Industri Manufaktur Jadi Perusahaan Teknologi di Industri 4.0


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Teknologi saat ini telah menjadi salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk pula dalam industri besar seperti industri manufaktur. Bahkan di era revolusi industri 4.0 saat ini, industri manufaktur pun dituntut untuk menjadi perusahaan teknologi agar bisa berkembang.

“Jika kita lompat ke tahun 2021, semuanya itu technology company. Jadi sebenarnya perusahaan yang mau survive dan tumbuh, sudah jadi perusahaan teknologi. Cuma tinggal produk service-nya saja beda-beda,” kata Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Bayu Hanantasena dalam acara Connex Webinar Series, Kamis (10/3/2022).

Bayu kemudian menambahkan, bahwa saat ini perusahaan teknologi bukan hanya istilah untuk perusahaan yang bergerak khusus di bidang teknologi seperti Microsoft, Google, dan lainnya. Istilah ini kini juga digunakan untuk perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk tetap bertahan.

Selain itu, Bayu juga menuturkan bahwa saat ini ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan jika ingin beralih menjadi perusahaan teknologi. Tantangan tersebut diantaranya adalah perlengkapan teknis, keterampilan khusus, data analytics, dan masih banyak lagi. Namun salah satu bagian yang paling penting, adalah software atau perangkat lunak.

Programming dan coding karena mau tidak mau akan banyak sekali kustomisasi yang dibutuhkan kalau kita mau spesifik untuk meningkatkan suatu kinerja. Software itu jadi pemersatunya, kita semua ini disatukan oleh software,” tutur Bayu.

Pada kesempatan yang sama, Head of Customer Solutions Google Cloud Indonesia Wisnu Suntoyo mengatakan, bahwa ada beberapa teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendukung operasionalnya. Teknologi tersebut antara lain adalah artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, machine learning (ML), serta internet of things (IoT).

Menurut Wisnu, saat ini revolusi digital sangat dibutuhkan di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Revolusi digital pun tidak hanya untuk barisan manajemen pada perusahaan, tetapi juga untuk pekerja di garis depan manufaktur.

“Hal yang sangat penting adalah bagaimana karyawan dapat terhubung mendapatkan informasi dan berkolaborasi sehingga mendukung kinerja dan inovasi dari perusahaan,” ungkap Wisnu.

Wisnu pun mengatakan bahwa teknologi Google Cloud Indonesia sudah berevolusi dan sangat matang untuk dapat memecahkan berbagai permasalahan di ruang konsumen dengan memanfaatkan cloud computing, big data, hingga machine learning. Solusi ini pun dapat menjadi tulang punggung digital bagi industri 4.0 di smart manufacture.

Maka menanggapi kebutuhan industri manufaktur untuk go digital, pemerintah juga memberikan dukungan dalam bentuk infrastruktur. Dirjen ILMATE Kemenperin Taufik Bawazier pada kesempatan yang sama mengatakan, bahwa saat ini sudah ada belasan industri kabel serat optik dengan total kapasitas sepanjang 12 km untuk mendukung infrastruktur telekomunikasi.

“Kemudian juga 5G juga, kita dengan Kominfo sudah merancang TKDN-nya sehingga teman-teman di industri yang punya produk atau produk yang related dengan teknologi 5G dan sebagainya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan TKDN ini. Ini merupakan bagian dari pemerintah masuk ke dalam proses bagaimana mendukung transformasi digital di industri,” ujar Taufik.


Bagikan artikel ini