Menkes: Pelayanan Kesehatan Berbasis Teknologi akan Jadi Tren


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperkirakan bahwa layanan kesehatan akan gencar memanfaatkan teknologi pasca-pandemi COVID-19. Teknologi tersebut antara lain seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), serta big data.

“Saya pelajari, sektor kesehatan ke depan akan dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi big data, IoT, hingga AI,” tutur Budi dalam acara FB@UNGA bertajuk ‘The Role of Tech in The Global Recovery’, Selasa (21/9/2021).

Teknologi big data disebut mampu untuk mengumpulkan serta menganalisis data di sektor kesehatan seperti catatan pasien. Selain itu, big data juga dapat mengelola fasilitas kesehatan. Sedangkan IoT mampu meningkatkan otomatisasi di sektor kesehatan, dan mengelola perawatan melalui pemantauan pasien secara real-time dan akses penanganan kesehatan yang cepat.

Sementara teknologi AI sendiri dapat diterapkan untuk melakukan diagnosis penyakit, pengembangan protokol kesehatan, hingga pengobatan yang dipersonalisasikan sesuai dengan kebutuhan pasien. AI jelas dapat mendukung pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.

Budi juga menyampaikan bahwa pemerintah pun sudah memanfaatkan sejumlah teknologi kesehatan untuk menangani pandemi COVID-19. Salah satunya adalah dengan menjalin kerja sama dengan 11 startup di bidang pelayanan kesehatan untuk menyediakan layanan telemedicine serta pengiriman obat bagi pasien positif COVID-19.

“Saat pasien tengah menjalani isolasi mandiri akibat positif COVID-19, mereka bisa konsultasi melalui aplikasi kesehatan,” tutur Budi.

Platform pelayanan kesehatan yang digaet oleh Kemenkes, antara lain adalah Alodokter, Getwell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, serta YesDok untuk mendukung telemedicine.

Tidak hanya itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk mendorong dilaksanakannya vaksinasi COVID-19. Kemenkes pun berkolaborasi dengan swasta, kementerian, dan berbagai lembaga untuk mewajibkan vaksinasi COVID-19 jika ingin mengakses layanan.

Kemenkes juga memanfaatkan fungsi dari WhatsApp untuk melakukan registrasi bagi penerima vaksinasi COVID-19. Terdapat robot percakapan atau chatbot yang dapat membantu pengguna dalam memberikan informasi mengenai vaksinasi.

“WhatsApp memiliki banyak pengguna di Indonesia, jadi kami memanfaatkan itu untuk dapat memberikan penanganan kesehatan,” ujar Budi.

Maka terkait pelayanan melalui WhatsApp tersebut, CEO WhatsApp Will Cathart mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara pertama yang memanfaatkan teknologi WhatsApp untuk pemesanan vaksinasi COVID-19.

“Indonesia memanfaatkan WhatsApp, mengobrol dengan bot untuk pemesanan vaksinasi, dan itu mudah dilakukan,” kata Will. 


Bagikan artikel ini