Schneider Electric Luncurkan Panduan Pengelolaan Data Center


Data Center Ilustrasi

Ilustrasi Data Center

Schneider Electric, meluncurkan panduan untuk industri dalam pengelolaan data center yang dikendalikan oleh kecerdasan buatan (AI). Panduan ini memberikan standar utama dari desain data center yang dioptimalkan untuk AI.

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste, Achmad Haikal menjelaskan, panduan ini memberikan wawasan yang tak ternilai dan menjadi cetak biru yang komprehensif bagi organisasi yang ingin memanfaatkan AI secara maksimal di dalam data center mereka, termasuk wawasan tentang teknologi yang sedang berkembang untuk mendukung pemanfaatan AI yang makin tinggi di masa depan.

"Aplikasi AI, terutama cluster pelatihan, sangat intensif dalam hal komputasi dan membutuhkan daya pemrosesan dalam jumlah besar yang disediakan oleh GPU atau akselerator khusus AI. Hal ini memberikan beban yang signifikan pada daya dan infrastruktur pendingin data center," ujarnya yang dikutip, Minggu (24/9/2023).

Disrupsi Kecerdasan Buatan (AI) telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam desain dan operasi data center. Kekinian, pemanfaatan AI semakin luas dan berdampak pada sektor industri, mulai dari perawatan kesehatan dan keuangan hingga manufaktur, transportasi, dan hiburan.

Kondisi ini pada akhirnya berdampak pada permintaan yang lebih tinggi akan daya pemrosesan. Data center harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan daya yang terus berkembang dari aplikasi berbasis AI secara efektif.

Pemanfaatan AI secara global diproyeksikan akan terus meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 26-36% pada tahun 2028. Indonesia, menurut studi yang dirilis oleh firma konsultan Kearney, memiliki potensi peningkatan ekonomi di tahun 2030 mencapai USD 366 miliar atau Rp 5.371 triliun jika menerapkan AI pada semua lapangan usaha.

Perkembangan AI ini akan berdampak pada peningkatan permintaan daya di data center lama dan yang baru. Untuk memenuhi permintaan energi yang diproyeksikan akan meningkat ini, panduan cetak biru ini memaparkan beberapa pertimbangan utama, yang membahas empat kategori infrastruktur fisik, yaitu daya, pendinginan, rak, dan perangkat lunak. Panduan cetak biru ini dapat diunduh pada link berikut.

Di era di mana AI membentuk kembali industri dan mendefinisikan ulang daya saing, panduan terbaru Schneider Electric membuka jalan bagi bisnis untuk merancang data center yang tidak hanya mampu mendukung AI, tetapi juga dioptimalkan sepenuhnya untuk AI. Panduan ini memperkenalkan konsep-konsep inovatif dan praktik-praktik terbaik, yang sekaligus memposisikan Schneider Electric sebagai pelopor dalam evolusi infrastruktur data center.

"Seiring dengan meningkatnya biaya energi dan pemenuhan kepatuhan terhadap praktik sustainability, data center harus berfokus pada perangkat keras yang hemat energi, seperti sistem daya dan pendingin berefisiensi tinggi, serta pemanfaatan sumber daya terbarukan untuk membantu mengurangi biaya operasional dan jejak karbon," pungkas Haikal seperti dilansir Suara.com.


Bagikan artikel ini