Google Cloud Hadirkan Contoh AI Baru, Layanan Penerjemah Dokumen


Google Cloud New

Google Cloud

Di ajang Google Cloud Next’22, Google Cloud menghadirkan contoh Artificial Intelligence agent baru berupa layanan penerjemah dokumen dan otomatisasi pemrosesan dokumen kelas enterprise.

Contoh artificial intelligence agent yang pertama adalah layanan berbasis cloud Translation hub. Untuk menggunakan layanan ini, pengguna cukup meng-input dokumen yang akan diterjemahkan di Hub dan memilih bahasa yang akan digunakan. 

Hasil terjemahan dijanjikan Google akan keluar dalam hitungan detik dalam format yang sama dengan dokumen aslinya jika ia berupa dokumen Google Doc atau Slide, PDF, atau doc Microsoft Word. Translation Hub juga dibekali management control seperti pratinjau dokumen dan feedback berdasarkan post editing oleh pengguna.

Layanan berbasis teknologi AI agent ini mendukung 135 bahasa, termasuk bahasa-bahasa utama di Indonesia dan di Asia Tenggara, seperti Bahasa Indonesia, Melayu, Jawa, Tagalog, Tamil, Thai, Vietnam, Cina Sederhana, dan Cina Tradisional. Kemampuan translasi dari contoh artificial intelligence ini didukung oleh teknologi-teknologi Google, seperti neural machine translation dan AutoML.

“Sebelum penerjemahan dengan mesin menjadi dominan, perusahaan biasanya akan mengirim dokumen (yang perlu diterjemahkan) ke penerjemah dan kadang-kadang harus menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan hasilnya,” jelas June Yang, VP Cloud AI & Industry Solutions seperti dikutip dari website Fast Company. 

June menjelaskan dengan Translation Hub, perusahaan dapat melakukan penerjemahan secara swalayan dan memperoleh hasilnya dalam waktu sekitar 30 detik.

Melansir dari Infokomputer.grid.id, layanan penerjemahan ini khususnya ditujukan kepada perusahaan multinasional dan perusahaan yang memiliki basis pelanggan global. Salah satu perusahaan sudah memanfaatkan versi trial Translation Hub adalah Avery Dennison yang bergerak di bidang materials science. 

Digital Innovation & Employee Experience Lead, Avery Dennison, Murali Nathan menceritakan bahwa sebelum menggunakan Hub, proses translasi di perusahaannya sangat terdesentralisasi. “Setiap departemen mengeluarkan anggaran sendiri untuk penyedia layanan penerjemahan,” lanjutnya. 

Akibatnya, menurut Murali, ilmu dan pengalaman dalam menerjemahkan dokumen perusahaan, misalnya pilihan kata, istilah teknis yang khusus, dan lain-lain, justru disimpan oleh pihak ketiga. Hal ini bisa menjadi masalah ketika penerjemah yang biasa menerjemahkan dokumen Avery keluar atau digantikan oleh orang baru. Hasil terjemahan pun berpotensi menurun kualitasnya.   

“Hanya dalam tiga bulan menggunakan Translation Hub dan model terjemahan AutoML, kami melihat jumlah halaman terjemahan kami naik 700% dan biaya terjemahan berkurang 90%,” jelasnya.


Bagikan artikel ini