Fokus Kembangkan AI, Elon Musk Umumkan Startup Terbarunya xAI


Artificial Intelligence

Artificial Intelligence

Elon Musk pada hari Rabu (12/07/2023) mengumumkan pendirian startup (perusahaan rintisan) baru bernama xAI. Startup tersebut nantinya akan berfokus pada pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI).

"Mengumumkan pembentukan xAI untuk memahami realitas," tulis Musk di Twitter, platform media sosial yang dibelinya pada Oktober tahun lalu.

Sedangkan di situs web resminya, tertulis bahwa tujuan dari xAI untuk "memahami sifat sebenarnya dari alam semesta."

xAI memiliki tim sebanyak 12 orang, termasuk Musk yang berperan sebagai pemimpin. Anggota di dalam tim tersebut di antaranya Igor Babuschkin, Manuel Kroiss, Jimmy Ba, dan Yuhuai (Tony) Wu.

Di situs web xAI, tertulis bahwa para anggota itu sebelumnya memiliki pengalaman di berbagai perusahaan top seperti OpenAI, DeepMind, Google Research, Microsoft Research, dan Tesla.

Mereka juga pernah mengerjakan dan memimpin pengembangan terobosan besar di bidang AI yang meliputi AlphaStar, AlphaCode, Inception, Minerva, GPT-3.5 dan GPT-4.

Selain itu, tim di xAI juga akan dibimbing oleh Dan Hendrycks yang merupakan direktur lembaga nirlaba Center for AI Safety.

Melansir dari Info Komputer, xAI sendiri dikatakan sebagai startup yang terpisah dari X Corp, tetapi akan bekerja sama dengan Twitter, Tesla, dan perusahaan lainnya untuk membuat kemajuan yang sesuai dengan misi startup tersebut.

Tim xAI bakal mengadakan pertemuan di Twitter Spaces pada hari Jumat, 14 Juli 2023, di mana mereka akan membicarakan apa yang sebenarnya bakal dilakukan oleh startup ini.

Selama sesi pertemuan berlangsung, para tamu yang hadir berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan ke mereka.

Lebih lanjut, pengumuman xAI sendiri menyusul pengajuan Musk untuk mendirikan perusahaan AI pada awal tahun ini, setelah adanya laporan bahwa ia berencana untuk membuat saingan ChatGPT, chatbot AI yang merupakan besutan OpenAI.

Seperti diketahui, kehadiran ChatGPT telah membuat banyak perusahaan teknologi besar menghadirkan inovasi yang serupa.

Pada bulan Februari lalu, Microsoft memasuki ranah chatbot AI dengan menghadirkan Bing versi baru yang dilengkapi ChatGPT. Tak lama, Google mengikutinya dengan merilis AI Bard.

Raksasa teknologi di Tiongkok, Alibaba, juga telah meluncurkan saingan ChatGPT bernama Tongyi Qianwen dengan kemampuan bahasa China dan Inggris.

Dikutip dari CNET, meskipun telah mengumumkan startup AI-nya sendiri, Musk termasuk di antara lebih dari 1.000 orang berpengaruh di industri teknologi yang menandatangani surat terbuka pada bulan Maret lalu.

Surat terbuka itu mendesak laboratorium AI untuk mengambil jeda setidaknya selama enam bulan dalam pengembangan teknologi AI.

Hal itu lantaran Musk menilai adanya "risiko besar" terhadap masyarakat dari teknologi AI yang semakin hari semakin canggih.

CEO OpenAI Sam Altman dan CEO DeepMind Demis Hassabis, bersama dengan para ilmuwan dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya, pada bulan Juni lalu pun telah menandatangani pernyataan yang memperingatkan terkait risiko teknologi AI.

Sementara itu, Microsoft pada bulan Mei lalu juga telah merilis laporan setebal 40 halaman yang mengatakan bahwa regulasi teknologi AI diperlukan untuk tetap berada di depan potensi risiko dan pelaku kejahatan yang memanfaatkan teknologi tersebut.


Bagikan artikel ini