Amazon Meluncurkan Rufus, Asisten Belanja Berteknologi AI


Amazon Web Services

Amazon Web Services

Amazon.com perusahaan perdagangan multinasional yang berbasis elektronik dan menjadi toko online terbesar di dunia menggebrak dunia e-commerce dengan memperkenalkan Rufus, asisten kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) terbarunya, yang dirancang untuk memberikan jawaban cerdas terhadap pertanyaan pembeli tentang berbagai produk. Meskipun Amazon berjanji Rufus akan membantu pengguna menemukan barang dengan lebih efisien, kehadirannya menimbulkan kontroversi terkait kebijakan kontroversial Amazon yang diduga mendahulukan produk-produk yang menguntungkan perusahaan.

Rufus didukung oleh algoritma rahasia yang dikembangkan oleh Amazon, menggunakan data dari katalog produk Amazon, ulasan pelanggan, informasi web, dan pertanyaan serta jawaban. Meskipun perusahaan enggan memberikan detail terperinci mengenai operasi algoritma tersebut, dijanjikan bahwa Rufus akan memberikan pengalaman pencarian yang lebih personal dan informatif.

Walaupun pada awalnya Rufus tampaknya bebas dari pengaruh iklan, analis keuangan Michael Pachter dari Wedbush Securities memperingatkan bahwa hasil pencarian Rufus mungkin tetap mencakup hasil yang disponsori, mengingat iklan merupakan sumber pendapatan utama Amazon. Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait transparansi dalam penggunaan asisten kecerdasan buatan ini.

Perusahaan tengah menghadapi gugatan antimonopoli dari Federal Trade Commission (FTC) terkait dugaan operasi "bayar untuk bermain," di mana produk dengan pengiklanan tertinggi mendapat prioritas. Amazon juga dituduh sering mempromosikan merek pribadinya ke puncak hasil pencarian, bahkan jika produk lain memiliki kualitas atau harga yang lebih baik. Meskipun Amazon membantah tudingan ini, gugatan tersebut sedang dalam proses pengadilan. Hal ini menciptakan ketegangan antara Amazon dan otoritas pengawas, serta menimbulkan pertanyaan tentang integritas perusahaan dalam menjalankan praktik bisnisnya.

CEO Amazon, Andy Jassy, menyambut baik Rufus sebagai potensi asisten AI yang dapat meningkatkan keterlibatan dan konversi pelanggan. Meskipun demikian, Amazon sebelumnya mendapat kritik karena membiarkan iklan mempengaruhi rekomendasi mereka, seperti label "Pilihan Amazon" yang dikaitkan dengan pemasar yang bersedia membayar.

Meski di tengah kontroversi, Amazon tetap optimistis terkait potensi Rufus untuk mengubah cara pelanggan menemukan produk di platform e-commerce mereka. Dengan sedikit petunjuk tentang cara operasional Rufus, Amazon berharap asisten AI ini dapat menjadi cara baru bagi pelanggan untuk menemukan barang "dengan cara yang sangat berbeda dari yang mereka lakukan di situs web e-commerce."

Rufus adalah asisten belanja yang mahir dan didukung oleh kecerdasan buatan generatif (Artificial Intelligence) yang dilatih dengan mengakses katalog produk Amazon yang luas. Dikutip dari TechCrunch, bahwa amazon telah mengembangkan Large Language Model ( LLM) internal baru yang fokus pada belanja, dengan tujuan meningkatkan pengalaman pengguna dan mengoptimalkannya melalui pelatihan pada data internal serta data yang tersedia publik dari seluruh web. Namun, belum dijelaskan apakah data yang digunakan melibatkan situs web ritel lain yang juga tersedia secara publik. 

Selain itu, Rufus juga memiliki kemampuan untuk melakukan perbandingan antara produk serta memberikan rekomendasi yang sesuai dengan konteks percakapan yang sedang berlangsung dengan pelanggan. Dengan demikian, Rufus diharapkan dapat meningkatkan pengalaman berbelanja online dengan memberikan informasi yang lebih relevan dan membantu pelanggan membuat keputusan yang lebih baik.

Pengguna dapat mengajukan pertanyaan kepada Rufus seperti "Apa yang harus dipertimbangkan saat membeli sepatu lari?" atau "Apa perbedaan antara sepatu lari di jalur dan di jalan?". Rufus memiliki kemampuan untuk memberikan perbandingan produk atau memberikan rekomendasi, seperti saat pengguna bertanya tentang hadiah yang cocok untuk Hari Valentine seperti "Apa hadiah yang baik untuk Hari Valentine?" atau "Apa mainan dinosaurus terbaik untuk anak lima tahun?". Dengan demikian, pengguna dapat berinteraksi dengan asisten AI ini seperti halnya dengan chatbot AI lain yang berkaitan dengan konsumen, seperti ChatGPT OpenAI atau Bard Google.

“Rufus menghasilkan jawaban menggunakan informasi relevan dari seluruh Amazon dan web untuk membantu pelanggan membuat keputusan belanja yang lebih baik dan tepat,” demikian diungkapkan dalam pengumuman resmi Amazon. Meskipun baru diluncurkan dalam versi beta dan terbatas pada sebagian pelanggan di AS, Amazon berencana untuk merilis Rufus secara bertahap ke seluruh pelanggan di AS dalam beberapa minggu mendatang.

“Kami sangat antusias dengan potensi AI generatif dan akan terus menguji fitur-fitur baru agar lebih mudah menemukan dan menemukan, meneliti, dan membeli produk di toko Amazon,” pungkasnya. 

Amazon menyatakan antusiasme mereka terhadap potensi AI generatif, berjanji untuk terus menguji fitur-fitur baru yang memudahkan pelanggan menemukan, meneliti, dan membeli produk di platform mereka. Meskipun dalam konteks peluncuran ini masih ada banyak pertanyaan terbuka, seperti transparansi operasional dan pengaruh iklan, Amazon berharap Rufus dapat menjadi langkah revolusioner dalam memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan di dunia e-commerce yang semakin maju.


Bagikan artikel ini