Kini Deteksi Hewan Berbisa Dapat Gunakan Aplikasi Berbasis AI


Ilustrasi Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Keberadaan hewan-hewan berbahaya di alam liar dapat membuat kita khawatir. Pasalnya saat ini terdapat banyak sekali hewan-hewan yang berbahaya bagi manusia, bahkan hewan tersebut tergolong mematikan. Salah satu hewan yang tergolong mematikan tersebut seperti ular serta laba-laba berbisa.

Saat menjumpai hewan tersebut, tentu banyak orang yang merasa bingung untuk membedakan antara yang berbisa atau tidak. Mengatasi masalah tersebut tentu di butuhkan alat yang dapat mendeteksi hewan-hewan tersebut. 

Negara Kanguru, Australia merupakan salah satu negara yang menjadi rumah bagi 2.000 spesies laba-laba dan 170 spesies ular. Dengan adanya spesies yang sangat banyak tersebut tentu akan sulit untuk membedakannya. Walaupun 90% diantaranya tidak membahayakan manusia, namun terdapat dua jenis laba-laba dan spesies ular berbisa yang dapat membunuh manusia melalui racunnya tersebut. Oleh karena itu, dua ilmuwan asal Australia, Nic dan Murray Scarce berusaha untuk membuat sebuah aplikasi di smartphone yang dapat mendeteksi sebuah hewan berbisa atau tidak dengan menggunakan teknologi terbaru Artificial Intelligence (AI).

Melalui aplikasi tersebut, pengguna cukup men-download dan install aplikasi tersebut pada smartphone-nya. Untuk mendeteksi suatu hewan pengguna dapat memfoto hewan tersebut. Setelah hewan tersebut terfoto maka teknologi AI dari perangkat ini akan bekerja untuk menganalisa dan memberikan informasi seputar famili, genus, dan spesies yang dihasilkan dari foto tersebut. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan informasi tambahan seperti lokasi GPS. 

Aplikasi pendeteksi hewan ini dinamakan Critterpedia. Saat ini, aplikasi ini masih dalam pengembangan tim developer sehingga hanya menyediakan versi beta. Dalam versi ini, aplikasi ini diharapkan dapat mendeteksi spesies ular atau laba-laba yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. 

Dalam pengembangannya, kedua ilmuwan tersebut berkolaborasi dengan ilmuwan dari Data61 CSIRO sehingga aplikasi ini dapat mendeteksi secara akurat mengenai spesies ular atau laba-laba berbisa. Aplikasi ini membutuhkan ratusan ribu foto spesies ular dan laba-laba agar dapat mendeteksi secara akurat. Gambar-gambar tersebut didapatkan dari ahli zoologi di Australia. 

"Perbedaan visual antara dua spesies terkadang bisa sangat halus, sehingga banyak data pelatihan diperlukan untuk mengidentifikasi makhluk secara memadai,” ujar Dr Matt Adcock, pimpinan proyek dan peneliti Data61.

Aplikasi Critterpedia bertujuan untuk memberikan wawasan serta kesadaran yang lebih baik bagi semua warga Australia sehingga dapat menyelamatkan warga serta hewan di negara tersebut.

Apabila aplikasi ini tersebar secara luas, dapat sangat membantu membantu warga yang sering beraktivitas di alam liar namun kurang pengetahuan tentang hewan. Namun, untuk perilisan saat ini, aplikasi hanya tersedia terbatas di Australia saja. 


Bagikan artikel ini