Strategi SOAR untuk Mempercepat Respons Insiden Efektif
- Rita Puspita Sari
- •
- 20 Apr 2025 13.17 WIB

Ilustrasi Time Managment
Di era digital yang terus berkembang, organisasi menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks. Jumlah peringatan keamanan meningkat pesat setiap harinya, serangan siber menjadi semakin canggih, dan ketersediaan tenaga ahli keamanan siber masih terbatas. Dalam kondisi seperti ini, efektivitas tim keamanan sering kali terhambat oleh proses manual yang memakan waktu dan terlalu banyaknya alat keamanan yang berdiri sendiri (siloed).
Untuk menjawab tantangan ini, hadir solusi modern bernama SOAR atau Security Orchestration, Automation, and Response. Teknologi ini dirancang untuk membantu tim keamanan mengintegrasikan berbagai alat, mengotomatisasi proses berulang, dan mempercepat respons terhadap insiden. Dengan menerapkan SOAR, organisasi dapat memperkuat pertahanan sibernya secara signifikan dan memangkas waktu respons terhadap insiden.
Apa Itu SOAR?
SOAR adalah platform yang menggabungkan tiga komponen utama: orkestrasi, otomatisasi, dan respons. Ketiga elemen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan sistem keamanan yang lebih efisien, cerdas, dan tanggap.
- Orkestrasi: Menggabungkan Alat dalam Satu Sistem
Orkestrasi dalam konteks SOAR berarti mengintegrasikan berbagai sistem dan alat keamanan yang digunakan organisasi ke dalam satu platform yang saling terhubung. Beberapa alat yang umum diintegrasikan meliputi:- SIEM (Security Information and Event Management)
- Firewall
- Platform endpoint protection
- Feed intelijen ancaman
- Sistem manajemen tiket
Dengan mengorkestrasi semua alat tersebut, tim keamanan tidak lagi perlu berpindah-pindah platform untuk memantau insiden. Semua data dikonsolidasikan dalam satu dashboard terpadu, sehingga proses deteksi dan penilaian insiden menjadi jauh lebih cepat dan efisien.
- Otomatisasi: Mengurangi Beban Manual
Otomatisasi adalah pilar terpenting dari SOAR. Platform ini mampu menangani tugas-tugas berulang dan administratif secara otomatis, seperti:- Menganalisis log dan menyaring peringatan
- Menghasilkan tiket insiden
- Mengecek reputasi IP
- Memblokir domain atau alamat IP mencurigakan
Misalnya, saat sistem mendeteksi percobaan login yang mencurigakan, SOAR dapat langsung mengumpulkan bukti, mengecek reputasi alamat IP, memblokir IP tersebut, dan mengirim notifikasi kepada analis semua dilakukan secara otomatis hanya dalam hitungan detik. Dengan demikian, tim keamanan bisa fokus pada tugas-tugas strategis.
- Respons: Penanganan Insiden Terstruktur
Bagian respons dari SOAR didukung oleh playbook yaitu panduan kerja otomatis yang berisi langkah-langkah penanganan insiden. Playbook ini dibuat berdasarkan kebijakan perusahaan dan praktik terbaik di industri, sehingga setiap insiden ditangani secara tepat dan konsisten.
Contohnya, jika terdeteksi adanya malware pada satu endpoint, playbook bisa mengarahkan sistem untuk:- Mengkarantina endpoint
- Memutus koneksi jaringan
- Mengirim laporan otomatis ke manajemen
- Menginformasikan pengguna terkait langkah pemulihan
Manfaat Utama SOAR bagi Organisasi
Penerapan Security Orchestration, Automation, and Response (SOAR) membawa perubahan besar dalam cara organisasi menangani keamanan siber. Platform ini bukan hanya membantu mempercepat proses deteksi dan penanganan insiden, tetapi juga meningkatkan efisiensi kerja tim keamanan secara keseluruhan. Beberapa manfaat utama SOAR yang paling dirasakan oleh organisasi meliputi:
- Mengurangi Waktu Deteksi Ancaman (MTTD)
Salah satu indikator penting dalam keamanan siber adalah Mean Time to Detect (MTTD), yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi adanya ancaman. Dengan SOAR, proses ini dapat berlangsung lebih cepat karena sistem mampu:- Menggabungkan data dari berbagai sumber seperti SIEM, firewall, dan intelijen ancaman.
