Microsoft Secara Resmi Luncurkan Layanan Cloud Ramah Lingkungan


Microsoft

Logo Microsoft

Microsoft secara resmi meluncurkan layanan komputasi awan atau cloud computing Microsoft Cloud for Sustainability bagi pengguna umum, termasuk untuk pasar Indonesia pada 1 Juni 2022 lalu.

Layanan cloud ini memungkinkan organisasi untuk mempercepat dan memperluas transformasi organisasi pada setiap tahap sustainability. Hal ini dilakukan melalui ESG (environment, social, dan governance) Microsoft dan ekosistem dari mitra global Microsoft.

Kehadiran Microsoft Cloud for Sustainability sendiri dirasa semakin penting bagi negara-negara di Asia Pasifik seperti Indonesia, karena laporan Microsoft menunjukkan bahwa sekitar 52 persen emisi karbon dioksida global pada tahun 2020 merupakan sumbangan dari wilayah Asia Pasifik.

Data Microsoft pun memperkirakan bahwa negara-negara Asia Tenggara dapat kehilangan 37,4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2048 mendatang jika tidak ada aksi nyata yang dilakukan untuk menghadapi fenomena perubahan iklim.

“Di Microsoft, kami bertanggung jawab atas dampak footprint dan berinisiatif menggerakkan semakin banyak pihak untuk membuat perubahan positif di bidang sustainability,” kata Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia, Fiki Setiyono dalam keterangan resminya, melansir dari Liputan6.com, Rabu (8/6/2022).

Menurut Fiki, MIcrosoft terlibat aktif dalam melakukan advokasi kelestarian lingkungan di ruang publik, dan bermitra dengan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal tersebut demi kelangsungan lingkungan.

“Mengingat bagaimana solusi digital berbasis cloud kini memainkan peranan yang semakin penting dalam kehidupan kita, ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability kami harap dapat mempercepat berbagai upaya sustainability yang ada,” jelas Fiki.

Indonesia sendiri telah memiliki komitmen untuk dapat mencapai karbon netral pada 2060 mendatang, dan tindakan ini pun harus dilanjutkan sebagai tanggung jawab bersama. Fiki menuturkan bahwa kelestarian lingkungan kini bukan lagi merupakan upaya CSR organisasi, tetapi adalah faktor yang mendorong kesuksesan bisnis dan ekonomi yang kritikal.

Menurut Fiki, elemen sustainability perlu menjadi bagian utama dari seluruh kegiatan operasional bisnis. Ketersediaan Microsoft Cloud for Sustainability kemudian memunculkan beberapa bantuan lagi bagi organisasi yang dapat dilakukan oleh Microsoft dan mitra mereka.

Pertama, adalah menyatukan data intelligence secara lebih efektif, yang dilakukan melalui pengumpulan dan penghubungan data internet of things (IoT) di perangkat dengan layanan yang ada di edge ataupun cloud yang komprehensif.

Microsoft Sustainability Manager akan membantu organisasi untuk melakukan pencatatan, pelaporan, hingga mengurangi dampak lingkungan mereka secara mudah melalui koneksi data yang terotomatisasi sehingga memberikan insights yang dapat ditindaklanjuti.

Teknologi cloud ini juga bisa membangun sustainable IT infrastructure yang andal dan tangguh, dengan memindahkan beban kerja ke cloud sehingga penggunaan karbon maupun energi menjadi lebih efektif.

Aplikasi Emissions Impact Dashboard yang terdapat dalam Microsoft Cloud for Sustainability, kemudian akan menyediakan informasi yang transparan mengenai emisi yang organisasi hasilkan dari penggunaan layanan komputasi awan Microsoft bagi pengguna.

Melalui layanan yang tersedia, organisasi kemudian dapat mengurangi dampak lingkungan kegiatan operasional. Organisasi dapat memaksimalkan efisiensi aset dan produk mereka, serta melakukan transisi ke energi bersih, berbekal solusi digital yang dihadirkan.

Manfaat terakhir dari layanan ini adalah terciptanya rantai nilai yang lebih berkelanjutan. Melalui pemanfaatan teknologi digital, organisasi juga memiliki transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik terhadap rantai nilai mereka, mulai dari bahan baku, pengembangan produk, hingga distribusi.

Pendekatan data melalui teknologi ini juga dapat membantu organisasi untuk memperoleh visibilitas yang dibutuhkan guna mendorong efisiensi, mengurangi emisi, hingga merancang pengelolaan limbah.


Bagikan artikel ini