PACS Synapse, Teknologi AI untuk Bantu Tangani Pasien Stroke


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Stroke merupakan penyakit tidak menular mematikan yang menempati posisi ketiga di dunia setelah jantung dan kanker. Bahkan menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2005 lalu, setiap menit setidaknya ada sepuluh orang yang meninggal akibat stroke.

Stroke sendiri adalah penyakit neurologis akut yang harus ditangani dengan sigap dan tepat, karena semakin lama perawatan dan terapi yang dijalankan maka kemungkinan berhasil pun akan semakin sedikit. Bahkan disebut bahwa waktu emas penanganan stroke adalah 3 hingga 4 jam setelah gejala.

Maka untuk menangani pasien stroke secara cepat dan tepat, pemeriksaan pun ditunjang dengan teknologi yang canggih. Salah satunya dengan menggunakan PACS (Picture Archiving & Communication System) Synapse, yang merupakan teknologi berbasis artificial intelligence atau AI.

Kepala Instansi Radiologi RS PON, dr. Melita, Sp.Rad mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi AI membantu dokter dan tenaga kesehatandalam menjalankan pekerjaan. Hal ini karena teknologi AI ini pun bisa memberikan pelayanan yang efektif dan efisien untuk pasien dan diklaim dapat mengetahui hasil pemeriksaan CT Scan hanya dalam 20 menit saja.

PACS Synapse sendiri merupakan salah satu inovasi berbasis AI dari Fujifilm di bidang perawatan kesehatan. Nantinya, hasil gambar dari alat tersebut bisa dilihat di instalasi radiologi rumah sakit. Namun, apabila dokter atau petugas kesehatan lain berada di luar rumah sakit, radiografer bisa dengan mudah mengirimkan hasilnya melalui email dengan konversi gambar ke format jpeg.

“Dari pengalaman dulu harus berjibaku dalam waktu yang cukup lama saat mendiagnosis dan merawat pasien akibat tidak adanya alat yang dapat mempersingkat proses kerja membantu menegakkan diagnosis pasien stroke kala itu,” ujar dr. Melita, Rabu (13/1/2021).

Maka, dr. Melita melanjutkan, inovasi dalam PACS Synapse membantu meningkatkan efektivitas serta produktivitas alur kerja dokter dan tenaga kesehatan. Selain itu, penting untuk pasien dapat segera ditangani dengan waktu yang minimum dan akurasi yang tepat saat mendiagnosis. Akurasi sendiri menjadi faktor penting untuk membantu meningkatkan presentase kesembuhan pasien.


Bagikan artikel ini