Pertamina Manfaatkan Cloud dan Big Data untuk Digitalisasi


Transformasi bisnis Digital

Ilustrasi Transformasi bisnis Digital

Pertamina yang telah melayani Indonesia dalam sektor migas selama 63 tahun ini ingin meningkatkan pelayanan energi dan menjawab era digital terus berlanjut dan menunjukkan hasil nyata. Sejumlah inisiatif digitalisasi telah berjalan dan diimplementasikan dalam proses bisnis mulai dari sektor hulu hingga hilir.

VP corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi salah satu tren dunia yang tidak dapat dihindarkan dan telah menyentuh berbagai sektor industri, termasuk industri migas dan energi.

Oleh sebab itu, sebagai perusahaan energi nasional yang mengembang visi menuju kelas dunia dan sejalan dengan tema bertambah usia ke 63 tahun yakni energize you, Pertamina sendiri sangat serius menjalankan program digitalisasi seluruh sektor bisnis secara simultan dari hulu, pengolahan, hilir serta sistem tata kelola perusahaan.

Fajriyah juga menambahkan, “Pertamina telah berhasil mengimplementasikan aplikasi digital dalam rangka mengatur penjadwalan pemeliharan kilang yang sudah diterapkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Pertamina akan memperluas aplikasi ini ke Kilang Cilacap.”

Dilansir dari republika.co.id, menurut Fajriyah, Digitalisasi dapat membantu mempercepat pengambilan keputusan sehingga operasional menjadi lebih cepat dan efisien. Sistem digital yang dipasang di kilang Pertamina dapat mengoptimalkan jadwal pemeliharaan yang bertujuan menghindari terjadi downtime dan kinerja keselamatan di lapangan.

“Melalui sistem tersebut, Pertamina dapat menyiapkan predictive maintenance yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics, sehingga meminimalisir terjadinya unpllaned shutdown kilang, sehingga meningkatkan kehandalan operasional dalam memenuhi kebutuhan energi nasional,” ucap Fajriyah.

Di sektor hulu yang menyumbang profit utama perusahaan, Pertamina telah melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic, sebagai bagian dari optimasi penggunaan aplikasi petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi.

Pertamina juga telah menjalankan enam program utama digitalisasi yaitu Loyalty Program, Digital Refinery, Knowledge Management and Best Practice in Upstream, Digital Procurement, dan Digitalisasi Korporat. Digital Korporat merupakan pengimplementasian dokumen manajemen berupa p-office dan digital signature yang terintegrasi.

“Di era industri 4.0, Pertamina akan melakukan transformasi digital secara terus menerus, karena langkah ini dapat berkontribusi terhadap nilai tambah perusahaan sebagai ujung tombak energi nasional. Melalui digitalisasi dalam proses pengadaan barang dan jasa, diprediksi Pertamina dapat memberikan kontribusi pengadaan barang dan jasa, diprediksi Pertamina dapat memberikan kontribusi efisiensi terbesar, sekitar Rp 1,5-2 triliun per tahun,” tutup Fajriyah.


Bagikan artikel ini