EWINDO Manfaatkan Cloud Computing untuk Percepat Sektor Pertanian


Layanan Cloud Computing

Ilustrasi Layanan Cloud Computing

Perusahaan produsen benih hortikultura East West Seed Indonesia (EWINDO) sadar bahwa digitalisasi memiliki peranan yang sangat penting, terutama di tengah pandemi yang menuntut adanya akselerasi transformasi digital industri.

Managing Director EWINDO Glenn Pardede pun mengungkap, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, pertanian menjadi sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua di Indonesia sebanyak 13 persen. Hal ini kemudian menunjukkan betapa krusialnya peran pertanian bagi Indonesia, terutama dalam ketahanan dan pemulihan ekonomi.

“Saat ini, dengan transformasi digital di seluruh industri menjadi sebuah arahan utama bagi Indonesia, percepatan digitalisasi pertanian pun menjadi sangat penting karena dapat semakin memberdayakan ekonomi digital Indonesia, yang diprediksi tumbuh hingga delapan kali lipat pada 2030 mendatang,” kata Glenn dalam keterangannya, melansir dari Medcom.id, Jumat (24/12/2021).

Maka dengan besarnya potensi pertanian ini, terutama dalam rangka mensejahterakan petani Indonesia, EWINDO kemudian mulai mempercepat transformasi digital perusahaan dengan menggandeng Microsoft di awal tahun 2021.

EWINDO memanfaatkan teknologi berbasis cloud computing sebagai pusat transformasi, untuk kemudian mempercepat proses transformasi digital dengan mengembangkan sistem agrikultur berbasis data.

Sistem berbasis data ini akan mengelola mulai dari kegiatan riset perusahaan dalam menghasilkan benih yang berkualitas, penyimpanan visualisasi data, hingga pendistribusian benih ke jutaan petani yang tersebar di seluruh Indonesia.

Glenn menjelaskan bahwa pihaknya yakin data memainkan peranan penting saat ini, misalnya dalam riset. EWINDO mengumpulkan data yang sangat banyak mulai dari data sekuen DNA tomat yang berukuran sekitar 950 juta pasang basa (950 Mega Basepair), hingga data sekuen DNA cabai yang berukuran sekitar 3,5 miliar pasang basa (3,5 Giga Basepair).

“Lalu dari situ, kami melakukan proses pengolahan big data untuk mengidentifikasi marka genetik yang membantu menghasilkan benih berkualitas,” jelas Glenn.

Glenn kemudian menyampaikan bahwa proses tersebut biasanya dapat memakan waktu hingga 24 jam karena pengolahan data dilakukan secara on premise. Namun, setelah melakukan transformasi bersama Microsoft dengan teknologi cloud khususnya melalui Microsoft Genomics dan Azure HIgh-Performance Computing, proses ini kini hanya memerlukan waktu lima jam.

Tidak hanya itu, cloud computing juga memungkinkan fleksibilitas yang mendorong kreativitas pekerja. Sebagai contoh, adalah dengan semakin terbiasanya pekerja menggunakan cloud, EWINDO kemudian dapat mengembangkan program traceability yang dapat membantu distributor untuk melacak status pengiriman benih.

Keberadaan program ini mendukung EWINDO untuk memperbarui data distribusi secara real time dan menjaga hubungan dengan distributor, karena proses yang dilakukan jauh lebih efektif dan transparan. EWINDO juga mampu melakukan quality control yang optimal dalam seluruh kegiatan operasional mereka.

Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia, Fiki Setiyono pun berharap bahwa transformasi EWINDO bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan dan ekosistem di bidang pertanian lainnya untuk segera melakukan transformasi digital.

“Secara kolektif, inovasi ini akan kita bangun guna memajukan sektor pertanian Indonesia dan memberdayakan para petani dalam negeri,” ujar Fiki.


Bagikan artikel ini