GlobalData: AI Dapat Mendorong Perkembangan Kendaraan Swakemudi


Artificial Intelligence

Artificial Intelligence

Artificial intelligence (AI) dan data real time diprediksi GlobalData akan mendorong fase pengembangan awal kendaraan swakemudi (autonomous vehicle/AV).

Kendaraan swakemudi kini tengah beralih dari uji virtual ke fase pengembangan awal terutama di sektor-sektor komersial, seperti jasa ride hailing, logistik, dan retail mobile. GlobalData mengungkapkan, baik kendaraan di sektor consumer dan komersial akan memanfaatkan data real time untuk membuat simulasi dan memahami bagaimana artificial intelligence merespons situasi yang tak bisa diprediksi. 

“AV fokus pada penggunaan algoritma tingkat lanjut (advanced) dan teknologi penginderaan (sensing) untuk meningkatkan pengelihatan (vision), radar, Light Detection & Ranging (LiDAR), serta sistem kontrol kendaraan,” jelas Manish Dixit, Practice Head, GlobalData dikutip dari infokomputer.grid.id, Rabu. 

Menurutnya, AI berperan dalam membantu perencanaan dan prediksi jalur (yang akan dilalui kendaraan) untuk memperkirakan perilaku kendaraan lain dan pejalan kaki. AI juga akan membantu di sisi predictive maintenance sehingga akan mengurangi downtime dan biaya pemeliharaan kendaraan swakemudi. 

Sementara Prathyusha Paruchuri, Senior Disruptive Tech Analyst, GlobalData, melihat bahwa  AI merupakan bagian integral dalam fungsi-fungsi AV, mulai dari observasi dan pengambilan keputusan hingga kontrol dan supervisi. 

“AI tidak saja mengurangi kepadatan lalu lintas dan mengoptimalkan rute perjalan, tapi juga mengeliminasi intervensi manusia dalam mengemudi. Namun, AI masih perlu mengatasi tantangan dalam hal keamanan dan keandalan AV serta meningkatkan performa kendaraan secara keseluruhan,” Prathyusha juga mengingatkan. 

Seperti diketahui, seiring merebaknya wabah  COVID-19 dan perlambatan ekonomi serta pendanaan global berujung pada penghentian sementara banyak uji coba AV. 

Selain itu, biaya investasi yang tinggi, kurangnya profitabilitas, dan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan AV menyebabkan banyak pemain memutuskan untuk hengkang dari bisnis ini. Misalnya, Uber menghapus unit AV-nya pada akhir tahun 2020, dan usaha patungan Argo.ai antara Ford dan VW dibubarkan pada tahun 2022.

Selanjutnya, perusahaan seperti Tesla, Waymo, dan Baidu ingin memproduksi kendaraan yang lebih aman dan andal.

Laporan terbaru GlobalData, “Digital Innovation Case Studies in Automotive,” menyoroti implementasi teknologi artificial intelligence dengan use case yang nyata dan menilai laba atas investasi (return on investment) dari industri ini. Dan inilah beberapa contoh nyata pemanfatan artificial intelligence oleh pabrikan otomotif dalam menggeliatkan kembali aktivitasnya di bidang AV.

AI untuk Pangkas Time-to-Market, Continental AG, sebuah perusahaan penyuplai sukucadang otomotif yang berbasis di Jerman, bekerja sama dengan NVIDIa sebagai penyedia AI dan storage IBM Spectrum.

Kolaborasi ini menghadirkan Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) yang menggunakan deep learning dan artificial neural networks untuk mengembangkan sensor cedas dan solusi traffic safety yang berbasis data (data-driven).

Sistem ini diklaim dapat meningkatkan AI training sampai dengan 70% dan mengurangi waktu latihan dari hitungan minggu ke hari. 

BMW Group menggandeng DXC Technology, perusahaah penyedia layanan TI dan konsultasi, untuk bisa secara efektif mengakses dan menganalisis data dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan meningkatkan algoritma driving pada kendaraan swakemudi. 

Platform ini dapat menghadirkan ruang simpan hingga 230 petabyte dan membangun kapasitas pemrosesan yang memadai untuk melakukan simulasi terhadap data uji 240 juta kilometer dalam waktu hanya tiga bulan. 

Teknologi AI juga dapat tingkatkan efisiensi operasional, salah satu penyedia teknologi yakni Splunk, digandeng Honda Manufacturing of Alabama (HMA) untuk mengimplementasikan solusi machine learning. 

Splunk mengeklaim bahwa solusi machine learning-nya memungkinkan HMA mengakses data yang tepat dan memangkas mean time to repair (MTTR) hingga 70%. Sebagai informasi, HMA merupakan fasilitas produksi terbesar Honda untuk truk ringan (light truck). 

“Penggunaan AI dan machine learning mengubah kendaraan menjadi sistem yang cerdas dan dapat menyesuaikan diri (adaptable). AV juga menyematkan cyber security untuk melindungi data penumpang dari aktivitas berbahaya.

Pabrikan sekarang fokus pada generative AI yang menggunakan data pelatihan sintetik untuk melakukan pengujian virtual dalam lingkungan yang terkendali, yang dapat melatih AV mereka dengan lebih efisien dan efektif,” Prathyusha Paruchuri menyimpulkan.


Bagikan artikel ini