- Menyaring peringatan palsu (false positive) agar tim tidak terganggu oleh notifikasi yang tidak penting.
- Menyediakan notifikasi yang lebih akurat dan relevan berdasarkan prioritas tingkat risiko.
- Mempercepat Investigasi Insiden (MTTI)
Setelah ancaman terdeteksi, proses investigasi menjadi tahapan krusial berikutnya. SOAR mengurangi Mean Time to Investigate (MTTI) dengan:- Menyediakan informasi kontekstual secara otomatis untuk setiap insiden, seperti histori aktivitas pengguna, log sistem, dan reputasi IP.
- Menghemat waktu analis karena tidak perlu lagi mencari data dari berbagai sistem secara manual.
- Memberikan visualisasi data dalam satu dashboard terpadu untuk memudahkan penilaian dan pengambilan keputusan.
- Mempercepat Waktu Tanggapan Insiden (MTTR)
Mean Time to Respond (MTTR) menunjukkan kecepatan organisasi dalam menangani insiden setelah teridentifikasi. Dengan playbook otomatis, SOAR memungkinkan tindakan respons dilakukan dalam hitungan menit, jauh lebih cepat dibandingkan proses manual yang bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari. Misalnya:- Otomatisasi pemblokiran IP mencurigakan.
- Isolasi perangkat yang terindikasi disusupi malware.
- Pengiriman pemberitahuan otomatis ke tim terkait atau pihak manajemen.
Organisasi yang telah menerapkan SOAR secara optimal sering melaporkan penurunan MTTR hingga lebih dari 60%. Hal ini berdampak langsung pada:
- Peningkatan keamanan sistem dan data.
- Minimnya gangguan terhadap operasional bisnis.
- Meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap ketahanan siber organisasi.
Strategi Penerapan SOAR yang Efektif
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari SOAR, organisasi tidak bisa serta-merta mengadopsi seluruh fitur sekaligus. Perlu pendekatan yang terstruktur dan bertahap, dimulai dari kebutuhan dasar hingga integrasi fitur lanjutan. Berikut strategi penerapan SOAR yang dapat diikuti agar proses implementasi berjalan efektif dan minim risiko:
1. Mulai dari Integrasi Dasar
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyatukan alat-alat keamanan inti ke dalam platform SOAR. Alat-alat ini biasanya sudah digunakan oleh tim keamanan, sehingga proses integrasi menjadi lebih mudah dan cepat. Beberapa alat yang sebaiknya diintegrasikan lebih dahulu antara lain:
- SIEM (Security Information and Event Management): Mengambil alert atau peringatan keamanan secara real-time.
- Platform Intelijen Ancaman: Memberikan konteks tambahan tentang sumber ancaman, reputasi IP/domain, dan pola serangan terbaru.
- Sistem Manajemen Tiket (Ticketing System): Mencatat setiap insiden yang terjadi dan melacak proses penanganannya dari awal hingga selesai.
Proses integrasi ini umumnya dapat dilakukan melalui API (Application Programming Interface) dengan pengaturan standar. Karena tidak memerlukan perubahan besar pada infrastruktur atau alur kerja yang sudah ada, tahap awal ini relatif aman dan minim gangguan.
2.Tambahkan Fitur Lanjutan secara Bertahap
Setelah sistem dasar berhasil berjalan dengan baik dan tim mulai terbiasa dengan alur kerja baru yang lebih efisien, organisasi bisa mulai menambahkan fitur-fitur lanjutan yang bersifat lebih canggih dan otomatis. Beberapa fitur lanjutan yang bisa dipertimbangkan antara lain:
- Pemindaian Kerentanan Otomatis: Mengidentifikasi celah keamanan pada sistem, perangkat lunak, atau aplikasi yang digunakan organisasi secara berkala.
