Apa Itu DDoS? Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya


Ilustrasi Cyber Security 5

Ilustrasi Cyber Security

Serangan DDoS, atau Distributed Denial of Service, telah menjadi salah satu ancaman serius dalam dunia siber. Para hacker menggunakan serangan ini untuk melumpuhkan situs web dan jaringan internet, mengganggu layanan yang kita andalkan sehari-hari. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai apa itu DDoS, ciri-ciri, contoh, dan cara mengatasinya.

 

Apa itu Serangan DDoS ?

DDoS adalah salah satu jenis serangan siber yang banyak dilakukan oleh para hackerSerangan DDoS, yang merupakan singkatan dari Distributed Denial of Service, merupakan salah satu jenis serangan cyber yang bertujuan untuk membuat lalu lintas internet tidak dapat digunakan. Serangan ini tidak hanya menyebabkan server lumpuh, tetapi juga mengganggu sistem dan jaringan internet yang digunakan oleh pengguna.

Serangan ini bekerja dengan cara mengirimkan sejumlah besar permintaan transaksi data secara terus-menerus ke server yang menjadi target. Semakin besar volume data yang dikirim, semakin besar pula dampak kelumpuhan lalu lintas jaringan yang terjadi. Meskipun kapasitas bandwidth yang besar dapat mengurangi dampak serangan DDoS, seringkali para penyerang menggunakan beberapa komputer host secara bersamaan untuk memastikan target tidak dapat beroperasi dengan normal.

Salah satu hal yang menarik dari serangan DDoS adalah caranya yang terorganisir dan terdistribusi, di mana serangan berasal dari berbagai sumber yang berbeda secara bersamaan. Hal ini membuat deteksi dan penanganan serangan menjadi lebih sulit bagi para administrator jaringan.

 

Perbedaan DoS dan DDoS

Keamanan informasi menjadi semakin penting dengan munculnya berbagai jenis serangan cyber. Dua serangan yang sering kali menjadi sorotan adalah DoS (Denial of Service) dan DDoS (Distributed Denial of Service). Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat layanan tidak tersedia untuk pengguna yang sah, terdapat perbedaan signifikan dalam cara serangan dilakukan dan juga dalam kemampuan untuk mengatasinya.

  • Perbedaan pertama yang mencolok antara DoS dan DDoS adalah dalam kompleksitas serangan tersebut. Seorang pelaku DoS hanya memerlukan satu komputer dan koneksi internet untuk melancarkan serangannya. Hal ini membuat serangan DoS lebih mudah dilakukan dengan biaya yang lebih rendah. Sebaliknya, pelaku DDoS menggunakan jaringan komputer yang tersebar di seluruh dunia dan memerlukan banyak koneksi internet untuk mengalirkan serangan ke server target. Dengan menggunakan banyak sumber yang berbeda, serangan DDoS menjadi lebih kompleks dan sulit diidentifikasi serta dihentikan.
  • Perbedaan lainnya terletak pada kemampuan untuk memblokir serangan tersebut. Pada serangan DoS, host server masih dapat dengan relatif mudah memblokir sumber serangan karena lonjakan lalu lintas yang tidak normal mudah terdeteksi. Namun, pada serangan DDoS, hal ini menjadi lebih sulit karena lalu lintas permintaan yang berasal dari banyak sumber yang berbeda. DDoS memanfaatkan distribusi sumber-sumber ini untuk membuat deteksi dan pemblokiran menjadi lebih rumit.

 

Penyebab Terjadinya Serangan DDoS

Penyebab utama terjadinya serangan DDoS adalah membanjirnya kapasitas situs atau layanan dengan permintaan palsu. Setiap komponen jaringan seperti server web memiliki batasan kapasitas maksimal kecepatan transfer data (bandwidth) dan volume permintaan yang dapat diterima. Ketika terjadi lonjakan permintaan yang tidak wajar, akses situs menjadi lebih lambat bahkan tidak dapat diakses sama sekali.

Serangan DDoS umumnya dilakukan melalui perangkat yang terhubung ke internet, seperti Internet of Things (IoT), termasuk komputer, smartwatch, smart TV, atau smartphone. Hacker seringkali memanfaatkan jaringan yang telah terinfeksi malware untuk menciptakan jaringan zombie (botnet). Botnet ini memungkinkan serangan dilakukan dari jarak jauh dan dalam skala yang lebih besar.

