7 Perusahaan Besar Menggantikan Manusia dengan Robot AI!


Ilustrasi Robot

Ilustrasi Robot

Kekhawatiran tentang pengangguran akibat perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) semakin nyata dengan penggantian peran manusia oleh teknologi canggih. Meskipun demikian, banyak pakar meyakini bahwa AI juga akan menciptakan peluang pekerjaan baru, terutama yang berhubungan dengan soft-skill yang tidak dapat digantikan oleh robot.

Teknologi AI-generatif telah menjadi tren sejak kemunculan ChatGPT pada akhir 2022. Layanan tersebut, dikembangkan oleh OpenAI, memicu minat besar dari perusahaan teknologi lain untuk mengembangkan teknologi serupa. Seiring dengan popularitasnya, beberapa perusahaan telah memilih untuk menggantikan peran manusia dengan robot AI, mengundang berbagai dampak sosial dan ekonomi yang menarik untuk dipelajari.  Berikut adalah 7 perusahaan yang telah menggantikan manusia dengan teknologi AI, Rabu (7/2/2024), dikutip dari TechCo:

  • MSN: Penggantian Pekerja Manusia dengan AI

Pada tahun 2020, MSN mengambil keputusan drastis untuk mengurangi beberapa posisi karyawan yang sebelumnya bertanggung jawab atas penulisan berita di platform mereka. Langkah ini dilakukan bahkan sebelum teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) menjadi booming seperti sekarang ini, terutama sejak kemunculan ChatGPT. 

Dalam menggantikan peran manusia, MSN memilih untuk menggunakan software AI untuk menulis konten mereka. Menurut PA Media, perusahaan media yang menyediakan jurnalis untuk menulis konten di MSN, keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kesulitan keuangan yang dihadapi MSN pada saat itu. Langkah ini menunjukkan tren pergeseran dalam industri media menuju penggunaan teknologi AI untuk menciptakan konten berita. 

  • Google: Implementasi AI dalam Berbagai Divisi

Di awal tahun ini, Google mengumumkan dua gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang telah berlangsung, dan diprediksi akan berlanjut di masa mendatang. CEO Sundar Pichai dengan tegas menyatakan bahwa beberapa pekerjaan sudah bisa digantikan oleh kecerdasan buatan (AI). 

Dampak yang paling terasa adalah pada pekerja di divisi iklan. Selain itu, Google juga memperluas penggunaan AI dalam divisi customer care dan proses penjualan iklan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Langkah ini menunjukkan upaya Google dalam mengadopsi teknologi AI untuk mengoptimalkan berbagai aspek operasionalnya, sekaligus menunjukkan transformasi yang sedang terjadi dalam industri teknologi dan periklanan.

  • Dukaan: Chatbot Menggantikan Pekerja Customer Support

Perusahaan e-commerce yang berbasis di Bengaluru telah mengambil langkah drastis dengan menggantikan 90% pekerja customer support mereka dengan chatbot yang dikembangkan secara internal. Keputusan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mengurangi biaya operasional dan mempercepat layanan bagi pelanggan. Perusahaan yakin bahwa penggunaan chatbot ini akan membantu dalam memangkas biaya yang terkait dengan tenaga kerja serta mengurangi waktu tunggu bagi pelanggan yang membutuhkan bantuan. Langkah ini mencerminkan tren industri dalam mengadopsi solusi berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas dalam layanan pelanggan.

  • Ikea: Penggunaan AI dalam Call Center

Pada Juni 2023, Ikea mengumumkan pemanfaatan teknologi AI dengan memperkenalkan AI bot bernama 'Billie' untuk menjawab panggilan di call center mereka. Meskipun mengadopsi teknologi AI dalam layanan pelanggan, Ikea menegaskan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan terhadap pekerja manusia di call center mereka. 

Sebaliknya, perusahaan mengambil langkah positif dengan mengalokasikan para karyawan call center ke divisi penasihat desain interior. Langkah ini menunjukkan komitmen Ikea dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan layanan pelanggan, sambil tetap mempertahankan keberlanjutan pekerjaan bagi karyawannya dan memperluas kemungkinan peran mereka dalam organisasi.

  • BlueFocus: Mempekerjakan AI dalam Pemasaran

Agensi pemasaran asal China, BlueFocus, mengambil langkah drastis dengan mengakhiri kontrak dengan para penulis konten dan desainer demi beralih sepenuhnya ke tenaga kerja AI. Keputusan ini menandai pergeseran signifikan dalam industri pemasaran yang semakin mengadopsi teknologi AI. 

BlueFocus telah mengantongi lisensi Azure OpenAI dari Microsoft, menunjukkan komitmennya dalam memanfaatkan teknologi terkini. Selain itu, mereka juga menjalin kemitraan dengan bot AI Baidu bernama Ernie untuk membangun sistem pelayanan pemasaran secara penuh. Langkah ini menegaskan tekad BlueFocus untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas dalam layanan pemasaran, sambil tetap mengikuti tren transformasi digital yang sedang terjadi di industri.

  • Salesforce: Pengurangan SDM dan Investasi dalam AI

Perusahaan software asal Amerika Serikat ini mengumumkan pemecatan sebanyak 700 karyawan, atau sekitar 1% dari total sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Jumlah tersebut merupakan tambahan dari pemutusan hubungan kerja (PHK) sebelumnya dan berdampak pada sekitar 10% dari total karyawan perusahaan. 

Meskipun keputusan ini diambil, seperti Google, Salesforce tidak secara terbuka mengumumkan rencana untuk menggantikan peran manusia dengan kecerdasan buatan (AI). Namun, pemangkasan anggaran perekrutan SalesForce secara signifikan sejalan dengan peningkatan investasi yang semakin besar dalam pengembangan teknologi AI. Spekulasi pun muncul bahwa SalesForce telah memilih untuk mengadopsi AI secara luas dan mengurangi keterlibatan manusia dalam operasional perusahaan. Langkah ini mencerminkan pergeseran paradigma dalam dunia kerja yang semakin mengutamakan efisiensi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang terus berubah.

  • Duolingo: Peralihan ke AI dalam Penerjemahan Konten

Pada bulan Januari yang lalu, Duolingo mengeluarkan pengumuman penting yang berdampak pada sekitar 10% dari pekerja kontraknya. Langkah ini diambil karena perusahaan pembelajaran bahasa asing tersebut telah beralih ke teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan penerjemahan konten. 

Perubahan ini menandai transformasi dalam strategi pengembangan produk Duolingo serta mencerminkan upaya perusahaan untuk memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan efisiensi dan responsivitas layanan kepada pengguna. Meskipun langkah ini membawa dampak sosial, Duolingo percaya bahwa perubahan ini akan membantu mereka dalam meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan yang mereka tawarkan kepada jutaan pengguna mereka di seluruh dunia.

Selain tujuh perusahaan tersebut, laporan juga menunjukkan bahwa perusahaan lain seperti IBM dan BT juga berencana untuk mengikuti jejak penggantian pekerja manusia dengan AI. Perkembangan ini memberikan gambaran akan perubahan lanskap kerja di masa depan, di mana AI memainkan peran yang semakin dominan dalam berbagai industri.

Penggunaan teknologi AI dalam penggantian pekerja manusia menimbulkan berbagai pertanyaan etis, sosial, dan ekonomi. Diperlukan pembahasan lebih lanjut untuk mengatasi tantangan yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi ini, termasuk upaya untuk memastikan bahwa dampaknya tidak merugikan masyarakat luas dan mengakomodasi perubahan yang terjadi dalam dunia kerja.


Bagikan artikel ini