BSSN Tegaskan Pentingnya Pengamanan Informasi Data Pribadi


Cyber Security

Ilustrasi Cyber Security

Digitalisasi di dunia kesehatan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi industri teknologi informasi dikarenakan banyak stakeholder yang berperan dan kebutuhan yang menjangkau sampai ke seluruh pelosok.

Pada dunia kesehatan, tentu tidak terbatas dalam cara menulis dokter yang sudah mulai bergeser dari tulisan tangan menjadi ketikan tangan, data pasien, obat, hingga hasil pemeriksaan sudah mulai bergeser dari analog menjadi digital.

Plt. Deputi Kamsibersan Pemenrintahan dan Pembangunan Manusia BSSN, Marsma TNI Budi R. Leman menjelaskan perubahan kecil data pasien juga dapat mengakibatkan adanya perubahan diagnosa oleh dokter, hal ini tentu tidak diinginkan oleh siapapun. BSSN mengharapkan dengan adanya digitalisasi ini dapat mempermudah pengelolaan data pasien guna mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat untuk kesembuhan dan kesehatan pasien. 

"Keutuhan data, keaslian data, dan kerahasiaan data ini merupakan prinsip-prinsip pengamanan informasi yang jika diterapkan pada bidang kesehatan akan memberikan layanan kesehatan yang sangat baik. Seorang dokter yang bertanggung jawab mendapatkan data yang utuh, lengkap, dan asli serta diharapkan dapat memberikan data yang tepat kepada pasien. Apabila data riwayat penyakit suatu pasien sifatnya rahasia menjadi bukti bahwa pengamanan informasi sangat penting bagi dunia kesehatan," ujar Budi. pada Webinar Cyberhub Fest 2022 "Digital Transformation and Security in Healthcare Industry".

BSSN mengharapkan industri kesehatan dan industri yang bergerak sebagai penyedia alat kesehatan harus memaknai makna-makna tentang pengamanan informasi. Berdasarkan data UNDP atau cybersecurity merupakan bagian utama dalam transformasi digital. Kebutuhan akan perangkat keamanan dan layanan keamanan untuk memastikan security, safety dan privacy system.

"Pengolahan data kesehatan dari para pengguna atau stakeholder kesehatan melalui jaringan siber akan membentuk suatu sistem data kesehatan yang sangat dibutuhkan yang tidak hanya digunakan untuk pengambilan kebijakan, melainkan untuk kalangan industri sehingga kepastian akan standar data dan teknologi menjadi suatu kebutuhan dunia industri kesehatan," tambah Budi.

Budi juga mengungkapkan apabila standar data dan teknologi sudah dibutuhkan maka standar keamanan juga perlu dilakukan. Kasus yang terjadi pada Mei 2021 lalu bahwa terdapat kebocoran data BPJS kesehatan dan pada September 2021 terjadi kebocoran data pada aplikasi PeduliLindungi. Kasus-kasus tersebut dapat disimpulkan akan pentingnya keamanan informasi dalam pengelolaan dan penggunaan data pribadi untuk data kesehatan.

"Terdapat dua hal yang ingin saya sampaikan tentang Digital Transformation and Security in Healthcare Industry yakni keterhubungan antara perlindungan data pribadi dan pengamanan data kesehatan. Kedua, keterhubungan antara strategi transformasi digital sektor pemerintah dan strategi transformasi digital kesehatan", tutur Budi Leman.

Strategi Transformasi digital sektor pemerintah atau yang lebih dikenal dengan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) mempunyai suatu framework melalui arstiek pengelolaannya.Dalam SPBE ini terdapat enam domain yaitu domain proses bisnis, layanan, data dan informasi, aplikasi, infrastruktur, serta domain keamanan. Setiap domain tersebut memiliki pola hubungan yang menarik untuk diterapkan. 

"Domain ini juga dapat diterapkan pada sektor kesehatan bahwa Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan cetak biru bagi transformasi digital kesehatan 2024. Pada cetak biru tersebut juga terdapat arsitektur teknologi kesehatan yang mencakup tiga platform yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, dan arsitektur aplikasi," tutup Budi. 


Bagikan artikel ini