- Isolasi Endpoint Secara Dinamis: Mengunci atau memutus koneksi perangkat yang terindikasi terinfeksi, agar tidak menyebarkan ancaman ke sistem lain.
- Integrasi dengan Solusi Keamanan Cloud: Menambahkan pengawasan dan perlindungan terhadap layanan cloud seperti AWS, Azure, Google Cloud, termasuk aplikasi SaaS yang digunakan karyawan.
Dengan pendekatan bertahap seperti ini, organisasi bisa memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan benar-benar memberikan dampak positif. Pendekatan ini juga membantu membangun kepercayaan pemangku kepentingan, serta memberi ruang bagi tim untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan teknologi baru.
3. Membangun Playbook yang Efektif dalam Sistem SOAR
Playbook merupakan inti dari sistem SOAR (Security Orchestration, Automation, and Response). Ia berfungsi sebagai panduan otomatis yang mengatur langkah-langkah penanganan insiden keamanan secara sistematis dan konsisten. Playbook yang efektif harus memiliki struktur yang jelas, dapat diotomatisasi, serta sesuai dengan kebijakan organisasi dan standar industri.
Komponen Penting dalam Sebuah Playbook:
- Pemicu (Trigger) yang Spesifik
Playbook harus dimulai dari pemicu yang jelas dan terdefinisi, contohnya:- Terjadi lima kali percobaan login gagal dari lokasi yang tidak biasa.
- Ditemukannya file berbahaya oleh sistem antivirus.
- Terjadi lonjakan lalu lintas yang mencurigakan pada jam-jam tidak wajar.
- Tindakan Otomatis yang Terukur
Tindakan otomatis membantu mempercepat respons awal terhadap insiden, seperti:- Menonaktifkan akun pengguna yang dicurigai.
- Memblokir alamat IP atau domain yang terindikasi sebagai sumber serangan.
- Mengisolasi perangkat endpoint dari jaringan.
- Protokol Eskalasi yang Terstruktur
Untuk insiden yang memiliki tingkat keparahan tinggi atau dampak besar, playbook harus:- Menyertakan aturan eskalasi otomatis ke tim keamanan senior.
- Menjadwalkan notifikasi ke manajemen apabila insiden melebihi SLA tertentu.
- Menentukan batas waktu maksimal untuk investigasi manual lanjutan.
Syarat Playbook yang Andal:
- Disesuaikan dengan Kebijakan dan SOP Internal
Playbook harus mencerminkan kebijakan keamanan yang berlaku dalam organisasi dan prosedur operasional standar (SOP) yang sudah disepakati. - Memenuhi Regulasi dan Standar Industri
Dalam sektor-sektor seperti keuangan atau kesehatan, playbook wajib mengikuti regulasi seperti GDPR, HIPAA, atau ISO 27001. - Dievaluasi Secara Berkala
Setelah terjadi insiden nyata, playbook harus dikaji ulang. Review ini bertujuan untuk:- Menilai efektivitas alur penanganan.
- Mengidentifikasi bagian playbook yang belum optimal.
- Menambahkan langkah-langkah baru berdasarkan pelajaran dari insiden sebelumnya.
4. Mengukur dan Menyempurnakan Kinerja SOAR
Mengetahui seberapa efektif SOAR dalam sebuah organisasi tidak hanya bergantung pada kecepatan teknis, tetapi juga pada kualitas proses dan hasilnya. Oleh karena itu, pengukuran kinerja SOAR harus mencakup kombinasi dari metrik operasional dan evaluasi menyeluruh berdasarkan prinsip CARE.
Kerangka CARE sebagai Indikator Keberhasilan:
- Consistent (Konsisten):
Apakah semua insiden ditangani menggunakan prosedur standar yang sama, tanpa pengecualian? - Adequate (Memadai):
Apakah sistem SOAR mencakup seluruh titik rawan yang menjadi target utama serangan siber? - Reasonable (Masuk Akal):
Apakah waktu dan cara penanganan insiden masuk akal, tidak terlalu lama dan tidak terlalu reaktif? - Effective (Efektif):
Apakah tindakan yang diambil benar-benar mengurangi risiko serangan serupa di masa depan?
