Meta Segera Hadirkan Chatbot AI Terbaru


Meta

Meta

Meta dikabarkan akan segera meluncurkan chatbot AI. Uniknya, chabot-chatbot ini akan tampil sebagai persona yang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda.

Dikutip dari Financial Times, chatbot dengan Artificial Intelligence (AI) ini pastinya membekal  kemampuan ngobrol dan berdiskusi dengan pengguna Facebook. 

Selain itu chatbot ini juga akan tampil sebagai persona yang berbeda-beda. Salah satu persona yang kabarnya termasuk salah satu yang akan segera diluncurkan adalah chatbot dengan karakter Abraham Lincoln. 

Dari keterangan yang diperoleh Financial Times, persona lainnya yang akan segera meluncur adalah persona sebagai peselancar yang dapat memberikan informasi mengenai perjalanan/travel.

CEO Meta, Mark Zuckerberg Zuckerberg memang menyebut AI sebaga “agen yang bertindak sebagai asisten, pelatih, atau siapa saja yang dapat membantu user berinteraksi dengan bisnis dan kreator.” 

Hal itu ia sampaikan saat pemaparan laporan keuangan Q2 Meta pada tanggal 26 Juli lalu. Oleh karena itu, menurutnya,  tidak hanya satu (chatbot) AI yang akan berinteraksi dengan orang. 

Mark Zuckerberg juga mengatakan bahwa Meta mengembangkan agen AI yang akan dapat membantu bisnis dalam hal customer service maupun sebagai asisten AI untuk meningkatkan produktivitas karyawan. 

Chatbot-chabot AI ini dikembangkan tidak hanya sebatas sebagai mainan baru untuk pengguna bersenang-senang, tapi juga akan membantu pengguna Facebook dengan fungsi pencarian dan rekomendasi. 

Boleh dibilang Meta menerapkan ilmu “sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui”. Dengan menghadirkan chatbot ini, Meta mencoba menarik minat pengguna baru dan mempertahankan pengguna lama, sekaligus berkompetisi dengan media sosial seperti TikTok. 

Dan pastinya, pengembangan chatbot ini juga memanfaatkan momentum AI yang tercipta dan masih terus berlangsung setelah peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir November 2022 lalu. 

Namun, seperti juga pada ChatGPT, interaksi dengan chatbot AI berarti ada data pengguna yang akan terekspos. Hal itu disampaikan oleh Ravit Dotan, seorang penasihat di bidang etika AI dan co-founder Lab Collaborative AI Responsibility, University of Pittsburgh, seperti dilansir oleh Financial Times. 

Sebelumnya, Meta juga telah meluncurkan versi komersial dari model bahasa besarnya, Llama 2, sebagai bagian dari strategi untuk memuluskan langkahnya di arena kompetisi artificial intelligence.  


Bagikan artikel ini