Dalam serangan DDoS, botnet akan memerintahkan setiap perangkat yang terinfeksi (bot) untuk mengirimkan permintaan ke server target secara bersamaan. Hal ini menyebabkan kapasitas server terlalu terbebani hingga akhirnya situs tersebut menjadi down dan tidak dapat diakses. Karena setiap bot merupakan perangkat internet yang sah, sulit untuk membedakan lalu lintas yang normal dari pengguna asli dengan lalu lintas palsu yang dikirimkan oleh bot.

 

Cara Kerja dan Teknik Serangan DDoS

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) menjadi ancaman serius bagi keamanan jaringan internet dan sumber daya server kunci seperti Load Balancer dan Firewall. Namun, bagaimana sebenarnya cara kerja DDoS dan teknik-teknik yang digunakannya? Berikut adalah cara kerja dan teknik DDoS:

  1. Teknik Serangan DDoS
    1. Request Flooding : Teknik ini menjadi pilihan utama bagi para hacker dalam melancarkan serangan DDoS. Dengan cara membanjiri suatu jaringan dengan banyak permintaan (request), seluruh lalu lintas internet dapat down, membuat pengguna lain tidak dapat dilayani.
    2. Traffic Flooding : Serangan ini membanjiri server target dengan data yang besar dan banyak. Hal ini mengakibatkan down-nya jaringan internet, layanan online, dan website, menghalangi pengguna lain untuk mengaksesnya
    3. Denial of Service (DoS) : Teknik ini jarang dipilih karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Serangan DoS berusaha untuk mengubah sistem konfigurasi jaringan internet, bahkan bisa merusak komponen dan server secara fisik.
  1. Cara Kerja DDoS Berdasarkan Layer OSI
    1. DDoS Protokol : Teknik ini dilakukan dengan mengirimkan paket-paket SYN (Synchronize) untuk membuat koneksi ke server target. Namun, koneksi tersebut tidak pernah terjadi karena paket-paket SYN tersebut tidak direspons oleh server. Contoh serangan DDoS Protokol termasuk Smurf DDoS, SYN Flood, dan Ping of Death. Serangan ini dapat membuat server menjadi overload karena harus menangani banyak permintaan koneksi yang tidak pernah terjadi.
    2. DDoS Volumetric : Serangan DDoS Volumetric memanfaatkan penggunaan botnet (jaringan komputer kendali jarak jauh) untuk menciptakan traffic yang besar secara tiba-tiba dan tidak wajar. Hal ini dapat mengakibatkan kemacetan traffic yang berkelanjutan dalam waktu tertentu. Akibatnya, bandwidth server akan kewalahan dan mengalami kelumpuhan, membuat layanan tidak dapat diakses.
    3. DDoS Layer Aplikasi : Serangan ini menyerang "layer" yang umumnya rentan, yaitu layer aplikasi. Keberadaan serangan ini sering tidak disadari atau luput dari pengawasan karena dampaknya yang tidak besar secara langsung. Serangan DDoS Layer Aplikasi dilakukan dengan mengirim banyak permintaan (request) yang meniru perilaku traffic pengguna. Target utamanya adalah beberapa fitur tertentu dari suatu website atau aplikasi.

Dengan memahami cara kerja dan teknik-teknik serangan DDoS, diharapkan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi sistem dan layanan online dari ancaman serangan cyber ini.

Ilustrasi Cyber Security

Mengenali Ciri-Ciri Website yang Terkena Serangan DDoS

Bagaimana cara mengenali apakah suatu website sedang terkena serangan DDoS? Berikut adalah ciri-ciri yang perlu diperhatikan:

  1. Kinerja Website Menurun Drastis

Salah satu ciri yang paling terlihat adalah penurunan kinerja situs web secara drastis. Situs yang sebelumnya responsif dan cepat dapat menjadi lambat bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Hal ini disebabkan oleh serangan DDoS yang membanjiri server dengan banyak permintaan, membuatnya tidak mampu menangani lalu lintas yang tinggi.

