ByteDance dan OpenAI Ciptakan WuDao 2.0, Saingi Google LaMDA


Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

ByteDance, perusahaan induk TikTok, telah mengambil langkah yang mengejutkan dengan menggunakan teknologi OpenAI untuk menciptakan pesaing model bahasa unggulan dari Google AI, LaMDA. Kolaborasi ini, yang dimulai sejak 2021, telah melahirkan model bahasa canggih bernama WuDao 2.0 yang berhasil mengungguli LaMDA dalam beberapa aspek.

WuDao 2.0, hasil dari kerja sama ByteDance dan OpenAI, menonjolkan kemampuannya untuk menghasilkan teks kreatif seperti puisi, kode, dan skrip. Keberhasilan ini membuka peluang besar bagi ByteDance untuk mengimplementasikan WuDao 2.0 dalam berbagai produk dan layanan baru, termasuk aplikasi media sosial, mesin pencari, dan asisten virtual. Langkah ini dianggap sebagai strategi ByteDance untuk menantang dominasi Google di ranah kecerdasan buatan.

Meskipun Google telah lama memimpin dalam pengembangan kecerdasan buatan dengan LaMDA, kehadiran WuDao 2.0 menunjukkan bahwa perusahaan teknologi besar asal China, seperti ByteDance, mampu menciptakan model bahasa sebanding dengan teknologi Barat. Persaingan antara ByteDance dan Google di dunia kecerdasan buatan diprediksi akan semakin sengit, dengan ByteDance menjadi pesaing serius dalam menghadapi keunggulan Google.

Namun, terdapat sorotan pada penggunaan akun OpenAI oleh ByteDance untuk melatih model kecerdasan buatan mereka, yang dikenal sebagai Project Seed. Langkah ini membuat akun OpenAI milik ByteDance sementara dinonaktifkan karena dituduh melanggar lisensi. Juru bicara OpenAI, Niko Felix, menyatakan bahwa sedang dilakukan penyelidikan, dan jika terbukti melanggar kebijakan penggunaan OpenAI, akun mereka berisiko dihentikan. "Semua pelanggan harus mematuhi kebijakan penggunaan OpenAI untuk memastikan teknologi perusahaan digunakan dengan baik," katanya dikutip dari The Verge.

Penting untuk dicatat bahwa OpenAI dan Microsoft memiliki aturan yang melarang penggunaan large language model (LLM) mereka untuk mengembangkan model AI yang bersaing dengan produk dan layanan mereka. Meskipun penggunaan program OpenAI oleh ByteDance melalui platform Azure Microsoft terhitung minim, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang tindakan selanjutnya terkait masalah ini.

Selain itu, ByteDance tidak hanya berhenti pada pengembangan model bahasa. Mereka juga tengah mengembangkan chatbot sendiri untuk bersaing dengan ChatGPT milik OpenAI. Meskipun versi beta dari platform ini dijadwalkan selesai sebelum akhir tahun, ByteDance disebut menggunakan teknologi OpenAI secara diam-diam dalam hampir semua tahap pengembangan chatbot. Lebih jauh lagi, ByteDance sedang menciptakan generator gambar AI seperti Midjourney, Stable Diffusion, dan DALL-E.

Dalam hal ini mencerminkan dinamika kompetitif yang intens di dunia kecerdasan buatan, di mana perusahaan besar seperti ByteDance dan Google saling berlomba menciptakan teknologi terdepan untuk memimpin pasar global.


Bagikan artikel ini