Elon Musk Sukses Tanam Chip Neuralink di Otak Manusia


Ilustrasi Chip AI

Ilustrasi Chip AI

Elon Musk baru-baru ini mengungkapkan bahwa perusahaannya, Neuralink, telah berhasil menanamkan chip atau implan ke otak manusia. Pengumuman ini dilakukan melalui akun Twitter miliknya, di mana Musk menyatakan bahwa pasien pertama yang menerima implan tersebut telah pulih dengan baik hanya dalam sehari setelah operasi.

Menurut informasi yang dikutip dari Engadget pada Rabu (31/1/2024), Musk mengatakan bahwa hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan. "Manusia pertama yang menerima implan dari @Neuralink kemarin dan saat ini telah pulih dengan baik," cuit bos X tersebut. Lebih lanjut ia menuturkan, hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan.

Proses penanaman implan ini menjadi langkah maju bagi Neuralink, yang baru-baru ini mendapatkan persetujuan dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) untuk melakukan uji klinis pada pasien manusia.

Fokus utama Neuralink dalam uji coba ini adalah memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengendalikan kursor komputer atau keyboard hanya dengan pikiran mereka. Tujuan akhirnya adalah menciptakan brain-computer interfaces (BCI) yang inovatif. Uji coba ini diarahkan kepada pasien-pasien yang menderita quadriplegia akibat cedera tulang belakang atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit neurodegeneratif yang membatasi fungsi saraf.

Meski begitu, Musk tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai prosedur penanaman implan otak yang dilakukan pada pasien manusia. Keberhasilan ini diharapkan menjadi landasan untuk pengembangan produk Neuralink di masa depan.

Pelanggaran Aturan AS oleh Neuralink

Namun, bukan tanpa kontroversi, Neuralink juga dilaporkan melanggar aturan yang ditetapkan oleh Departemen Transportasi AS. Pada Februari 2023, selama inspeksi fasilitas perusahaan di Texas dan California, DOT menemukan bahwa Neuralink tidak mendaftarkan dirinya sebagai pengangkut bahan berbahaya. Selain itu, mereka menemukan pengemasan limbah berbahaya yang tidak tepat, termasuk cairan Xylene yang mudah terbakar.Demikian menurut catatan dari badan federal yang ditinjau oleh Reuters, dikutip Senin (29/1/2024).

Xylene, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari sakit kepala hingga kematian. Akibat pelanggaran ini, DOT memberikan denda sebesar USD 2.480 atau sekitar Rp 39 juta kepada Neuralink. Meskipun jumlahnya lebih rendah dari perkiraan awal, perusahaan setuju untuk memperbaiki masalah tersebut.

Juru bicara Pipeline and Hazardous Materials Safety Administration, lembaga DOT yang menyelidiki Neuralink, mengkonfirmasi pelanggaran dan denda tersebut, juga mengatakan bahwa penyelidikan sudah ditutup.

Neuralink hingga saat ini belum memberikan tanggapan terkait pelanggaran aturan yang dilakukan. Seiring berjalannya waktu, mungkin akan muncul pertanyaan lebih lanjut mengenai keamanan dan kepatuhan perusahaan ini terhadap regulasi yang ada.

Nilai Perusahaan Neuralink dan Kritik Terhadap Percobaan Pada Hewan

Reuters meninjau catatan yang merinci pelanggaran dari Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (Physicians Committee of Responsible Medicine/PCRM), sebuah kelompok advokasi yang menentang penggunaan hewan dalam penelitian medis, telah melakukan tinjauan terhadap catatan yang merinci pelanggaran yang dilakukan oleh Neuralink. 

PCRM memperoleh dokumen tersebut melalui permintaan catatan terbuka. Namun, catatan tersebut tidak memberikan penjelasan mengenai alasan Neuralink perlu mengangkut bahan berbahaya atau potensi kerugian yang diakibatkan oleh pelanggaran tersebut. Meskipun demikian, Neuralink berhasil mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk melakukan uji coba pertamanya pada manusia, sebuah tonggak penting bagi startup ini. 

Pada Juni 2023, Reuters melaporkan bahwa nilai perusahaan ini mencapai USD 5 miliar, berdasarkan perdagangan saham swasta. Neuralink kemudian mengumumkan pada September 2023 bahwa uji coba tersebut membuka tab baru, dengan mengevaluasi keamanan implannya yang memungkinkan orang dengan kelumpuhan mengendalikan perangkat eksternal hanya dengan pikiran mereka. 

Neuralink juga mencatat bahwa selama penelitian, robot yang dikembangkan oleh mereka akan melakukan pembedahan untuk memasang benang 'ultra-halus' pada implan, yang membantu mengirimkan sinyal ke otak partisipan.

Namun, bukan tanpa kontroversi. Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (Physicians Committee of Responsible Medicine/PCRM) mengungkapkan pelanggaran Neuralink terkait percobaan pada hewan. Diluncurkan setelah laporan bahwa karyawan Neuralink mengajukan keluhan internal, penyelidikan DOT menemukan bahwa eksperimen pada hewan dilakukan secara terburu-buru, menyebabkan penderitaan dan kematian yang tidak perlu.

“Pelanggaran Neuralink sekali lagi mengungkap praktik perusahaan yang ceroboh dan tidak aman,” kata Ryan Merkley, direktur advokasi penelitian PCRM.

PCRM bahkan mencatat bahwa Neuralink mungkin telah mengirimkan implan otak untuk eksperimen pada hewan tanpa tindakan pengendalian yang tepat, potensial terkontaminasi oleh bakteri resisten antibiotik dan virus herpes B. "Implan tersebut mungkin telah terkontaminasi dengan stafilokokus yang kebal antibiotik dan virus herpes B," ungkap PCRM.

Meski demikian, DOT menyatakan tidak menemukan bukti bahwa Neuralink mengirimkan sesuatu yang mengandung zat menular, menurut catatan baru yang ditinjau oleh Reuters.

Sejauh ini, Neuralink belum memberikan tanggapan terkait kritik terhadap percobaan pada hewan. Bagaimanapun, perusahaan ini masih melangkah maju dengan uji coba pada manusia dan terus mengembangkan teknologinya di bidang antarmuka otak-komputer.

Dengan keberhasilan penanaman implan otak pada manusia yang diumumkan oleh Elon Musk melalui Neuralink, dunia menatap masa depan teknologi dengan penuh antusiasme. Meskipun demikian, tantangan dan kontroversi yang dihadapi oleh Neuralink menegaskan pentingnya keterbukaan, kepatuhan terhadap regulasi, dan komitmen terhadap etika dalam mengembangkan teknologi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas.


Bagikan artikel ini