  1. Peningkatan Lalu Lintas Jaringan Secara Mendadak

Serangan DDoS seringkali menyebabkan lonjakan tiba-tiba dalam lalu lintas jaringan. Jika secara tiba-tiba jumlah permintaan yang masuk ke server meningkat secara dramatis, hal ini bisa menjadi indikasi kuat bahwa situs sedang diserang oleh DDoS.

  1. Kesulitan atau Gagal Mengakses Website

Pengguna yang mengalami kesulitan atau bahkan gagal mengakses situs web adalah tanda lain bahwa situs tersebut mungkin sedang mengalami serangan DDoS. Jika memuat halaman situs membutuhkan waktu yang sangat lama atau bahkan tidak dapat diakses sama sekali, ada kemungkinan besar bahwa situs tersebut sedang menghadapi serangan DDoS.

 

Cara Mengatasi Serangan DDoS dengan Efektif

Serangan DDoS merupakan ancaman serius bagi situs web dan infrastruktur online. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah pencegahan yang efektif, dapat melindungi sistem dari serangan yang merugikan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan DDoS:

1. Memperbarui Sistem secara Berkala

Pentingnya memperbarui sistem secara berkala tidak dapat dipandang remeh. Setiap pembaruan sistem menghadirkan peningkatan keamanan yang vital dalam menghadapi serangan DDoS. Sistem yang terus diperbaharui akan lebih siap dan tangguh menghadapi berbagai jenis ancaman.

2. Memantau Aktivitas Jaringan (Monitoring Traffic)

Mengawasi aktivitas jaringan secara terus-menerus dapat membantu mendeteksi lonjakan lalu lintas yang mencurigakan, salah satu ciri utama serangan DDoS. Dengan deteksi dini, langkah-langkah pencegahan dapat segera diambil untuk melindungi situs web dari serangan yang merugikan.

3. Menggunakan Cloud Server

Penggunaan layanan cloud berkualitas merupakan langkah cerdas dalam menghadapi serangan DDoS. Cloud server biasanya dilengkapi dengan sistem keamanan yang canggih, memberikan perlindungan ekstra terhadap serangan yang membanjiri jaringan.

4. Mengurangi Lalu Lintas yang Masuk ke Server

Salah satu cara efektif mencegah serangan DDoS adalah dengan mengidentifikasi dan memblokir lalu lintas yang tidak perlu atau mencurigakan. Teknologi Load Balancer dapat membantu membatasi lalu lintas yang masuk ke server, memastikan ketersediaan sumber daya yang optimal.

5. Menggunakan Proteksi Berlapis

Proteksi berlapis menjadi kunci dalam mengamankan website dari serangan DDoS. Kombinasi firewall, VPN, dan content filtering menciptakan lapisan pertahanan yang kuat, mempersulit akses bagi serangan yang ingin merusak sistem.

6. Memilih Layanan Keamanan Siber yang Tepat

Menggunakan layanan keamanan siber merupakan cara yang efektif untuk melindungi jaringan dari serangan virus, spam, dan malware. Setiap layanan keamanan memiliki keunggulannya masing-masing, sehingga pemilihan layanan yang tepat sangat penting untuk menjaga keamanan secara optimal.

  1. Menggunakan Firewall

Firewall merupakan barikade pertama dalam pertahanan jaringan yang dapat membantu menghadapi serangan DDoS. Dengan menganalisis lalu lintas masuk dan keluar, firewall dapat memblokir lalu lintas yang mencurigakan atau berlebihan yang menjadi ciri serangan DDoS.

  1. Menggunakan CDN untuk Distribusi Lalu Lintas

Penggunaan Content Delivery Network (CDN) efektif dalam menghadapi serangan DDoS. CDN dapat mendistribusikan lalu lintas dari situs web ke server-server CDN yang tersebar di berbagai lokasi, mengurangi tekanan pada server utama dan mempercepat pengiriman konten kepada pengguna.

  1. Menggunakan Layanan Anti-DDoS

Layanan anti-DDoS merupakan solusi khusus untuk melindungi situs web dari serangan DDoS. Dengan teknologi canggih dan pemantauan real-time, layanan ini dapat mendeteksi dan merespons serangan DDoS secara efektif, menjaga situs tetap berjalan dan mengurangi dampak serangan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara proaktif, dapat mengurangi risiko dan dampak serangan DDoS, menjaga keandalan situs web, dan memberikan pengalaman online yang aman dan stabil bagi pengguna.

