Kemenperin Dorong Industri Farmasi dalam Memajukan Industri 4.0


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Kementerian Perindustrian memacu industri farmasi dan alat kesehatan dalam menerapkan industri 4.0 agar berdaya saing tinggi.

"Sektor industri alat kesehatan dan farmasi masuk dalam kategori high demand di tengah pandemi COVID-19. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing sektor industri alat kesehatan dan farmasi dengan mendorong transformasi teknologi berbasis digital. pemanfaatan teknologi digital dimulai dari tahapan produksi hingga distribusi kepada konsumen," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam talkshow Navigating The Journey of 4.0, Kamis (15/4).

Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemkes, Arianti Anaya menjelaskan Kementerian Kesehatan telah membuat sebuah peta jalan untuk mengakselerasi perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan menuju industri 4.0, sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 yang dipimpin oleh Kementerian Perindustrian.

"Peta jalan tersebut mengakselerasi perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan, mencakup langkah yang harus dilalui, target perkembangan produk, serta jangka waktu," kata Arianti.

Target dari peta jalan tersebut adalah kemajuan industri untuk menghasilkan produk bahan baku yang berteknologi tinggi. dalam mewujudkan peta jalan tersebut, diperlukan sinergi antara stakeholders dalam meningkatkan kapabilitas dari pabrik untuk memproduksi alat kesehatan yang diperlukan.

Arianti juga menambahkan ada pertumbuhan sarana produksi alat kesehatan yang terus meningkat. Dari 193 perusahaan di tahun 2015, menjadi 891 perusahaan di tahun 2020.

PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan baku obat dan bahan baku kosmetik, yang dalam operasionalnya tengah berupaya mengimplementasikan pemanfaatan revolusi industri 4.0.

"Perusahaan telah mengimplementasikan industri 4.0 untuk konektivitas. Ini dilakukan dengan mengintegrasikan dan mengonsolidasikan anak perusahaan Kimia Farma, sehingga keputusan strategis dapat lebih cepat ditetapkan," ungkap Operation Manager Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Randy Kelana.

Untuk meningkatkan efektivitas, perusahaan tersebut telah mengimplementasikan Internet of Things (IoT), dengan sistem saling terhubung dalam jaringan, sehingga dapat menciptakan kinerja yang lebih efisien dan efektif.

 

 


Bagikan artikel ini