AWS Resmikan Data Center AWS Asia Pacific (Jakarta) Region


Amazon Web Services

Amazon Web Services

Perusahaan penyedia layanan cloud computing, Amazon Web Services (AWS) telah meresmikan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, yang merupakan kumpulan dari beberapa data center yang lokasinya tersebar di beberapa tempat di Indonesia.

Peresmian ini kemudian membuat pengguna layanan AWS dapat menikmati layanan dengan latensi yang lebih rendah, karena lokasi data center yang lebih dekat. AWS juga merilis studi terbarunya mengenai dampak ekonomi dari investasi serta pembangunan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region tersebut.

Pada studi tersebut, AWS menemukan bahwa AWS Asia Pacific (Jakarta) Region diharapkan dapat menciptakan lebih dari 24 ribu lapangan pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung. Pekerjaan ini pun akan menjadi bagian dari rantai pasokan AWS di Indonesia, seperti konstruksi, pemeliharaan fasilitas, teknik, telekomunikasi, serta pekerjaan-pekerjaan dalam perekonomian Indonesia yang lebih luas.

Nilai investasinya pun diprediksi dapat mencapai USD 5 miliar atau sekitar Rp 71 triliun dalam kurun 15 tahun ke depan. Nilai ini mencakup belanja modal untuk pembangunan data center, biaya operasional berkenaan dengan utilitas yang tengah berjalan dan biaya fasilitas, serta pembelian barang dan jasa dari pelaku bisnis regional.

AWS Asia Pacific (Jakarta) Region dalam 15 tahun ke depan juga diprediksi akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar USD 10,9 miliar atau sekitar Rp 155 triliun.

Investasi AWS di Indonesia

Investasi AWS di Indonesia
Dok. AWS

Prasad Kalyanawarman, Vice President of Infrastructure Services AWS menyampaikan bahwa cloud kini telah menghadirkan beragam peluang bagi berbagai organisasi dan perusahaan, terlepas dari skala maupun jenis organisasi, mulai dari lembaga pemerintahan hingga pendidikan. 

Cloud mendukung transformasi kegiatan operasional mereka sehingga bisa menghadirkan berbagai pengalaman baru dan menyeluruh bagi para pelanggan mereka, sehingga bisa mencapai transformasi yang benar-benar baru.

“Kami berharap teknologi cloud AWS akan membantu kami mencapai visi dan tujuan yang digariskan dalam cetak biru Sistem Pembayaran Indonesia 2045, mendigitalkan sepenuhnya sistem pembayaran nasional dan mengintegrasikan banyak pemangku kepentingan dan kegiatan ekonomi di bawah prinsip panduan keamanan dan perlindungan data,” kata Prasad dalam keterangannya, Selasa (14/12/2021).

Selain itu, dengan diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, AWS kemudian memiliki 84 Availability Zone di 26 wilayah geografis secara global, serta memiliki rencana untuk mengumumkan peluncuran 24 Availability Zone lagi dan delapan AWS Region lainnya di Australia, Kanada, India, Israel, Selandia Baru, Spanyol, Swiss, serta Uni Emirat Arab (UEA).

AWS Region sendiri terdiri atas Availability Zone yang menempatkan infrastruktur di lokasi geografis yang terpisah dan berbeda. Availability Zone ini pun terletak cukup jauh antara satu dengan lainnya guna mendukung bisnis pelanggan, namun cukup dekat untuk menyediakan latensi rendah bagi aplikasi-aplikasi yang memiliki ketersediaan tinggi dan menggunakan beberapa Availability Zone.

Tidak hanya itu, setiap Availability Zone pun memiliki daya, pendinginan, dan keamanan fisik yang independen serta terhubung melalui jaringan redundan dengan latensi ultra-rendah sehingga memberikan akses yang cepat.

AWS Asia Pacific (Jakarta) Region merupakan bentuk upaya terbaru AWS untuk investasi berkelanjutan di Indonesia. Hal ini merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya membuka kantor resmi di Jakarta pada 2018 lalu.

Pada 2020, AWS juga telah meluncurkan AWS Outposts yang menawarkan akses bagi pelanggan dan mitra Indonesia ke infrastruktur AWS, layanan AWS, API, serta tools di hampir semua data center virtual, ruang kolokasi, ataupun fasilitas on-premises untuk menghadirkan pelayanan hybrid yang konsisten.

Layanan terbaru dari AWS sendiri adalah Amazon CloudFront, yaitu jaringan pengiriman konten (CDN) dan lokasi edge pertamanya dibuka di Indonesia pada Maret 2021 lalu. Amazon CloudFront menawarkan latensi hingga 30% lebih rendah untuk pelanggan di Indonesia.


Bagikan artikel ini