 

Contoh Serangan DDoS Mengguncang Dunia IT

Dalam era digital yang terus berkembang, serangan DDoS telah menjadi ancaman serius bagi infrastruktur online, menggemparkan dunia IT dengan dampak yang mengganggu. Berikut adalah beberapa contoh serangan DDoS yang memicu kekhawatiran di dunia teknologi:

  1. Serangan CNN 2014: Pada tahun 2014, situs berita ternama CNN menjadi target serangan DDoS, mengakibatkan gangguan serius dalam layanan berita online yang sangat diandalkan. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan jaringan botnet yang besar untuk mengirimkan sejumlah besar permintaan HTTP ke server CNN. Akibatnya, server CNN terbebani dengan lalu lintas yang berlebihan, menyebabkan ketidakmampuan server untuk merespons permintaan dari pengguna yang sah. Hal ini berdampak pada pengguna yang mencoba mengakses situs CNN, mengalami kesulitan dalam mengakses berita dan informasi yang diinginkan. Tidak tersedianya layanan CNN atau lambatnya kinerja juga berimbas negatif pada citra dan kredibilitas situs tersebut.
  1. Serangan GitHub 2018: Pada tahun 2018, GitHub, salah satu platform pengembangan perangkat lunak terbesar di dunia, menghadapi serangan DDoS yang masif. Sebagai penyedia layanan hosting untuk proyek perangkat lunak open source yang sangat diandalkan, GitHub menjadi target yang menarik bagi penyerang. Serangan ini menggunakan serangan volumetrik yang kuat dengan memanfaatkan ribuan perangkat yang terinfeksi. Penyerang berhasil membanjiri server GitHub dengan lalu lintas Internet berkecepatan tinggi, mengganggu kinerja situs secara signifikan. Meskipun tim keamanan GitHub merespons dengan cepat, serangan ini tetap menyebabkan beberapa gangguan layanan. Pengguna yang mencoba mengakses atau berkolaborasi dalam proyek open source di GitHub mengalami kesulitan selama periode serangan tersebut.
  1. Serangan Dyn 2016: Pada tahun 2016, Dyn, penyedia layanan DNS terkemuka, menjadi target serangan DDoS yang mengganggu operasi Internet global. Dyn merupakan penyedia layanan DNS yang mendukung banyak situs web terkenal di seluruh dunia. Serangan ini dilakukan dengan mengarahkan lalu lintas DDoS yang besar ke server DNS Dyn. Dampaknya sangat terasa, di mana situs-situs web yang bergantung pada layanan DNS Dyn menjadi tidak tersedia selama serangan berlangsung. Banyak situs web terkenal seperti Netflix, Twitter, dan Reddit menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna, menyebabkan ketidaknyamanan dan kerugian finansial besar bagi berbagai layanan online yang tergantung pada ketersediaan situs-situs tersebut.
  1. Serangan PlayStation Network: PlayStation Network (PSN), layanan gaming online yang sangat populer dari Sony, telah menjadi target serangan DDoS berulang kali. Para penyerang menggunakan serangan volumetrik untuk mengganggu koneksi para gamer ke server PlayStation Network. Hal ini dapat menyebabkan gangguan serius dalam bermain game online dan mengakses layanan lainnya di PSN. Para pemain game mengalami kesulitan mengakses layanan dan mengalami gangguan saat bermain game selama serangan DDoS yang mengganggu pengalaman gaming online mereka.
  1. Serangan KasKus 2017: Pada tahun 2017, KasKus, salah satu forum online terbesar di Indonesia, mengalami serangan DDoS yang menyebabkan situs tersebut tidak tersedia bagi pengguna. Penyerang menggunakan botnet untuk mengirimkan permintaan berlebihan ke server KasKus dengan tujuan membuat situs forum tersebut tidak dapat diakses. Akibatnya, pengguna KasKus tidak dapat mengakses forum atau berpartisipasi dalam diskusi online, mengganggu komunitas online mereka. 

Serangan-serangan ini tidak hanya mengganggu layanan online tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Untuk melawan ancaman ini, perusahaan dan penyedia layanan perlu mengadopsi solusi keamanan yang canggih dan proaktif guna melindungi infrastruktur mereka dari serangan DDoS di masa depan.


Bagikan artikel ini