Fortinet Dukung Pemerintah untuk Implementasi Industri 4.0


Ilustrasi Industri 4.0

Ilustrasi Industri 4.0

Pemantauan infrastruktur industri saat ini dinilai sangat penting, terutama dalam mendukung fungsi penting yang dimiliki oleh infrastruktur terhadap berjalannya industri. Pada upaya pemantauan ini, terdapat tiga masalah yang dihadapi pelaku industri di Indonesia dalam mempertahankan keamanan siber atau cybersecurity.

Menurut Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim, tantangan-tantangan yang dihadapi dalam upaya implementasi industri 4.0 ini harus segera diatasi. Hal ini karena industri di Indonesia sudah mulai menerapkan lebih banyak teknologi digital dalam operasionalnya.

“Pertama adalah adanya internet of things (IoT) dan industrial IoT dalam peralatan produksi pabrik yang mengakibatkan meningkatkan jumlah serangan siber dan jangkauan targetnya. Titik kerentanan akan bertambah signifikan di mana pengguna yang tidak berwenang dapat mengakses sistem dan mengekstrak data,” jelas Edwin dalam keterangan resminya di Jakarta, melansir dari Swa.co.id, Kamis (28/4/2022).

Maka dengan keadaan tersebut, Edwin kemudian mengatakan bahwa organisasi bisnis perlu menerapkan sistem keamanan zero trust. Hal ini agar organisasi dapat membatasi akses ke peralatan dan melindungi sumber data penting milik organisasi.

Tantangan kedua yang dihadapi dalam implementasi industri 4.0 adalah meningkatnya adopsi teknologi cloud computing atau komputasi awan, yang bisa berakibat pada kesalahan konfigurasi sehingga membahayakan keamanan dari organisasi sendiri.

Kegagalan yang terjadi pada upaya mengurangi kesalahan konfigurasi kemudian akan memungkinkan penyerang untuk menembus sistem teknologi informasi. Penyerang kemudian akan bergerak secara lateral ke dalam sistem teknologi operasional.

“Tantangan lainnya adalah melindungi sistem warisan yang terbatas dalam kemampuannya melindungi teknologi operasional secara memadai. Perusahaan dan pelaku industri membutuhkan solusi yang memungkinkan cakupan keamanan dan segmentasi jaringan yang efektif,” tambah Edwin.

Sementara dari sisi lanskap keamanan siber, Edwin menuturkan bahwa Indonesia sejajar dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, di mana lembaga publik, sektor swasta, dan infrastruktur terus menjadi target dari serangan siber.

Kemampuan Indonesia sebagai negara berkembang untuk memperkuat status sebagai pusat manufaktur dalam menghadapi industri 4.0 sangat bergantung pada peningkatan ruang sibernya. Selain itu, juga bergantung pada bagaimana Indonesia bisa menciptakan ekosistem yang dapat mengandalkan IoT dengan aman dan melindungi organisasi dalam perluasan jaringan.

Berkaitan dengan tata kelola, otoritas Indonesia sendiri telah membuat langkah besar dalam mengatasi masalah cybersecurity dalam beberapa tahun terakhir. Namun terdapat kebutuhan mendesak untuk menggambarkan tanggung jawab lintas kementerian dan mengatasi kesenjangan kebijakan, seperti merampingkan aturan untuk mengatasi ancaman siber militer dan non-militer.

“Fortinet membantu upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai kesadaran keamanan siber dengan mengadakan acara edukasi bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Inisiatif-inisiatif terbaru ini diadakan awal tahun ini, yang berfokus pada pembentukan ekosistem bisnis yang aman sejalan dengan tujuan Making Indonesia 4.0,” ungkap Edwin.

Edwin pun menjelaskan bahwa dengan adanya peningkatan perhatian terhadap kepatuhan, kerja sama ini juga berfokus pada bagaimana perusahaan Indonesia dapat melakukan pengamanan pada jaringan mereka serta mematuhi peraturan nasional tanpa mengorbankan efisiensi. 

Fortinet telah menemukan bahwa pelaporan kebutuhan otomatis dapat meningkatkan postur keamanan melalui pendekatan secara real time, yang harapannya dapat mewujudkan implementasi industri 4.0 yang efektif.

“Kami juga mewujudkan tujuan industri 4.0 Indonesia melalui kemitraan dengan para pelaku industri. Salah satu inisiatif tersebut adalah dengan sektor minuman, produk tembakau, dan minuman di Jawa Barat dan Jawa Timur,” pungkas Edwin.


Bagikan artikel ini