Big Data Analytics Meningkat 4,5 Kali Lipat!
- Natalia Putri Ninda Budi
- •
- 12 Sep 2020 12.45 WIB
Di tengah situasi pandemi yang tidak menentu ini, bukan berarti menghambat perusahaan untuk tetap berkembang, melainkan perusahaan berupaya untuk mengembangkan inovasi yang ada. Big Data Analytics (BDA), proses penelitian dan pengolahan data dalam jumlah yang besar banyak digunakan perusahaan sebab perusahaan dapat mempercepat inovasi serta pengguna akan merasa tetap kompetiti terutama dibidang perawatan kesehatan untuk melawan virus corona.
Global Big Data Analytics Market Fueling Artificial Intelligence 2020, tambahan penelitian dari frost & Sullivan, menemukan perhatian utama dari berbagai sektor yaitu keamanan data seiring dengan meningkatnya penerapan Internet of Things (IoT) dan proliferasi perangkat yang menghasilkan data yang besar. Pernyataan tersebut merupakan hasil analisis dari sebuah perusahaan konsultan bisnis, Frost & Sullivan melalui Dewan Kepemimpinan Frost & Sullivan. Hal tersebut guna memprediksi pertumbuhan berkelanjutan supaya berhasil di masa depan yang belum dapat terprediksi.
Big Data Analytics diperkiraan akan berkembang 4.5 kali lipat dimana pada tahun 2019, pendapatan sebesar $ 14,85 dan di tahun 2025 pendapatan menjadi $ 68,09 milliar. Compound Annual Growth Rate (CAGR) meningkat sebesar 28,9%. “Di antara dua segmen utama pasar BDA, penemuan dan visualisasi data (DDV), dan analitik lanjutan (AA). DDV diharapkan menjadi lebih utama karena organisasi menyadari pentingnya persiapan data, pengelolaan data, dan visualisasi data sebagai fondasi blok bangunan untuk analitik tingkat lanjut. Ke depannya, pertumbuhan AA diperkirakan akan meningkat secara dramatis setelah tahun 2020 karena kasus penggunaan meningkat dan pelanggan menjadi lebih nyaman dengan analisis data secara keseluruhan," ujar Information & Communication Technologies Senior Industry Analyst at Frost & Sullivan, Deviki Gupta.
Gupta juga menambahkan bahwa dari perspektif regional, Amerika Utara dan Amerika Latin dipimpin oleh Amerika Utara untuk menjadi kontributor terbesar di pasar Big Data Analytics diikuti oleh Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Sedangkan Asia-Pasifik merupakan pasar regional yang menyerap Big Data Analytics secara cepat. Berdasarkan perspektif vertikal, terfokus pada pengurangan resiko, intelijen, serta keamanan dengan penyumbang pendapatan terbesar.
Big Data Analytics, melakukan penawaran produk mereka dengan menawarkan edge analytics dengan keunggulan latency yang rendah serta wawasan yang cepat. Pertama, pada pengiriman paket khusus industri dengan penanganan seperti deteksi keuangan dan analisis. Kedua, perlunya dukungan dari pemerintah untuk membuat learning record. Ketiga, dukungan dari customer dan profesional development dapat mendorong permintaan untuk Big Data Analytics dalam perawatan kesehatan. Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC), khususnya di China memimpin sektor manufaktur dan mengadopsi IoT. Kelima, vendor harus memberikan layanan konsultasi untuk membantu customer dalam memahami kombinasi software dan hardware untuk menyelesaikan masalah bisnis.