Kominfo Mendorong Pelaku Industri Terapkan Strategi Cerdas AI


Kemkominfo

Kemkominfo

Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin meluas dalam kehidupan masyarakat dan sektor industri. Data McKinsey & Company tahun 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 79% dari populasi dunia telah berinteraksi dengan teknologi AI dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini menunjukkan adopsi yang signifikan terhadap AI dalam berbagai aspek kehidupan.

Berdasarkan data IBM Global Adoption Index tahun 2022, sekitar 35% perusahaan global telah menerapkan teknologi AI, sementara 42% sedang menjelajahi potensi dan kemungkinan teknologi AI untuk diterapkan dalam bisnis mereka. Dengan demikian, penggunaan teknologi AI dalam sektor industri telah menjadi bagian penting dari transformasi digital.

Dalam konteks Indonesia, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menekankan pentingnya adopsi teknologi AI dalam sektor industri. Dalam acara 'IBM AI for Business Leaders Summit 2024', Nezar mengusulkan lima langkah strategis bagi pelaku industri untuk merespons perkembangan AI. 

“Saya kira kita perlu mendorong para pelaku industri untuk melakukan lima langkah strategis merespons perkembangan AI saat ini,” ujar Nezar di acara  'IBM AI for Business Leaders Summit 2024' yang berlangsung di Grand Hyatt Jakarta Pusat dikutip dari InfoKompurter, Rabu (06/03/2024).

Berikut adalah lima langkah strategis bagi pelaku industri untuk merespons perkembangan AI:

  1. Membangun Leadership yang Bertanggung Jawab: Langkah pertama adalah membangun kepemimpinan yang tangguh dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan strategis terkait dengan penerapan AI.
  2. Kolaborasi Antar Sektor : Kolaborasi antar sektor menjadi penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi AI. Sinergi antara industri, pemerintah, dan akademisi dapat meningkatkan efektivitas implementasi AI.
  3. Membangun Kerangka Kerja AI yang Etis : Pengembangan dan penerapan kerangka kerja AI yang etis menjadi langkah krusial dalam memastikan penggunaan teknologi AI yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
  4. Meninjau Secara Berkelanjutan : Pelaku industri perlu melakukan peninjauan secara berkelanjutan terhadap penerapan AI. Integrasi alat dan metode yang ada dapat membantu dalam mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul seiring dengan perkembangan teknologi.
  5. Memastikan Peran Manusia Tetap Relevan : Terakhir, pelaku industri harus memastikan bahwa penerapan AI tidak menggantikan peran dan kapasitas manusia. Meskipun otomatisasi dan analisis data meningkatkan efisiensi, peran manusia tetaplah penting dalam mengambil keputusan strategis dan mengelola proses bisnis.

Penerapan teknologi AI membawa peluang besar bagi industri di Indonesia. Nezar mencatat bahwa teknologi AI dapat meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing industri. “Untuk melakukan otomasi tugas rutin dan berulang sehingga menghemat alokasi waktu dan sumberdaya manusia, analisis big data yang membantu pengambilan keputusan secara lebih cepat dan akurat, serta pemanfaatan hasil analisis big data untuk pengalaman yang disesuaikan dengan persona pengguna,” jelasnya.

Namun, Nezar juga mengingatkan akan tantangan yang terkait dengan penerapan teknologi AI. Risiko penyalahgunaan data, pelanggaran privasi, dan keamanan siber merupakan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh pelaku industri.

“Pemanfaatan AI pada sistem pengenalan wajah misalnya memiliki risiko penyalahgunaan data, pelanggaran prinsip pelindungan data pribadi, hingga keamanan siber,” ucap Nezar.

Isu etika terkait transparansi pengelolaan data dan sifat "black-box" dalam algoritma AI juga menjadi fokus perhatian dalam pengembangan dan implementasi teknologi AI. “Sifat black-box pada AI juga masih terus menjadi diskusi serius, mengacu pada algoritma AI yang dapat mendiskriminasi kelompok tertentu karena berpotensi bias halusinasi yang dihasilkan dari algoritma,” papar Nezar.

Presiden Direktur IBM, Roy Kosasih, juga menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional dalam industri. Integrasi AI dapat membantu pelaku industri dalam menghadapi tantangan dan disrupsi di masa depan serta menciptakan peluang baru dalam bisnis mereka.

“Bagaimana kita sebagai komunitas dunia usaha dapat menggunakan AI, terutama generative AI, untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan juga memperbanyak kesempatan menavigasi disrupsi yang dapat diantisipasi di masa depan,” tutur Roy.

Dengan demikian, adopsi teknologi AI bukan hanya merupakan kebutuhan, tetapi juga merupakan peluang bagi pelaku industri untuk mengoptimalkan kinerja dan memperluas cakupan bisnis mereka dalam era digital saat ini. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat dan kesadaran akan risiko dan tantangan yang terkait, pelaku industri dapat mengambil manfaat maksimal dari potensi yang ditawarkan oleh teknologi kecerdasan buatan.


Bagikan artikel ini