untuk masyarakat.
Budiman mengatakan, di era ini setiap individu bisa menjadi server, data center, dan WiFi (internet of me). Namun, setiap individu harus mempunyai hak atas data dari dirinya untuk dimanfaatkan pihak lain dalam keperluan tertentu. Selain itu, rangkaian data (blockchain) digunakan untuk menyatukan implementasi tingkat komunitas dan individual. Blockchain juga digunakan untuk pelindung hak-hak individu sebagai internet of me.
"Blockchain adalah perpaduan teknologi antarotak komputer dan teknologi internet diri, sehingga kita bisa melakukan 'arisan data' untuk kepentingan bersama dan keuntungan bersama," kata Budiman.
Budiman menyebut Digital Citizen Lab sebagai contoh datakrasi. Digital Citizen Lab merupakan ruang kolaborasi publik dan pemerintah daerah untuk menciptakan inovasi data digital dengan menggunakan 5 jenis data, yaitu statistik dasar, media sosial, data spasial, sensor, dan data berita.
"Produk yang dihasilkan dapat berupa produk teknologi, kebijakan, naskah akademi, infografis, dan lainnya," papar Budiman.