Metrik Tambahan yang Perlu Dipantau:
- Penurunan Intervensi Manual
Artinya, sistem otomatis berhasil menggantikan tugas-tugas repetitif dan menyederhanakan proses kerja. - Peningkatan Pemanfaatan Intelijen Ancaman
SOAR yang baik memanfaatkan data intelijen eksternal untuk memberikan konteks tambahan dalam analisis insiden. - Penurunan Beban Kerja Analis Keamanan
Analis dapat lebih fokus pada kasus kompleks, karena beban teknis dasar telah ditangani oleh SOAR. - Berkurangnya Jumlah False Positive
Ini menunjukkan bahwa sistem SOAR telah mampu menyaring sinyal-sinyal yang tidak relevan secara lebih akurat.
5. SOAR dan Integrasi dengan Teknologi Lain
Agar sistem SOAR semakin optimal dan memberikan nilai strategis jangka panjang, ia perlu dikombinasikan dengan teknologi keamanan lainnya. Integrasi ini memungkinkan otomatisasi yang lebih cerdas, respons yang lebih cepat, serta pencegahan yang lebih proaktif terhadap ancaman.
Teknologi yang Mendukung SOAR:
- Machine Learning (ML)
Dengan bantuan ML, SOAR dapat mengenali pola serangan baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. ML memungkinkan sistem:- Mengidentifikasi anomali perilaku pengguna atau sistem.
- Mengkategorikan insiden berdasarkan histori serangan.
- Memberi skor risiko secara otomatis.
- Threat Intelligence Platform (TIP)
TIP menyediakan data eksternal seperti daftar IP berbahaya, domain mencurigakan, atau taktik yang digunakan oleh grup peretas. Integrasi dengan TIP membuat playbook lebih kaya konteks dan responsif. - Security Data Lake
Data lake menyimpan volume data log dalam jumlah besar dari berbagai sumber, yang memungkinkan analisis insiden lebih mendalam. Integrasi ini:- Mempercepat pencarian informasi relevan saat insiden terjadi.
- Mempermudah korelasi antar kejadian yang tampak tidak berhubungan.
- Mendukung pelaporan keamanan untuk audit dan compliance.
Dampak Kolaborasi Teknologi:
Dengan dukungan teknologi tambahan ini, SOAR tidak hanya berfungsi sebagai alat respons insiden, tetapi juga sebagai strategic enabler dalam manajemen risiko siber. Ia bisa diposisikan sebagai sistem intelijen yang mampu:
- Memprediksi tren serangan.
- Menyusun rencana pencegahan jangka panjang.
- Memberikan insight untuk peningkatan kebijakan keamanan perusahaan.
Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan Tim
Teknologi secanggih apa pun tetap membutuhkan dukungan dari sumber daya manusia yang kompeten. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tim keamanan siber menjadi kunci keberhasilan jangka panjang penerapan SOAR.
Pelatihan ini bisa meliputi:
- Cara membuat dan menyempurnakan playbook
- Penggunaan dashboard SOAR
- Analisis hasil otomatisasi
- Taktik threat hunting berbasis data dari SOAR
Tim yang terlatih dengan baik akan mampu memanfaatkan semua fitur SOAR secara optimal dan memastikan organisasi mendapatkan manfaat maksimal.
Kesimpulan
SOAR hadir sebagai solusi modern yang dapat menjawab tantangan keamanan siber masa kini. Dengan mengintegrasikan berbagai alat keamanan, mengotomatisasi proses manual, dan menyediakan alur kerja respons yang terstruktur, SOAR membantu organisasi:
- Mengurangi waktu respons terhadap insiden
- Meningkatkan efisiensi tim keamanan
- Menurunkan risiko kesalahan manusia
- Membangun sistem keamanan yang adaptif dan proaktif
Implementasi SOAR yang efektif membutuhkan pendekatan strategis dimulai dari integrasi dasar, pembangunan playbook3 yang solid, hingga pengukuran performa dan perbaikan berkelanjutan. Dengan begitu, organisasi tidak hanya akan lebih siap menghadapi ancaman saat ini, tetapi juga mampu mengantisipasi tantangan keamanan di masa depan.